12

27 3 3
                                    

Pukul 01.30

Tania terusik dengan suara ringkihan seseorang, kepalanya menengok kesebelahnya, melihat Guerra menggigil dengan bibir yang memucat.

"Ra! lo kenapa? badan lo kenapa menggigil gini" tanya Tania bingung

Guerra terus menggigil, dada nya sesak naik turun tak beraturan, darah mulai keluar dari hidungnya.

Tania bingung ia harus apa, "Guerra! gue bawa lo kerumah sakit ya?"

Guerra menggeleng ia terus meraung-raung, "bunuh.. bunuh.. bunuh..." Tania terkejut dengan perkataan Guerra, maksudnya apa?

Hidung nya terus mengeluarkan darah, sangat deras.

"darah.. aku mau darah.." ucap Guerra sambil menggigil, Tania kalang kabut, keadaan sahabatnya ini semakin buruk.

Tania menangis melihat keadaan Guerra, ia juga tidak tahan dengan aroma darah yang keluar dari hidung anak itu.

dengan cepat ia mengambil pisau lipatnya kemudan

sreshhhh

darah keluar dari tangan Tania, dengan cepat ia menekan tanganya agar darahnya keluar banyak, dan mulai memberikan kepada Guerra.

melihat reaksi Guerra yang masih meraung-raung ingin darah dengan cepat Tania menggoreskan tanganya lagi

sresshhh

sresshhh

Tania kesakitan, ia terus menahan demi Guerra, walaupun begitu dengan ia melukai tanganya, hasrat untuk membunuh Guerra terhempaskan

Tania terus menekan tangan nya, tangan gadis itu sampai membiru, terlihat darah nya keluar sangat banyak

Guerra berhenti menggigil, nafas nya sudah mulai membaik, Tania tenang saat ini.

Mata anak itu terbuka, ia tidak ingat apa yang dialaminya tadi. netra nya menatap Tania yang sedang menetapnya dengan perasaan cemas.

"Hai" panggil Guerra dengan tersenyum,"kau sedang apa? ini masih malam bukan, kenapa terbangun?" sambungnya.

Tania langsung menyembunyikan tangan nya kebelakang, ia tidak mau Guerra melihatnya

"Gue jengah denger lo tidur dengkur kek gitu, keras banget lagi. pas mau gue bangunin eh lo bangun duluan" Ucapnya

Guerra menyengir lebar, ia baru sadar kalau dibantal nya penuh bercak darah

"iya lo mimisan lagi, sebener nya lo kenapa sih?" tanya Tania penasaran

Guerra tersenyum kemudian ia menggeleng," aku tidak apa-apa, mungkin hanya darah kotor yang keluar" Tania mengangguk mendengar ucapan gadis itu. seperti ada yang menjanggal

"yaudah lo ganti bantal aja, abistu tidur lagi, lagian ini udah malem"

"Siap bunda kedua!" Ucap Guerra sambil hormat tak lupa dengan cengiran khasnya.

Tania tertegun, ia sangat merindukan mamah nya, tapi ia saja tidak tahu keberadaan sosok orang yang melahirkanya itu dimana, ia benar-benar tidak tahu.

Tania tersenyum tipis, "yaudah gue mau ke kamar mandi dulu, kebelet nih"

kemudian ia melesat kekamar mandi untuk membersihkan lukanya, ia terkejut. luka nya benar-benar hilang tanpa bekas.

mengapa selalu seperti ini jika ia berhadapan dengan Guerra? siapa dia sebenarnya?

Dilain tempat, Guerra sedang bingung akan misi nya.
ia sama sekali tidak mencari tentang keberadaan manusia itu. ntahlah, rasanya ia ingin pergi dari kerajaan itu.

AMISTAD√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang