Aku takut anggap-anggap menunjuk larikku palsu, semena tuang angkara pada mereka yang sejatinya tertulis betul; berakar di lubuk, berpucuk di pelipisku. Abjad-abjad kuajak susun jembatan, berdasarkan rasa yang berundak-undak. Tak apa jemariku linu, asal aku dapat beri jeda pada gelegak lara. Ini gerak berontak dari kekangan dengan cara paling syahdu.
Kamu boleh eja mereka, duduk di samping sambil dengar nyanyiannya. Satu mohonku. Jangan hadapkan telunjukmu.
26/04/20.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lapang, Lantur.
Poetrysebab benakku tak lelah angkat suara, hantarkan larik-larik yang hanya ia paham. aku coba lapangkan segala kelanturannya dalam prosa yang mungkin tak ingin kaudengar. Picture by Yusuf Evli on Unsplash Edited by Aksara- copyright 2020 by Aksara-