Eps. 14 // RUMOR

26 4 0
                                    

Happy Reading

Flashback on..

"Nova!" teriak Alleya kencang dari luar rumah Nova.

Tak lama Nova keluar dari rumahnya, menggunakan jaket merahnya. "Iya, iya, udah nih. Gak sabaran banget! Padahal kan biasanya lo yang paling lama siap - siap, Al!" cibir Nova. Alleya sama sekali tak menggubris itu.

"Ngapain pake jaket?" tanya Alleya.

"Lo gak liat cuaca? Noh liat diatas! Udah gelap gini!" jawab Nova. Kemudian ia menunjuk ke arah langit. Tatapan Alleya mengikuti arah telunjuk Nova.

Alleya hanya mengangguk - angguk saja. Ia tau bahwa cuaca sedang tidak bersahabat, dan sepertinya sebentar lagi akan turun hujan. Namun, bagi Alleya itu tak masalah. Jika hujan terjadi, ya terjadilah. Ia sama sekali tak takut dan tidak peduli juga jika ada hujan. Malahan dia sama sekali tidak membawa jaket, atau pun payung.

"Nova, gak bawa payung?" tanya nenek Nova dari dalam rumah.

"Nggak, nek. Nova udah bawa jaket kok!" jawab Nova dengan berteriak.

"Bawa payung, Nova! Nanti kalau kamu kehujanan gimana?" teriak nenek Nova yang tak kalah kencangnya. Nenek Nova memang sangat perhatian pada Nova. Karena yang selama ini mengganti posisi ibunya adalah neneknya.

"Nggak, nek! Gak akan kehujanan kok! Kalau hujan nanti Nova neduh dulu di rumah teman! Nova pergi dulu, Assalamualaikum!" setelah itu, percakapan mereka pun berakhir. Nova dan Alleya segera beranjak dari rumah Nova.

"Sekarang mau samper ke rumah siapa dulu?" tanya Nova.

"Gak tau tuh, masa anak laki - laki yang minta di samper, kan harusnya perempuan!" Alleya berdecak sebal. Memang banyak permintaan nih teman - teman laki - lakinya jika ingin kerkom. Dan, tiap kali harus Alleya duluan yang nyamper. Sedangkan mereka? Mereka hanya menunggu hingga Alleya datang.  Benar - benar menyebalkan, bukan? Bukannya janjian, ini malam minta di samper. Pemalas! Mulut Alleya berkomat - kamit sendiri, masih sebal dengan teman - temannya yang terus bergantung padanya.

"Kita samper ke rumah Wahyu dulu deh. Tapi kamu yang nyamper ya, Nov," ucap Alleya menjawab pertanyaan Nova tadi.

"Ishh, gue juga malulah kalau nyamper ke rumah laki - laki! Nanti di sangkanya malah kita yang kayak ngejar - ngejar mereka kan? Dan, gue paling gak suka kalau nanti orang tuanya ngomong yang aneh - aneh! Kan banyak yang bilang pacarnya!" kesal Nova. Ia tahu bagaimana sifat para orang tua, pasti jika ada teman perempuan ke rumah teman laki - laki atau pun sebaliknya, sering banyak yang menuduh mereka pacaran. Dan, hal inilah yang paling di benci oleh Nova dan Alleya juga.

Alleya mengangguk setuju. "Makanya aku nyaranin kita ke rumah Wahyu dulu. Kan si Wahyu tetanggaan sama Raisha, sekaligus sepupu-an. Jadi kita bisa minta Raisha panggilin Wahyu. Udah dari rumah Wahyu, kita ke rumah Axel. Kan yang nyamper bisa si Wahyu. Dan terakhir ke rumah Rei. Gitu maksud aku. Kamu ngerti gak sih?"

Kini, Nova baru paham maksud dari perkataan Alleya. "Memang pinter sih lo. Udah mikir jauh kayak gitu aja."

Alleya hanya diam tak menjawab apa - apa. Kemudian, mereka berdua melanjutkan perjalanan mereka menuju ke rumah Wahyu dengan berjalan kaki. Memang sangat jauh sih, namun mereka lebih suka berjalan kaki agar bisa menikmati waktu untuk saling berbincang lebih lama. Habisnya, hari ini juga hari weekend, jadi mereka bisa bersantai - santai.

THE MEMORIES (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang