Kamu pernah bilang bahwa aku adalah matahari, milikmu, dan kebanggaanmu. Matahari pada definisimu adalah hangat. Kamu bilang aku seperti itu, membanjiri dengan ketenangan, usir badai dalam kalbu yang buat kamu kalut tiap jarum jam robek hari. Bibirmu selimutkan aku dengan kata-kata yang buat aku mencintai diri, yang buat aku menjadi manusia paling dihargai, yang buat aku mengerti bahwa aku ada dan pantas untuk itu. Lebih dari lima kali, kamu tanamkan kepercayaan bahwa keberadaanku seberharga itu, kehadiranku teramat sangat kamu sayangi. Tidak mau kehilangan, kamu dan aku mencegah kepergian, kita berjalan lagi pada seutas tali yang kesekian kali putus dan kian rapuh. Ribut, hening, bersilat lidah bahkan sampai subuh menjelang, lalu kembali pada senyap dan refleksi diri. Kemudian esok pagi, kita kembali menjadi insan-insan yang kukira saling membutuhkan, sama-sama haus akan gelontoran kasih yang tak bisa sekali pun kita raup. Aku kira kita bisa saling menjadi rumah, jadi sesosok orang lebih dewasa untukmu dan untukku berlindung, tapi kamu, pun aku lupa tentang matahari yang tersemat pada diriku, yang telah kamu labeli dalam setiap pertemuan semu. Kamu lupa kalau matahari bisa membakar rimbun, aku lupa kalau matahari bisa kehilangan daya dan melahap tanpa ampun. Hitungan apa yang kamu gunakan untuk ukur sangkala? Jutaan? Miliaran? Matahari tetap akan menjadi bintang yang kalah di penghujung masa karena tidak memiliki waktu selamanya, meski di rentang waktu hidupnya, ia telah coba berikan yang terbaik dari apa pun yang dimilikinya.
Saat itu datang, kala matahari serupai raksasa merah dan tarik umur planet di sekitarnya, kamu hanya miliki dua pilihan: ikut hangus tanpa sisa atau pergi dan lupakan perihal kita.
... yang kedua akan biarkan langit kesayanganmu tetap ada, walaupun tanpa aku di dalamnya.
01/05/20.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lapang, Lantur.
Puisisebab benakku tak lelah angkat suara, hantarkan larik-larik yang hanya ia paham. aku coba lapangkan segala kelanturannya dalam prosa yang mungkin tak ingin kaudengar. Picture by Yusuf Evli on Unsplash Edited by Aksara- copyright 2020 by Aksara-