Pukul satu dini hari, sebelum aku jatuh terlelap dalam setimbun syair-syair. Akan aku senandungkan satu, dua, tiga, dan seterusnya lagi bait-bait penyapa, lantunkan asa dalam relap-relap gulita. Biar aku telusuri paham, hingga nanti dapat rangkai sebingkis nikmat, lalu luka pun terasa cukup sampai di sana; diam, stagnan, tak sudi mendekat, dan mengerti bahwa aku dan kamu pantas berbahagia.
24/04/20.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lapang, Lantur.
Poésiesebab benakku tak lelah angkat suara, hantarkan larik-larik yang hanya ia paham. aku coba lapangkan segala kelanturannya dalam prosa yang mungkin tak ingin kaudengar. Picture by Yusuf Evli on Unsplash Edited by Aksara- copyright 2020 by Aksara-