Hari 6 : Keputusan

119 18 12
                                    


Flashback ketika di cafe

Seorang wanita dengan tubuh agak berisi, berambut pirang pendek dengan setelan bewarna hitam dan rok span selutut duduk sambil memainkan ponselnya, sesekali ia mengaduk aduk minuman di atas meja namun tidak ada niatan sedikitpun untuk meminumnya.

"haai~" sapa lelaki yang kini duduk didepannya, tubuhnya tinggi dan agak gempal,wajahnya seperti preman namun ketika tersenyum lebih terlihat seperti anak mamih yang manja

"sialan kau, lambat sekali datangnya yuyan !" balas wanita didepannya sambil mencubit lengan si lelaki keras

"awwww kau bar bar sekali sih jadi wanita, pantas saja belum nikah nikah"

"belum nikah katamu? Oh iya aku belum nikah karna lelaki ku tidak berani melamarku kau tahu"

"bukan tidak berani sayang ku daichan... aku kan perlu modal, bersabar lah"

"huuuh" wanita bernama daiki ini pun mendengus kesal, melihat sang wanita berwajah masam seperti itu Yuya hanya tersenyum geli. Ia kemudian mengeluarkan sebuah alat kecil di tasnya, berbentuk persegi 4 seperti ponsel dengan layar touchscreen bewarna hitam dan antena kecil di sudut kanan atasnya

"alat ini akan membantu kita" kata yuya dengan wajah yang serius

"apa ini?"

"ini adalah alat untuk menyadap cctv, kau hanya perlu memasukkan IP kamera cctv dan kita bisa mematikannya sesuka hati" jelas yuya

"hmm... menarik ! , rumah nee-san tentu banyak kamera cctv, aku bisa mendapatkan IP nya untukmu. Lalu apa rencanamu?"

"tolong pesankan aku burger dulu aku lapar daichan"

Daiki kembali memasang wajah tidak enak melihat tingkah laku kekasihnya ini, ia pun dengan berat hati pergi kekasir dan memesan makanan untuknya

"ini burgermu tuan, sekarang mana rencanaku" Tanya daiki ketus

"hehe baiklah baiklah~.. Nee-san mu akan melahirkan pagi hari kan?... dan ia membuat pesta perayaan di sore hari.. kau buatlah drama agar ia pergi dari rumah pada malam hari dengan membawa anak dan suaminya. Lalu aku akan menabraknya diperjalanan" jelas yuya

"yuyan aku ingin merawat anak nee-san, aku ingin ia hidup bagaimana jika ia tidak selamat dalam kecelakaan itu ?"

"daichan !! dengarkan aku ! apa kau yakin akan merawatnya? Ia anak laki-laki nee-san mu ! jika ia hidup ia bisa mengambil hak waris ibumu, kau mengerti?"

"yuuyan~ bagaimanapun ia adalah nee-san ku ! Ibu selalu membanggakan Nee-san. Ibu memberikan seluruh saham padanya. Tetapi ia malah pergi dari rumah pergi menikahi lelaki  tidak jelas dan menjadi seorang dokter. selama ini Aku tinggal bersama ibu memenuhi semua tekanan Ibu, memenuhi tanggung jawabnya. Dan seberapa besarpun aku berusaha, Ibu tidak pernah menghargai usahaku" daiki mulai terisak pelan, yuya hanya prihatin melihat wanita didepannya ini. Ia tau ini adalah langkah yang salah, tetapi ia tidak tega melihat nasib wanitanya ini

"daichan... kau sudah melakukan yang terbaik. Kau sudah melakukan peranmu sebagai pewaris perusahaan dengan sangat baik. Aku tau kau sudah bekerja keras" hibur yuya sambil mengusap pundak daiki

"tapi ibu tidak pernah menganggapku begitu yuyan. Ia selalu menunggu kepulangan Nee-san ! selama Nee-san masih terdengar suara detak jantungnya selama itu pula ibu tidak akan menggapku ada. Sekuat apapun aku berusaha, segigih apapun aku memperjuangkan perusahaan,. Bahkan aku membuang mimpiku untuk menjadi pelukis" tangan daiki mengepal kuat

"tapi daichan.... Menyelamatkan anak Nee-san mu bukanlah pilihan yang tepat ! ibumu akan semakin tidak menghargaimu dan akan meng-raja-kan anak Nee-san mu itu, karena dia laki laki !"

"aku akan merawatnya tanpa sepengetahuan ibu ! aku akan merawatnya terpisah dari ibu. Aku membeli sebuah rumah kecil untuk merawatnya.. rumah itu jauh dari keramaian. Aku akan merawatnya disana. Aku akan dibantu keluarga Nakajima disana.. ku mohon.... Yuyan ku mohon Hiks"

"baiklah" yuya mengangguk pelan

"Nee-san tidak pernah salah. Ia adalah orang yang baik. Merawat anaknya adalah caraku menebus dosaku padanya. Aku.. aku....hiks... aku hanya ingin dianggap ada oleh Ibu yuyan hiks hiks hiks.... Dan satu satunya cara adalah dengan membuat Nee-san mati, dengan begitu anak ibu hanya aku seorang !"

"iyaa iya baiklah... aku mengerti....aku sangat mengerti apa yang kau rasakan daichan...kita kembali ke rencana okhe? hapus air matamu"

"okhee, bagaimana selanjutnya? Apa yang harus aku lakukan?" tanya daiki sembari mengusap air mata di pipinya

"baiklah begini... Nee-san mu akan melakukan persalinan dirumah. Kau datang dan jenguklah dia, yakinkan dia untuk benar-benar pergi dari kota Tokyo malam ini juga ! selama kau didalam rumah, aku akan mematikan CCTV dan merusak rem mobilnya. Sampai disini kau mengerti?" jelas yuya dengan mantap

"mengerti"

"aku bisa melacak GPS mobil mereka apa mereka sudah berangkat atau belum, kemudian di jalur luar kota aku akan menabrak mereka hingga tewas. Tapi Daichan... aku tidak bisa menjanjikan keponakan mu selamat atau tidak, tapi aku akan berusaha. Aku akan membawanya ketempatmu"

"yuuya, ini berbahaya, bagaimana jika terjadi sesuatu denganmu?"

"tenang saja.. aku mengambil resiko tetapi aku kan tidak bodoh.. hey kita bahkan belum menikah aku belum mau mati. Kau tenang saja dan lakukan tugasmu dengan baik.. okhe !"

"un ! berjanjilah kau akan baik baik saja, segeralah pulang, jangan tertangkap... dan jangan mati ya awas kalau kau sampai mati"

"iyaa iyaa tenang saja.. tapi daichan ?"

"iyaa? ada apa?"

"jangan menyesali keputusan mu ini"

"......."

Flashback end

bersambung....

Time Machine [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang