"Lalu siapa yang akan menjawabnya?"
"Aku..." Jawab seorang pria yang sudah berdiri di ambang pintu.
"Kau..." Aysel memerah karena marah. Dia menarik bantal bermaksud melempar pria tersebut tapi malah merintih kesakitan.
"Sudah sakit begitu, masih juga galak kayak macan". Pria itu tergelak.
"Ini karena kamu", teriak Aysel.
"Lho... Kok aku sih! Seharusnya kamu berterimakasih karena aku sudah nyelamatin hidup kamu. Jadi sekarang kamu hutang nyawa sama aku. Yang artinya... Kamu itu milik aku". Pria itu tersenyum menggoda.
Bukannya tergoda, Aysel malah semakin marah.
"Siapa yang minta kamu selamatkan, hah... Lebih baik aku mati daripada harus berhutang nyawa kepadamu".
"Ck..ck..ck... Dasar gadis barbar. Whatever... Mau tidak mau, suka tidak suka, diakui ataupun tidak... Akulah pahlawanmu".
"Songong sekali", pikir Aysel.
"Pahlawan dalam mimpimu", tukas Aysel lagi.
"Kalau aku disuruh memilih, lebih baik aku tidak bertemu kamu lagi seumur hidupku"."Wah, jangan dong... Kalau kamu rindu padaku, gimana?"
"What!!" Pekik Aysel.
"Sebelum kesini, emangnya kepala kamu terbentur tembok ya?" Sahut Aysel sarkas."Aduh, kok doain calon suami kayak gitu sih, sayang!"
"Calon suami? Hello... Memangnya kamu siapanya aku? Kita tak punya hubungan apa-apa". Tegas Aysel.
"Tapi kan kita pernah akan bertunangan. Yaa... Anggap aja, itu adalah hubungan yang tertunda".
Aysel sangat marah... Dia kembali diingatkan akan hal yang paling ingin dilupakannya dalam hidupnya.
Tanpa diduga, dia mencabut jarum infus di tangan kanannya. Dia bangun dengan terhuyung-huyung. Meski harus menahan sakit di pundaknya dia mencoba berdiri dan melangkah.
Ali Faroughi tercengang...
"Hei, Aysel... Apa yang kamu lakukan? Kamu sudah gila!" Ali menahan tubuh Aysel yang meronta.
"Lepas... Aku mau pergi. Lebih baik aku mati daripada harus menerima kebaikan darimu. Untung kau mengingatkanku tentang pertunangan kita yang gagal. Itu adalah sejarah terburuk dalam hidupku. AKU BENCI KAMU ALI FAROUGHI!!!" Teriak Aysel sebelum kehilangan kesadarannya.
Untung Ali sigap menangkap tubuhnya.
Hati Ali remuk. Begitu besarkah kebencian Aysel kepadanya.
Perlahan dibaringkannya Aysel di ranjang.
Dipandanginya wajah pucat Aysel. Ada air mata mengalir di sudut matanya.
Begitu dalam luka yang ditorehkannya di hati gadis itu.
Sedemikian besar kebencian gadis itu padanya. Sehingga dia lebih memilih mati daripada menerima kebaikannya.Dia akui apa yang terjadi di masa lalu itu adalah kesalahannya. Tapi ada kebenaran yang harus diketahui Aysel. Dia tak keberatan Aysel membencinya setelah mengetahui yang sebenarnya.
(***)
Lima tahun yang lalu... (Pov Ali Faroughi)
"Apa?" Ali mendapat laporan adanya sabotase dalam pesta pertunangannya, satu jam sebelum acara puncak.
Orang kepercayaannya mengatakan ada konspirasi untuk melenyapkan mereka-keluarga Faroughi dan Dolunay- karena aliansi dua keluarga itu yang selalu menghalangi para penjahat dalam menjalankan aksinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
AYSEL & AYSEN
AksiyonDua gadis kembar yang harus menghadapi dunia kejahatan. Beruntung mereka didukung oleh orang-orang yang mencintai mereka. Ali Faroughi takkan tinggal diam jika ada yang berusaha menyakiti Aysel. Sedangkan Alexander Neeson berusaha untuk menumbuhk...