Tarawih 2

3.8K 534 46
                                    

Awas Bosen !

"Assalammualaikum ! Naleyya, shalat kuyyy !!!" Teriak Haechan dari luar pagar rumah Jaemin.

"Wa'alaikumsalam ! Dari mana aja Lo ! Gue nungguin anj— eh eh eh... Ada siapa niiiih imut banget ululululu." Jaemin yang sebelumnya marah seketika tidak marah lagi saat melihat makhluk mungil bernama Renjun.

"Ugh... Aku Renjun eh- panggil aja Injun. Eumm... Ughh bisa lepasin cubitannya gak ? Sakit banget heuks." Tiba-tiba setetes air mata turun dari mata indah Renjun. Lantas, Jaemin yang melihat air mata itu langsung melepas cubitannya

"E-eh ! Maafin aku Injuuun ! Huweee... Lagian kamu imut banget. Maaf yaaa." Jaemin mengelus pipi Renjun.

"Hayolohh, Nana.... Tanggung jawab.... Injunnya nangis." Ujar Haechan memanas-manasi.

"Udah gapapa... Nama kamu siapa ? Kamu belum ngenalin diri kamu." Ujar Renjun sembari mengelus pipinya yang memerah.

"Oh, iya lupa ! Aku, Jaemin Naleyya. Terserah deh mau panggil apa aja."

"Oke, aku panggil kamu apa aja !" Renjun tertawa setelah mengucapkan kata-katanya.

"Ihhh gak itu juga Juuuun !" Jaemin cemberut.

"Hehehe, iya bercanda kok." Renjun tersenyum.

"Ya, udah langsung aja ke mesjid yuk." Ajak Haechan.

Baru aja mereka balik badan, mereka malah ketemu sama trio cumi-cumi.

"Eh eh eh... Pas banget nih. Jangan-jangan kita Jo.... Doh !" Ujar Jeno antusias saat bertemu dengan bunga komplek.

"Dih ! Amit-amit paraaah !!!! Gak mau gueeee !" Teriak Haechan tiba-tiba.

"Dih-dih. Emang gue mau berjodoh sama elu ? O to the gah !" Balas Jeno.

"Gue mah maunya sama ayang bebeb gue. Assalammualaikum... Ukhti Naleyya. Ayo, ke masjid bareng akhi kita sholat tarawih berjamaah. Agar kita masuk surga bersama-sama." Ujar Jeno dengan nada gembiranya.

"Apaan sih ?! Gue cowok bukan cewek. Enak aja manggil gue ukhti. Sok-sokan mau masuk surga tapi puasa bolong-bolong !" Ketus Jaemin.

"Ya Allah, itu kan dulu Na... Gue udah tobat gak begitu lagi." Melas Jeno.

"Halah buaya." Celetuk Haechan.

"Jeno... Perasaan lu belum tobat deh ? Tadi gue liat lu nonton bokep." Ujar Mark tiba-tiba.

"Tuh kan ! Lu tuh buaya !" Omel Haechan.

"Tadi gue khilaf."

Bugh !

"Boong lu ! Ogah gue sama lu !" Jaemin memukul badan Jeno dengan sajadah yang dia bawa.

"Aduh ! Sakit, Naa ! KDRT ituu."

"Awokawokawok, emang enak lu. Sini gue bantuin Chan, Jaem."

Haechan, Jaemin, Jeno dan Mark asyik baku hantam. Kun dan Renjun yang tidak ikutan baku hantam hanya diam melihat kegiatan baku hantam sebelum sholat itu.

"Eum... Anu, kita duluan aja yuk." Ujar Kun membuka pembicaraan."

"E-eh ! Eum... Iya deh, ayo."

Kun dan Renjun pun meninggalkan dua pasangan yang baku hantam itu.

"Eum... Nama kamu siapa ?" Tanya Renjun yang berjalan di samping Kun.

"Aku Kun Fahreza. Panggil Kun aja." Balas Kun sambil tersenyum.

"Aku Renjun Huang Hariri. Panggil Injun aja, aku tau nama aku sudah banget." Ujar Renjun.

Kun tersenyum. "Enggak susah kok. Kamu dari Cina ?"

"Nggak juga sih... Papaku yang dari Cina aku sih orang Indo hehehe. Eum... Kamu umurnya berapa ? Kayak dewasa gitu."

"Aku ? Aku 24 tahun. Kamu ? Coba aku tebak dulu. Pasti... 15 !"

Renjun yang mendengar tebakan Kun pun tertawa. "Bukan hehe, aku 17 tahun."

"Hah ? Serius ? Ya ampun, kamu kecil banget sih... Aku jadi salah kira." Kun terkekeh di akhir kalimatnya.

"Banyak yang bilang begitu. Aku aja bingung kok aku gak tumbuh-tumbuh. Ngomong-ngomong, aku boleh panggil kamu kakak kan ?"

Kun mengangguk. "Boleh banget kok."

"Eum... Kak." Panggil Renjun.

"Ya, Kenapa ?"

"Kakak bisa sholat, kan ?"

Pertanyaan dari Renjun membuat kening Kun berkerut. "Ya, bisa lah. Kenapa emang ?"

"Aku gak bisa sholat, kak."

"Eh ? Kamu mualaf ?" Tanya Kun telat sasaran.

Renjun mengangguk. "Iya, kak. Kakak bisa ajarin aku sholat kan ? Tadinya Hyuck yang mau ajarin, tapi malah baku hantam." Renjun mengerucutkan bibirnya.

"Ya Allah... Lucu banget ciptaan-Mu ini. Ya Allah kuatkan iman hamba-Mu." Batin Kun yang melihat kelucuan Renjun.

"Iya, nanti kakak ajarin. Masih banyak waktu kok sebelum sholat Isya. Kalo gitu, kakak ajarin kamu dulu deh." Ucapan Kun membuat Renjun jingkrak-jingkrak bahagia.

"Makasih, Kak Ezaaaa !!!"

"Eza ?"

"Iya, Eza. Kan nama kakak Kun Fahreza. Biar beda jadi aku panggil kakak, Kak Eza." Renjun tersenyum.

"Ya Allah, terima kasih. Hamba-Mu diberi nama kesayangan. Jadikan Injun jodoh hamba, Ya Allah." Batin Kun.

"I-iya... Hehe. Nah, udah sampai deh. Kalo gitu kita wudhu dulu, yuk. Aku ajarin juga deh cara wudhu yang benar."

"Iya, Kak Eza."

Meanwhile...

"WOY WOY ! UDAH ANJING ! SAKIT BANGET BADAN GUE ! MASYAALLAH !!!!" Teriak Jeno.

"Lagian lu nya sih, bikin gue pengen baku hantam !" Ujar Haechan.

"Bacot anjir ! Lu juga, Bang Mark. Bukannya bantu adek lo malah ikut-ikutan gebukin gue !" Mark yang teroanggil hanya nyengir kuda.

"WOY STOP ! Injun sama Kun mana anjir ?!" Teriakan Jaemin membuat semuanya terdiam.

"Lah ? ANJIR KITA DITINGGALIN !" Teriak Mark.

"Anjir lah ! Udahlah, ayo ke mesjid ! YANG TERAKHIR SAMPE MESJID TRAKTIR TEAJUS BU CIMOL !" Teriak Jeno. Haechan, Jaemin dan Mark lantas berlari duluan meninggalkan Jeno yang masih berdiri di depan rumah Jaemin.

"WOY ANJENG ! GUE MALAH DITINGGALIN DASAR MALIIIIIN !" Setelah itu, Jeno pun langsung berlari menuju masjid.

TBC

Garing gak sih ?

PUASA | NCT ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang