Guerra sedang berada di toilet siswi Garuda High School. ia tadi sempat izin kepada Pak Mulyo selaku guru Bahasa Indonesia yang menjadi pelajaran favoritnya. walaupun ia pintar di bidang matematika, fisika, kimia, tapi ntah mengapa ia lebih suka pelajaran itu.
Menurutnya, sebagai remaja yang baik. ia harus mencintai tanah air, walaupun aslinya ia bukan dari negara tercinta ini.
Saat ia hendak keluar dari toilet, ia melihat Bella, Nita, dan Dela, keliatanya sedang menunggu seseorang.
"Eh keluar juga ni anak. ngapain aja lo di dalem? boker? ucap Dela
"Ah tidak, aku sedang membenarkan bajuku tadi, dan buang air kecil sebentar, ada apa kalian menungguku? apa pak Mulyo marah karena aku terlalu lama?" Ucap Guerra santun.
walaupun mereka sering sekali membully nya ia tetap sabar, sering sekali mereka mencoret-coret buku Guerra, mengampil pulpen nya, melempar kepalanya dengan gumpalan kertas, Guerra tidak tahu apa maksud mereka.
"Gausah basa-basi! cepet iket dia!" perintah Bella kepada kedua temanya.
mereka mengikat Guerra didalam kamar mandi, tak lupa menguncinya.
"Kalian mau apa?" tanya Guerra panik
"Lo emang polos, tapi gue gatau kenapa benci banget sama lo, padahal sih gaya lo sama gue kerenan gue kemana-mana" Ucap Bella dengan angkuhnya.
"Lo tau? gue sering liat lo ngobrol sama Revan, dikantin, di rooftop, di koridor, cih! kelebihan lo itu apa?" lanjutnya.
"Aku tidak mengerti maksud kalian, aku hanya sekedar mengobrol dengan Revan, itupun ia yang mengajak diriku duluan"
"Gak mungkin! gue udah lama ngejer-ngejer Revan tapi gak pernah tuh di sapa sama dia, apalagi lo yang anak baru! pasti lo duluan yang goda dia dengan muka lugu lo itu" Ucap Bella dengan mengeluarkan sebuah gunting.
Guerra melihat itu kalang kabut, apa yang harus ia lakukan?
Menggunakan sihir? tidak mungkin.
Bella mulai meraba bagian rambut Guerra, jujur ia sangat iri dengan rambut Guerra, rambut nya sangat halus, wangi, dan juga bentuk rambutnya seperti artis-aris papan atas.
Hal itu semakin membuat ia benci. ia mengambil alih rambut tersebut kemudian mulai mengguntingnya.
tapi nihil, rambut itu seperti mempunyai kekuatan, gunting nya saja sampai patah.
"Ck! sialan padahal nih gunting gue baru beli tadi, sampah!" Ucap Bella dengan kesal.
"Biarin gue sama Nita aja Bel yang ngurusin dia. lo tinggal liat aja" Dela memberi usul.
Bella mundur kebelakang. gini Dela dan Nita lah yang menjadi ancamanya.
mereka mengeluarkan lipstik berwarna merah mencolok. dan mulai mengoleskan kepermukaan wajah Guerra.
Wajah Guerra tidak karuan, belum lagi baju nya saat ini yang menjadi sasaran.
sreeekkk
mereka benar-benar merobek bagian dada Guerra, sampai pakaian dalam nya kelihatan. Guerra meringis.
Buka karena kesakitan, tetapi ia malu. baru kali ini ia dilecehkan.
"hiks hiks tolong, sudah jangan lakukan lagi, aku berjanji tidak akan dekat dengan dia aku mohon" rintih Guerra sambil berjongkok.
mereka tidak melakukan itu saja. mereka juga menendang kepala Guerra hingga terbentur dinding.
duakhh!
KAMU SEDANG MEMBACA
AMISTAD√
Teen FictionBagaimana kisah tentang dua orang bersahabat yang berbeda dimensi? Tania yang pemberani mempunyai sifat psikopat bagaikan iblis dan Paula sosok gadis yang lemah, serta wajah yang selalu pucat mereka saling melindungi namun, dibalik persahabatanya te...