5

29 4 1
                                    

Semua lancar seperti hari-hari biasanya. Paula merasa sangat bahagia di dunia manusia. walaupun banyak adegan kekerasan tetapi disini tetaplah aman.

Selama ada Tania.

Tapi.. ia lupa tujuan utama untuk ke bumi.
bukankah ia diperintahkan Ayahnya untuk mencari gadis keturunan Agree-manusia?

Tetapi, kemana ia harus mencarinya? sementara tidak mungkinkan harus bercerita kepada Tania.

Walaupun ia tinggal satu atap dengan dia, ia tidak tau betul tentang asal-usulnya. Dimana orang tua Tania?

Tidak usah ditanya orang tuaku kemana.
Ibunda meninggal di depan mataku sendiri, ia disiksa oleh prajurit kerjaan Brylax, kerjaan bundaku berasal.

"Bagaimana keadaan Ayah Kevin, Bunda Gracia, dan Kak Gladys ya? apa mereka baik-baik saja?" gumamku pelan

Aku sengaja pergi ke rooftop sekolah, disini sangat nyaman,sejuk,dan tentram.

"Woi"

Aku menoleh, suara laki-laki? siapa dia?

"Lo ngapain disini? pake ngelamun lagi. disini banyak setan nya, lo gak takut kerasukan? Ucap Revan

"Aku sedang ingin sendiri, disini tempat nya sangat nyaman, oh ya, mengapa kau ada disini?"

Revan terus memandang Guerra, dia sangat cantik, begitu juga lembut. berbeda dengan teman nya yang lebih mirip dengan hantu, karna wajah nya yang selalu masam.

"Oh, gue emang sering kesini,  biasanya sih sama temen-temen gue"

Guerra menoleh, jadi tempat ini sering dikunjungi siswa, walaupun hanya sekedar untuk berbolos?

"Etdah woi! pacaran di loteng mau ngapain?" Ucap Bian

Guerra dan Revan terkejut karena kedatangan Bian dan Bana.

"Dah yuk beb, kita pergi aja dari sini, mending kita berduaan di taman" ucap Bana, hal itu membuat Bian ngeri, apa jangan-jangan Bana gay?

"Heh banana! gue masih normal ya. jijik banget sih lo" Bian menyahut sambil menoel kepala Bana, Bana mendengus sebal

"Makanya nyari pacar! betah amat ngejomblo, kalah sama miper!" Ucap Revan sambil tertawa.

"Iya tau yang lagi pacaranmah, dunia serasa milik berdua, yang lain ngontrak" Sindir Bian yang diangguki oleh Bana.

"Betul tuh betul! eh lo Uera-Urea-ra- sapasih! jangan mau deket-deket dia. dia suka makan kecoa"

Guerra tertawa, tawa nya sangat manis. ia tidak sadar bahwan Revan memperhatikanya.

"Kalian lucu, oh ya namaku Guerra" Ucap Era sambil tersenyum.

"Oke gue Bian ganteng, kembaran nya Shawn Mendes, dan ini kunyuk, Bana. lo bisa panggil Banana, maklum titisan monyet hahahaa"

Bana mendelik. tentu membuat tawa mereka pecah.

"Enak aja lo! percuma ganteng tapi tukang ngupil" ucap Bana, hal itu membuat Bian menatapnya dengan sinis.

"dasar kunyuk, untung temen" batin Bian

"Leo mana?" tanya Revan

"Oh, biasalah diamah" Bana menyahut sambil memperhatikan Guerra yang hanya manyimak mereka.

"Leo itu temen kita juga, dia orang nya emang cuek, terus ketus gitu, ganteng, tapi tetep ganteng gue sih" Ucap Revan dengan menyombongkan dirinya.

Guerra tersenyum, kemudian ia pergi meninggalkan mereka, bagaimana pun juga tidak baik bukan di atas rooftop dengan tiga orang laki-laki yang tidak ia kenal dekat. tentu sangat berbahaya.

AMISTAD√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang