CHAPTER 18

95.2K 6.4K 769
                                    

Ost to part ini~Brisia jodie -hari ini esok lusa

Enak gais lagunya,aku Sukak aja sih .

Happy reading.

Mereka bilang Aku terlalu naif!!Dan aku mengakuinya bertahun-tahun hidup dengan luka dihati dengan banyak penyebab.

Mereka berkata aku terlalu lemah saat tak berani meminta pertanggungjawaban laki-laki yang menghamili aku. Baiklah nyatanya aku memang seperti itu.

Sudah 4 tahun waktu berjalan tapi aku masih belum melupakan kejadian itu, Aku bertanya-tanya apakah laki-laki itu sudah sadar akan kehadiran kami atau masih sama seperti dulu masih menyangkal keadaan kami.

Yup! Anakku sudah tumbuh baik usianya sudah 4 tahun, dia sudah ku daftarkan ke Tk karena tidak ada yang menjaganys jika aku bekerja,karena tante deskapun sekarang sedang sibuk menjaga cucunya yang baru saja lahir.

Raka alfarezi aditama
Berparas sama persis dengan sang ayah, apa aku terlalu membenci ayahnya hingga raka sangat mirip dengan ayahnya bahkan seperti copy an dari ayanya.
Entahlah itu mitos atau fakta.

aku kagum anakku sangat manis sekali, dia pintar cepat tanggap dan tidak rewel.dia seakan didokrin untuk mengerti keadaan.

Ah, rasanya sangat mengagumkan membesarkan nya dalam 4 tahun belakangan ini rasanya nano-nano, ada tawa dan haru, tangis dan bahagia, sedih dan senang.

Aku masih sama tidak ada yang berubah tidak pula menjalin hubungan spesial, karena tau diri seberapa hinanya diriku.

Aku mulai penasaran pada sosok ayah dari anakku, Apa kabar nya? Masih samakah? Masih dinginkah? Sudah menikah kah atau sudah merasa bahagia kah.

Salahkah jika aku memikirkan nya 4 tahun ini apa ada yang mau menghujat atau mengataiku, baiklah aku terima. Aku tak tau apa yang salah dengan diriku.

Aku merasa laki-laki itu berada dekat denganku tapi aku tak dapat melihat nya. Aku merasakannya sungguh rasanya bahkan ia mengawasiku.

Kadang aku berpikir kalau aku hanya sedang halu, tapi itulah kenyataan nya, saat bekerja pun aku merasa diawasi, yang heran tak ada yang berani memecatku walau aku sering terlambat karena mengurusi ini itu dirumah.

Bahkan aku sering mendapat bonus dengan alasan atasanku untuk anakku raka, saat aku bertanya mereka hanya bilang sudah terima saja rejeki nya raka.

Raka sering kekantor untuk menungguiku bekerja, banyak pegawai yang gemas akan tingkahnya yang lucu.

Ceo perusahaan pun telah berganti, tapi selama aku bekerja aku tak pernah melihat bahkan mendengar suaranya pun tidak, saat pengangkatan nya aku tak hadir karena raka rewel Akupun izin Karena  takut mengganggu nanti.

"Ndaaaaaaaaaaaaaa"teriak raka memanggilku dengan suara cadelnya ia berlari tergopoh-gopoh kearahku.

Ah putra tampanku sudah pulang rupanya "Nda, napa ko uduk dicini? "tanyanya

"Gapapa, bunda cuma tungguin raka aja, gimana perasaan nya hari ini disekolah? Belajar apa aja tadi nak? "tanyaku untuk mengetahui bagaimana harinya disekolah

Ia tersenyum lebar "Aik ndaa, laka unya emen. Aik anget api uman catu. Yang ainnya gak au emenan ama laka katana laka gak oleh unya emen anyak, gak antes laka kan gak unya ayah akanya emen-emen gak cuka emenan ama laka bun. Laka cedih laka unya ayahkan bun? "tanyanya murung

Aku prihatin seusianya saat ini ia tak pantas diperlakukan begitu, anaknya tak salah sama sekali.
"punya kok sayang, raka jangan sedih ya dan jangan membenci inget kan apa yang bunda bilang?"tanyaku

I AM PREGNANT  (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang