"Mah...""Angkasa" Ujar ibu Angkasa sembari memeluk erat sang anak.
"Kamu itu kemana aja,mama khawatir banget lho sa" Ujar ibu Angkasa sesenggukan.
"Mah,maafin Angkasa" Ujar Angkasa.
"Nggak papa nak,nggak papa" Ujar ibu Angkasa sembari menepuk punggung Angkasa.
"Angkasa nggak tau kalo mama hamil,maaf,Angkasa langsung pergi dan nggak dengerin omongan mama" Ujar Angkasa bersalah.
"Pa.." Panggil Angkasa kepada sang Ayah yang sedari tadi hanya memperhatikan sang anak dan istrinya.
"Maaf,selama ini Angkasa egois,selama ini Angkasa nggak pernah hargain papa,maaf,emang Angkasa anak durhaka" Ujar Angkasa melemah.
"Hey,nggak,kamu anak muda dan papa ngerti, maaf ya papa jarang pulang kerumah,ada alasan kenapa papa jarang jenguk kalian" Ujar sang Ayah lalu mengelus puncak rambut Angkasa.
"Jadi udah ya,nggak usah salah-salahan,semuanya udah selesai,makasih ya mama papanya Retta udah mau nenangin istri saya,makasih juga Cakra sama Retta udah mau cari Angkasa" Lanjut Ayah Angkasa.
"Nggak masalah om,besok Angkasa di kerangkeng aja " Ujar Retta membuat semua orang tertawa.
"Mau saya sih gitu ta" Ujar Ibu Angkasa lalu terkekeh.
"Yaudah,kita pulang kasian adek sedirian pasti dirumah" Ujar ayah Angkasa lalu pamit meninggalkan rumah Retta dan keluarga.
"Lu suka sama Angakasa ya ta?" Tanya Cakra asal ceplos membuat Retta melotot kearahnya.
"Gue betot lu bang ye" Jawab Retta lalu pergi meninggalkan Cakra yang sedang tertawa mengejek Retta.
••
Tuk,tuk,tuk
Sedari tadi suara itu menghantui Retta,suara itu berasal dari krikil yang di leparkan ke jendela kamarnya,pertama Retta biasa saja dan menganggap hanya halusinasinya,tetapi lama kelamaan itu sangat mengganggu.
Dengan perasaan sedikit kesal sekaligus takut Retta membuka tirai jendela itu.
"ARGHHH!"
Pekik Retta lalu menutup tirai itu kembali dengan cepat.
Bukan hal 'kosong' yang ia dapat melaikan,seorang wanita yang memiliki paras hancur,menatap kearahnya sembari tersenyum.
"Retta,Retta kenapa nak" Ujar Tiffany sembari menepuk pipi anaknya yang shock.
"Bunda,disitu a-ada cewek bunda" Ujar Retta ketakutan.
"Kamu kenapa sih ta,nggak ada siapa-siapa kok,makannya kalo sholatnya jangan bolong-bolong,sekarang tidur" Ujar Tiffany yang diangguki oleh Retta.
"Ini bunda buatin susu,diabisin" Lanjut Tiffany sembari menyidorkan segelas susu buatannya.
"Bunda,tapi Retta takut banget,tadi Retta beneran liat bun" Ujar Retta ingin menangis.
"Udah,itu cuman halusinasi kamu doang,sekarang tidur" Ujar Tiffany lalu menyalakan spiker bluetooth Retta.
"Ngapain bun?" Tanya Retta bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
•𝔹𝔼𝔻𝔸•
FanfictionIni sebuah cerita tentang seorang cewek bernama Retta dan seorang cowok bernama Angkasa yang di pertemukan dengan rasa sengit satu sama lain,tapi tanpa sadar Angkasa selalu melindungi Retta dari siapapun yang ingin menyakitinya,dan tanpa sadar rasa...