Hari 4 : Sakit

107 18 6
                                    

Chinen Yuri... adalah seorang ilmuwan muda yang berhasil menciptakan time machine, dengan nekad dan bermodal keberanian ia melakukan sebuah perjalanan waktu dan pergi ke masa 27 tahun yang lalu demi mencari barang bukti atas kasus pembunuhan kedua orang tuanya . ia begitu ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, siapa pelakunya, dan mengapa . pertanyaan itulah yang terus saja menghantui kepalanya. Sekarang disinilah ia, terjebak di masa lalu dengan alat yang rusak dan seorang anak kecil bernama Yamada Ryosuke yang telah menolongnya ketika pingsan, belum lagi ia menemukan sebuah fakta mencurigakan tentang bibi nya sendiri.

'aku harus menyelesaikan alat ini sebelum besok' batin chinen dalam hati, sesekali ia menyeruput kopi latte hangat di mejanya. Rambutnya sudah terlihat lusuh dan berantakan namun raut wajahnya masih saja focus dengan alat kecil dimejanya

"chii-chan.. sedang apa?" Tanya ryosuke yang baru saja memasuki kamar dengan lesu

"heey, kau sudah pulang? Apa mereka sudah berangkat?" tanya chinen tersenyum dan memutar bangku agar bisa menatap si anak yang baru pulang dari bandara ini

"un.... Mereka pergi ke paris hari ini..."

"souka.. sibuk sekali yaa"

Tiba tiba ryosuke memeluk chinen, chinen hanya tersenyum dan mengelus pungung anak itu lembut, ia tahu ryosuke ingin lebih lama lagi bersama mereka, ia tahu meskipun ryosuke berlagak cuek tapi sangat membutuhkan mereka. Chinen adalah sosok yang pernah mengalami itu semua. Orangtua merupakan jantung hati dari anak anak mereka, jika mereka tidak ada beginilah jadinya, Sepi dan sendiri akan menjadi sahabat terbaik di masa kecil.

"hey.. sejak kapan superhero jadi cengeng begini"

"urusai yo" sewot ryosuke

"heyy heey.. jangan marah... kau jelek kalau marah... lihat lah.. lihat kemari aku sedang membuat alat penyadap suara. Besok aku akan memata-matai seseorang, aku ingin mengetahui apa yang mereka bicarakan" kata chinen berharap bisa mengalihkan perhatian ryosuke

"sugoiii~ chii-chan !! kenapa bisa pintar sekali sih... aku kalau matematika rasanya mau kabur saja dari kelas" jawab ryosuke

"ehehehe ya karena belajar lah, karna aku tidak tau harus melakukan apa, jadi aku membaca banyak buku. ibuku seorang dokter jadi banyak sekali buku warisannya yang bertema tentang sains, biologi, kimia dll. Dan aku juga mempunyai seorang bibi.. dia bilang tumbuhlah jadi anak yang pintar, agar orangtua mu merasa bangga di surga sana jadi aku belajar dan terus belajar selama hidupku, sampai aku bisa berada di titik ini" jelas chinen,

"chii-chan adalah orang yang kuat, chii-chan pasti bisa menyelesaikan semua ini dan mencapai tujuan chii-chan" puji ryosuke

"un ... kau juga yaa" dengan gemas chinen mengusap kening si anak

"eeh ? kau demam ryosuke?" khawatir chinen karena merasa kening anak ini agak hangat

"aku sedikit tidak enak badan, aku ingin tidur chii-chan"

Chinen beranjak dari meja kerjanya dan menggendong ryosuke ketempat tidur

"aku akan minta obat penurun panas pada mizuki, kau istirahat disini ya" kata chinen dan mendapatkan anggukan lemah dari si kecil

Chinen melangkah keluar kamar dan pergi ke dapur, ia mencari sosok mizuki namun tidak menemuinya dimanapun. Mungkin mizuki sedang berbelanja. Chinen kemudian memanaskan air dan berniat untuk memasak bubur tetapi tunggu.. ia kan tidak tau caranya?

'bagaimana cara memasak bubur, apa nasinya di seduh air panas begitu ?? apa aku menambahkan zat asam agar nasinya terfermentasi? Pasti akan butuh waktu lama... sial.. bagaimana sih cara memasak bubur' batin nya dalam hati dan ditengah kebingungannya tiba tiba mizuki muncul entah darimana dan mengagetkan pria imut ini

Time Machine [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang