Retta dan Nadin berjalan-jalan dengan sebungkus sempol di tangan mereka,mereka sangat menikmati jam kosong ini."Aduh" Rintih Nadin tiba-tiba membuat mereka berhenti berjalan.
"Lu kenapa?" Tanya Retta panik.
"Perut gue sakit banget,kebelet pup ini,lu tunggu ya gue ke toilet dulu" Ujar Nadin yang diangguki oleh Retta,Nadin langsung berlari tebirit-birit karena sudah di ujung tanduk.
"Kebiasaan,kalo makan goren-gorengan pasti kayak gini,mana lama lagi Nadin kalo pup" Gerutu Retta lalu berjalan entah mau kemana.
Arah pandang Retta terpaku pada siluet seseorang yang ia kenal sedang duduk di bawah pohoh taman sekolah.
"Si Kucrut bukan si itu? samperin nggak ya? tapi nanti cekcok" Ujar Retta ragu.
"Ah bodolah,samperin aja" Ujar Retta lalu berjalan ke arah orang itu.
"Hayooo,lu bolos yak" Ujar Retta membuat Angkasa yang terududuk pun melihat ke arah nya.
"Apaan si lu? ganggu" Gerutu Angkasa lalu memalingkan pandangannya ke arah lain.
"Heh,gua dateng baik-baik lho, kok lu nyolot,kesel" Ujar Retta cemberut.
"Bacot"
"Lu ngapain di bawah pohon gini? berlagak anak senja banget lu" Ujar Retta lalu ikut duduk.
"Bacot"
"Lu nggak kelas apa?"
"Ba-"
"Kalo ngomong bacot lagi gua doain tu mulut rapet!" Kesal Retta.
"Lu sendiri? bolos juga kan" Ujar Angkasa membuat Retta melotot.
"Enak aja,gue jamkos,nggak kaya lu tukang bolos" Ujar Retta tak ingin kalah.
"Lu tau kapten volly sekolah ini nggak sih?" Tanya Angkasa.
"Nggak,apa urusannya?"
"Yang lu aja omong sekarang tu kapten volly " Ujar Angkasa membuat Retta memutar bola matanya.
"Terus?"
"Gue disini abis latihan untuk pekan olahraga, jangan sok tau jadi orang" Sinis Angkasa membuat Retta memutar bola matanya lagi.
"Pacar lu ganas juga ya" Ujar Retta tiba-tiba membuat Angkasa meliriknya sekilas.
"Tadi siang gue di siram es teh sama dia karena tau gua ada sama lu di taman kemarin,apes banget kalo deket ama lu" Ujar Retta membuat Angkasa mendengus.
"Titan? di dorong aja dia nangis" Ujar Angkasa membuat Retta terkekeh.
"Terus? yang ada gua nggak cuman di siram es teh,bakso pun ikutan" Ujar Retta menatap jengkel Angkasa.
"Bagas gimana?"Tanya Angkasa di sambut gelengan oleh Retta.
"Dia semakin gila dan terang-terangan,tadi tu gila" Ujar Retta.
"Iya gue nonton" Ujar Angkasa.
"Seharusnya lu tadi bukan cuman nampar,tendang aja dia" Lanjut Angkasa membuat Retta mendecih.
"Gini-gini gue punya hati ya" Ujar Retta.
"Bagas di kasih hati" Ujar Angkasa.
"Btw,novelnya gimana? bagus kaga? itu novel fav gue" Ujar Retta tiba-tiba bersemangat.
"Lumayan"
"Gitu doang? ih" Gerutu Retta jengkel karena respon Angkasa.
"Gue jujur anjir" Ujar Angkasa membuat Retta mendengus.
KAMU SEDANG MEMBACA
•𝔹𝔼𝔻𝔸•
Fiksi PenggemarIni sebuah cerita tentang seorang cewek bernama Retta dan seorang cowok bernama Angkasa yang di pertemukan dengan rasa sengit satu sama lain,tapi tanpa sadar Angkasa selalu melindungi Retta dari siapapun yang ingin menyakitinya,dan tanpa sadar rasa...