•1•

951 99 3
                                    

Hari ini adalah hari pertama Retta masuk sekolah setelah berdiam diri berhari-hari di dalam kamar rumah sakit.Dia sungguh sangat senang karena bisa keluar dari situasi itu,rengekan kepada ibu dan ayahnya berhasil, dia boleh pulang cepat.

"Rettaaaaa!" Teriak seorang gadis bersurai coklat dari dalam kelas.

"Nggak usah teriak-teriak Nadin,gue nggak budeg" Ujar Retta malas, Retta sudah hapal betul sifat sahabatnya, sejak mereka di sekolah dasar dia paling heboh dan berisik.

"Habisnya lu pake asam lambung segala 5 hari lagi nginepnya,bisa stress gue lu nggak ada di kelas,gue nggak bisa teriak-teriak,curhat juga bingung kemana" Ujar Nadin beruntun,membuat Retta yang mendengarnya pun pusing.

"Ya terus gue kudu gimana kalo kambuh? salto gitu? aneh lu" Ujar Retta datar.

"Ya,lu kalo tau punya asam lambung kenapa makan pedes-pedes pake acara sombong lagi,kesel gue" Ujar Nadin dengan kesal.

"Iya-iya, udah ayok masuk,mau di ambang pintu terus-terusan gini? tu pada mau masuk" Ujar Retta sembari melirik dua anak di belakang mereka.

Retta berjalan menuju bangkunya, ia sesegera mungkin meletakan tasnya lalu menghampiri temannya yang sekarang partner sebagai bendahara.

"Ravi,gimana kas sama uang LKS?" Tanya Retta membuat yang di panggil menoleh.

"Lu pake acara sakit sih,pada telat kan" Kesal Ravi sembari memberikan buku kebendaharaan kepada Retta.

"Ih,yaampun,kosongnya persis kayak dompet gue" Ujar Retta membuat Ravi terkekeh.

"Curhat lu?" Ejek Ravi membuat kerutan di dahi Retta bertambah.

"Pokoknya gue nggak mau tau,nanti kita labrak sampe gedek sama anak yang telat bayar" Ujar Retta menggerutu kesal.

"Iye-iye cuk,brisik kon" Ujar Ravi juga mulai kesal kalo mengingat anak-anak yang menolak bayar kas dan LKS,jika ia kesal logatnya pun keluar.

"Cak cuk cak cuk,sini punya nama ,Maretta Syifanazia" Ujar Retta lalu pergi meninggalkan Ravi untuk duduk di bangkunya karena bell sekolah sudah berbunyi.

••

Tuning~tuning

"Waktu istirahat telah tiba"

Mendengar suara itu membuat banyak murid-murid berhamburan dari kelasnya masing-masing.

"EH LU SEMUA NGGAK BOLEH KELUR!" Teriak Retta membuat se isi kelas terdiam.

"nahkan,di jambak kita nanti sama dia"

"mampus,kas gua belum lunas"

"habis ini duit gue abis"

Itulah jeritan hati para rakyat kelas 11 IPA 3.

"Siapa yang nolak bayar kas sama LKS?!" Tanya Retta kesal, di belakang Ravi menatap kasian teman-teman mereka.

"Lu semua ya pinter banget alesannya nggak punya duit, situ beli iphone 11 pake apa?!" Bentak Retta.

"Hey,ini sekolah mahal lho nggak mungkin kalian anak pejabat anak tentara anak pengusaha kaga punya duit!" Lanjut Retta dengan kerutan di dahinya.

"Kas cuma 5 ribu,LKS juga kaga sampe 50 ribu,bayar ngapa si,kaga guna rumah menggrong-menggrong bayar segitu kaga mampu!" Ujar Ravi menambahkan.

"BAYAR SEKARANG SEADANYA!" Bentak Ratta sembari mengeluarkan kotak untuk uang Kas.

Semua murid keluar sembari memasukan 5 ribu pada kotak itu,Retta memberi maaf,walupun keterlaluan mereka juga temen Retta.

"Kas masi gue maafin,tapi LKS besok kudu udah pada bawa duit nanti gua absen yang belum!" Uajr Retta yang diangguku teman-temannya.

•𝔹𝔼𝔻𝔸•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang