10

16 4 0
                                    

ting!

Ponsel Guerra berbunyi, menandakan ada pesan masuk, dengan cepat ia membuka ponselnya

0822××××××××
Ra, tolongin gue, ini gue Tania!
14:00

PaulaG. Alvarez
kau kenapa? sekarang ada dimana?
14:00

Guerra bingung, sebenarnya apa yang terjadi dengan Tania? ia sangat khawatir

0822××××××××
Gue di gudang belakang sekolah
14:01

PaulaG. Alvarez
aku segera kesana
02.01

Seorang gadis tersenyum sumringah, sambil memegang pisau tajam nya ia memyeringai

"kita akan bermain-main baby"

Guerra dengan cepat berlari ke belakang sekolah. keadaan sekolah sudah sepi, pantas saja tadi Tania menghilang sejak jam pelajaran terakhir ternyata ia dalam bahaya.

Ia masih terus belari, kaki nya tersandung dan menorehkan luka. dengan tertatih-tatih ia terus menuju gudang tersebut.

ia takut Tania nya kenapa-napa

dengan tidak berfikir panjang ia langsung masuk keruangan itu. tapi nihil, disana tidak ada apa-apa

terdengar suara langkah seseorang sedang berjalan kearahnya, gadis itu teres memperhatikan orang itu

"Cania! kenapa kau ada disini? dimana Tania?" tanya Guerra khawatir, ia tidak berfikiran sama sekali

seorang Tania tidak mungkin dikalahkan

"Haha udah gue bilang kalo lo itu bodoh" Ucap Cania sambil mendekat kearah Guerra

Cania sudah mengunci pintu gudang, dan hanya mereka berdua

kemana Syeira dan Cintia? tentu mereka tidak mau mencampuri urusan yang bersangkutan dengan Tania, alhasil Cania sendiri lah yang bertekad untuk merusak wajah cantik Guerra

"Kemana Tania?!!"

Cania tertawa, "kita cuma berdua sayang disini, dan kita akan bermain-main, gue punya hasrat merusak wajah lo yang cantik itu"

Tentu Tania tidak ada disana, sebenarnya ia ketiduran di rooftop sehingga tidak bisa ikut jam pelajaran terakhir

Guerra melotot, ia hanya sendiri disini, tidak ada yang membantunya

"aku akan menjauhkan Revan, untukmu" Ucap Guerra berusaha terlihat tenang

"Hahaha telat bodoh! lo gatau gimana sakitnya gue ditolak mentah-mentah sama dia! lo gatau gimana susah nya gue ngerubah penampilan gue sampe kek gini supaya Revan mau ngelirik gue!

"dan lo, gak bakal tau rasanya disaat gue nyatain cinta gue ke Revan di depan umum yang kesekian kalinya, dia nolak gue karena lo!" lanjut Cania dengan wajah memerah, pertanda ia sedang marah

"dan sekarang.. gue bakal ngancurin hidup lo. Hahahahah" Cania memegang tangan Guerra, tubuh nya mengunci tubuh gadis tersebut agar tidak kabur.

AMISTAD√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang