Hari 7 : Salam Perpisahan

108 21 7
                                    

"haaah haaah haaah" nafas chinen tersengal sengal karena berlari sekuat kuatnya untuk mengejar keberangkatan orangtuanya malam ini

"yuri? Yamada yuri yaa?" Tanya yabu ketika melihat chinen memasuki halaman rumahnya, yabu yang tengah sibuk memasukkan barang barang ke mobil itu pun mendekati chinen dan menuntun chinen untuk duduk di kursi, chinen masih tidak bisa menjawab karena kepayahan berlari

"papaaa~~ apa ada yang datang?" suara Inoo terdengar dan ia pun keluar untuk mengecek dengan siapa suaminya berbicara

"yuri-kun?? Kau dengan siapa kemari? Masuklah kemari masuklah yuri kun" tawar inoo setelah melihat chinen yang terengah engah

"tidak apa apa. Aku disini saja. Aku mohon maaf tidak bisa datang ke undangan kalian berdua sore tadi. Jadi aku menyempatkan datang malam ini" jelas chinen pada Inoo dan Yabu

"tidak apa apa.. aku justru marah melihatmu datang jam segini iya kan papa? Ini sudah malam udaranya tidak bagus untuk mu kenapa kau nekat datang kemari" tegur Inoo

Chinen hanya terdiam, entah mengapa semua hal yang ingin diucapkannya tadi mendadak menghilang mendengar omelan mama nya ini

"Inoo sensei ! aku ..... aku ucapkan selamat untuk kelahiran bayimu... bayimu pasti akan tumbuh menjadi anak yang bertanggung jawab, mungkin dia akan cengeng tapi dia akan tumbuh menjadi anak yang kuat, dia akan mempunyai banyak teman, dia bisa berteman dengan baik, dan dia akan menajdi anak yang pintar seperti mama nya, Ino-sensei adalah seorang mama yang hebat. Keputusanmu menjadi dokter tidaklah salah, kau menolong banyak orang dengan kebaikanmu, untuk itu aku ucapkan terima kasih" jelas chinen sambil menunduk tanda melakukan penghormatan pada mama nya, susah payah ia menahan airmatanya agar tidak keluar meski sangat ingin

"yabu-san ! aku mengucapkan terima kasih sudah menjaga Inoo-sensei dengan baik... aku yakin kau akan menjadi papa yang hebat untuk anakmu. Kau adalah orang yang tepat untuk mereka berdua. Kau selalu sigap dengan apa yang terjadi, dari sinar matamu aku tau kau sangat mencintai mereka dan untuk itu aku ucapkan terima kasih"

" terima kasih, kalian banyak membantu ku juga membantu orang lain hiks hiks... kalian adalah orangtua yang baik aku tidak tau kenapa aku menangisi kalian... aku hanya ....hiks hiks aku hanya ....merasa sangat terharu dan aku turut berbahagia atas kebahagian yang kalian dapatkan hari ini.. aku benar-benar minta maaf atas ketidaksopanan ku.. gomenasai"

"yuri-kun arigatou.... Terima kasih sudah menyempatkan datang, kami sangat senang kau memenuhi undangan kami... sudah sudah jangan menangis, kami sangat senang kau disini nee sudah yaa jangan menangis" inoo sensei memeluk chinen dengan lembut, sementara yabu hanya tersenyum melihat keduanya dan mengusap pundak chinen dnegan lembut

"arigatou sudah memberiku kenangan yang indah... " ucap chinen masih berada dipelukan Inoo sensei

'Oeeee oeeee oeeeee'

"oh anakku menangis, sebentar ya yuri-kun" kata Inoo dengan terburu buru ia masuk untuk melihat bayinya dan membawanya keluar karena mereka akan segera berangkat

"yuri-kun lihatlah bayiku.. dia begitu mungil dan lucu kan... chinen yuri.... Namanya adalah Chinen Yuri" jelas Inoo sambil memperlihatkan bayi digendongannya

"kawaiiii~~" puji chinen

"kalau dilihat lihat kau jadi mirip sekali dengan Yuri junior ya hehe" celetuk yabu

'yaaa bayi itu memang aku.. papa kau menyadarinya dengan sangat cepat' batin chinen dalam hati

"papa sembarangan ! tentu saja yuri junior ini mirip mama" protes Inoo

"heheh iyaa juga yaa masa mirip yamada yuri hehehe"

Chinen hanya tersenyum pada kedua orang ini dan bayi kecil mereka, mereka mengobrol beberapa menit membicarakan banyak hal. Chinen merasa sangat cocok jika ngobrol mengenai ilmu pengetahuan dengan mama nya, terkadang ia tertawa lepas mendengar recehan papa nya. Chinen baru mengetahuinya jika papa nya adalah orang yang bodoh tapi pandai melawak, sangat berbanding terbalik dengan mamanya yang pintar dan agak garing .

"emmm anoo.. jika boleh, aku ingin berfoto dengan kalian bertiga jika kalian tidak keberatan" tanya chinen malu-malu

"tentu saja boleh ayo kita berfoto sebagai kenang-kenangan" jawab yabu antusias

mereka pun mengatur posisi untuk berfoto bersama yabu berada di posisi paling kiri kemudian disusul chinen, dan Inoo yang menggendong si kecil

"say cheese~~" teriak yabu dan mereka berempat memasang senyuman terbaik mereka

-00-

"jaaa sudah waktunya kami berangkat yuri-kun" pamit Inoo, sementara yabu yang sudah duduk di bangku kemudi hanya menyembulkan kepalanya di jendela mobil

"apa kau mau kuantar? Ini sudah malam loh yuri-kun" tawar yabu

"tidak usah yabu-san, aku akan pulang sendiri. Kalian berdua hati hati dijalan yaa" kata yuri sambil tersenyum

"kami pasti akan sering main-main ke Tokyo lagi dan kita akan bertemu lagi"

"tentu saja kita akan bertemu lagi Inoo-sensei dan Yabu-san !"

"bye byee yuriii, baik baik ya di Tokyo.. salam pada mama dan papa mu yaa.. jadilah anak yang baik" ucap Inoo untuk yang terakhir kalinya sambil melambaikan tangan dan mobil mulai melaju

"byee byee.... Hati hati dijalan yaa... HATI-HATIIIII~~~ MAMA PAPA HATI HATI !!!!" teriak chinen sekuat tenaga ia berlari kecil sampai dijalan menyaksikan mobil itu berlalu.. berlalu untuk selamanya. Tak terasa air mata mengalir begitu saja membasahi pipinya. Chinen tidak bersedih, dia begitu bahagia sekarang. Dia merasa sangat bahagia

'mama... papa... arigatou~ meskipun hanya sekejap aku merasa sangat bahagia bisa bertemu dengan kalian, tenanglah disana, pergilah dengan tenang, aku sudah merelakan kalian'

Arigatou~ kore made no toki wo

Korekara mo kono saki mo

Todoku to iina kono omoi ga kimi no kokoro e

Itsumademo~ kokoro wo hitotsu ni

Shiawase wo yakusoku ni

Wasurenai kara, wasurenai de ne

Tomoni egaita suto-ri

Te wo tori ate omoi wo kasanete

Shiawase ga tsudzukuyouni

H.our Time

-00-

Bersambung

Time Machine [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang