flowers spread on the fence

1.1K 182 9
                                    

hari ini dokter datang mengecek keadaan yangyang. mama sengaja memanggil dokter karena sewaktu menata barang² di meja nakas, mama melihat pergerakan kecil pada jemari yangyang.

"syukurlah, kondisi yangyang mulai mengalami peningkatan. kami akan terus mengecek perkembangannya" kata dokter. mama begitu lega mendengarnya, walaupun yangyang belum sadar sepenuhnya.

lingling yang baru saja mendengar kabar itu segera bergegas ke rumah sakit. ia berlari di sepanjang koridor lalu membuka pintu kamar kakaknya dengan nafas tersengal.

"lingling?"

"aku ingin bertemu kakak ma!"

----

malam itu lingling bersikukuh ingin menggantikan mamanya menjaga yangyang. ia bolak balik menyuruh sang mama pulang agar beliau bisa istirahat dirumah.

"ayolah ma... mama harus istirahat dirumah..." kata lingling.

"kau yakin menjaga kakakmu seorang diri?" tanya mama.

"iya, jangan khawatir. kalau ada apa² aku akan mengabari" ucap gadis itu memastikan.

akhirnya mama pun pulang setelah sopir pribadi mereka datang. lingling menutup pintu perlahan.

gadis itu membenarkan posisi kursi agar ia bisa duduk disamping ranjang kakaknya. ia memegang tangan kakaknya seakan berusaha membuat tangan kakaknya tidak kedinginan.

"apa tidak dingin tanganmu kau biarkan begini kak?" tanya lingling yang tentu tidak akan dijawab yangyang. gadis itu hanya tersenyum.

"aku senang kakak mulai membaik. kuharap setelah kakak sadar nanti, kita bisa akrab ya..." ucap lingling. "aku iri dengan teman²ku yang akrab dengan saudara mereka. aku juga ingin seperti mereka"

"kau tau katja— ah mungkin kau tidak tau, ia teman sebangkuku. dia selalu cerita kalau kakak perempuannya selalu membuatkan makanan. mereka juga sering pergi bersama. aku senang sekaligus iri. aku ingin juga menikmati makanan bersama, jalan² bertiga dengan niannian... aku tidak akan memaksamu belajar memasak, biar aku saja atau kita bisa kan membeli makanan diluar? pasti menyenangkan..." lingling menghadap ke yangyang setelah daritadi sibuk bermain dengan tangan kakaknya.

tentu yangyang masih tidur. lingling tersenyum lagi. "oiya, aku juga sering mendengar cerita lena—temanku di kelas seni, ia juga sering pergi ke bioskop dengan kakak laki²nya. kadang mereka juga pergi ke taman hiburan. kau tau, aku juga ingin seperti lena. tapi aku tau kau punya kesibukan sendiri. aku jadi ingat kau pernah marah karena aku mengajakmu pergi bersepeda, padahal kau sedang akan pergi bersama temanmu. maaf soal itu.." seakan belum puas bermonolog, lingling malah makin antusias meneruskan omongannya.

"ayo kak, cepatlah sadar. niannian merindukanmu dirumah. ia terus²an menggongong di depan kamarmu dan kadang terdengar mengganggu... aku... sangat menunggumu pulang..." tak lama lingling menangis. meskipun tak begitu dekat, ia sangat mengerti yangyang. bahkan dalam keadaan seperti inipun ia rela menginap di rumah sakit agar ia bisa menjaga kakaknya sekaligus agar mamanya bisa istirahat dirumah.

merasa ada pergerakan kecil dari tangan yangyang, lingling makin mengeratkan genggaman tangannya dengan tangan yangyang. gadis itu menangis sampai tertidur tanpa ia sadari.

----

yangyang mendengar semuanya. hatinya begitu sakit mendengar ucapan adiknya. ia sadar selama ini ia tidak begitu dekat dengan lingling tapi gadis itu sungguh paham dengan dirinya.

selama ini ia hanya menjadi kakak yang dingin dan tidak perhatian, padahal adiknnya sangat ingin menghabiskan waktu bersama.

taklama yangyang kembali ke tempat putih itu lagi. tuan berjubah muncul dihadapannya.

bacot ∥ yangyang(✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang