RAMADHAN WRITING CHALLENGE
About TARAWIH02 Ramadhan 1441
Untuk malam ini, kami diundang di acara salah satu pondok pesantren Kudus dalam rangka Tausiyah Ramadhan yang dihadiri oleh beberapa ustad kondang terkenal. Dalam artian, aku dan Tirta akan menjadi tamu VIP yang menghadiri acara tersebut.
"Kita shalat tarawih disana aja, Sayang." Ucap Tirta sambil membenarkan pecinya.
Aku melongo heran. Masalahnya nih ya, shalat tarawih di pondok tersebut dalam satu malam menghabiskan bacaan dua juz, DUA! Gila! Aku saja yang mengikuti tarawih dengan bacaan surat pendek sering mengira ngira kapan selesainya dan merasa lelah. Gimana kabar dengan dua juz? Akhirnya aku menggeleng, "Harus banget ya di sana? Kita nggak diwajibkan shalat disana loh, Mas."
"Iya ngerti. Tapi kan nggak enak juga Sayang, di undang tanpa mengikuti acara tuan rumah. Tau taunya aja datang, aneh gitu rasanya." ternyata Tirta masih saja keukeh dengan keputusannya.Oke, dengan keputusan dealnya, kita berangkat ke pondok pesantren tersebut demi memenuhi undangan dan menjalankan shalat tarawih disana. Pulang pulangnya Tirta bermuka kusut, "Sumpah, pegelnya MasyaAllah. Kayak shalat di Masjidil haram aja akunya."
Aku tergelak keras, lucu nggak sih? Dia yang bikin keputusan dan baru merasakan resikonya apa? Aku meledeknya, "Sukurin aja Mas, jarang jarang kan kamu baca dua juz dalam satu malam?"
Lalu ia mendengus sebal. Ngeyel sih dibilangin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daily Journal
Narrativa generaleIts my Ramadhan Writing Challenge, actually. Sepertinya bisa dilanjutkan ke novel. Kehidupan rumah tangga itu jangan dipandang enaknya doang. Nggak tau aja, ada aral yang melintang sampai titik konflik penceraian ada. Jika proses medis nggak bisa me...