Disebuh kamar yang cukup luas, seorang pemuda duduk dengan serius di sebuah meja belajar yang kecil, tangan mungilnya dengan lincah memutar mutar baut kecil didepannya, sesekali ia menghela nafas dalam-dalam dan menyandarkan dirinya di kursi, dilihat pemandangan diluar jendela didepannya sekedar menyegarkan matanya yang lelah melihat part yang begitu kecil. Yaa disinilah ia sekarang, alat yang rusak, terjebak bersama anak kecil menyebalkan, tidak tau ini dimana, tidak tau rumah nya dimasa lalu dimana , sungguh perpaduan yang sempurna
'aku harus segera melakukan observasi, aku harus mencari tau dimana rumahku' batinnya didalam hati, sesekali matanya menangkap bocah yang bermain di halaman, bermain petak umpet sendirian, yaa aneh bukan? Hatinya seperti merasakan perih yang sama, rasa yang sama yg ia pernah lalui, selalu sendirian, selalu kesepian.
Ia pun beranjak dari meja kerja nya dan keluar kamar , karena rumah ini besar ia belum cukup hapal letak pintu keluarnya, untunglah ia bertemu dengan mizuki, kepala pembantu yang mengurus rumah ini
"ano... sumimazen bibi, aku ingin keluar sebentar bisakah kau menunjukkan pintu keluar yang menuju ke halaman belakang" Tanya chinen canggung
"araa~ araa~ mizuki-chan deshou.. mizuki-chan!! Aku tidak suka dipanggil bibi" kata mizuki sambil sedikit menunduk agar wajahnya sejajar dengan pria imut didepannya ini
'mirip bibi daiki, bawel sekali'
"aaah souka,,, iya mizuki-chan aku mau ke halaman belakang lewat mana yaa"
"kau lurus saja ke arah dapur nt belok kiri ada pintu disana, itu pintu ke halaman belakang"
"arigatou.. etto~ keluarga ryosuke...apakah mereka sudah lama meninggal?"
"eeeeh?? Meninggal ??, tentu sajaa mereka semua masih hidup !"
"gomennasai !!! saya pikir mereka semua meninggal, karna ryosuke bilang semua pergi meninggalkan dia" jelas chinen dengan wajah malu dan langsung menunduk kepada mizuki-chan
"eeee? Maksudnya meninggalkan adalah karena mama dan papa nya sedang ke Bangkok, dan chihiro san sedang studi di amerika"
"souka ?? astagaa... ryosuke membohongiku, maaaf ya mizuki-chan"
"tak apaa, aku tinggal dulu ya anak manis" pamit mizuki sambil mengedipkan mata membuat pria mungil ini merinding
Chinen kemudian melangkahkan kakinya menuju halaman belakang, disana lah ia melihat anak laki laki yang dicarinya sedang bermain
"chii-chaaan ~~" teriak anak itu dan langsung menghamburkan pelukan kepada si imut bernama chinen yuri ini Chinen berjongkok didepan anak itu dan langsung menjewernya
"siapa yang membohongiku dan mengatakan bahwa orangtuanya sudah meninggal haaa?"
"aaaaa~ sakit chii-chan !! aku kan tidak bilang mereka meninggal, aku cuma bilang mereka meninggalkan aku sendiri" protes ryosuke
'iya juga sih'
"sudahlah, pokoknya kau yg salah...." Jawab chinen ketus
"dasar orang dewasa~"
"nee ryosuke kau hari ini libur kan?"
"iyaa memangnya kenapaa? Chii-chan mau ajak aku berkeliling dengan mesin waktu?"
"hahahah tentu saja tidak, bukannya mesin waktuku rusak yaa, karena ada seorang anak jahil yang membongkarnya tanpa ijin" sindir chinen
"teheee~~"
"aku mau ajak kamu jalan jalan ryosuke, aku mau membeli beberapa peralatan"
"yattaaaa!! Jalan jalan sama chii-chan !! asiiiik ~~ ryosuke akan pakai baju superhero baru Zero-one ! , chii-chan matte ne~~ mizukii-chan mizukii-chan ryosuke mau jalan jalan... mau ganti bajuu~~" teriak ryosuke kegirangan dan berlari masuk kedalam rumah
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Machine [✓]
Science FictionJudul : Time Machine Genre : family, friendship, romance, futuristik, angst pair : yamachii, nakachii slight summarry : chinen seorang ilmuwan muda menciptakan time machine dan pergi ke masa lalu utk mengungkap kasus pembunuhan orang tuanya, tetapi...