Tarawih 1

4.5K 575 4
                                    

Sekarang, trio cumi-cumi udah pada siap dengan baju kokonya + sarungnya. Pokoknya udah siap deh buat sholat tarawih. Ganteng iya, rapi iya, sayangnya jomblo wkwkwk. Tapi bodo amat lah... Kan pas tarawih kagak ditanya masih jomblo atau kagak hehe.

Tapi... Anehnya mereka gak pergi-pergi ke mesjid. Mereka masih duduk di kasurnya Kun. Mereka ragu pengen nyamperin si bunga komplek atau nggak.

"Woy ! Nyamperin kagak ?" Tanya Jeno.

"Mana gue tau. Gue kan gak tau." Balas Mark.

"Ah, kalian mah kagak ada otaknya. Udah, ayo samperin aja !" Final Kun.

"Dari tadi kek. Kami kan nungguin lu ngomong hehe." Jeno nyengir kuda.

"Yeu, tolol sia. Udah ayo, jangan lupa tuh sarungnya Jen. Malah ditinggal." Peringat Kun.

"Hehe, maap atuh." Jeno nyengir kuda(2)

"Udah, ayo. Ntar pas udah di sana malah udah pada di masjid." Ujar Mark.

"Ya, udah ayo."

⋘ ──── ∗ ⋅◈⋅ ∗ ──── ⋙

"Mama ! Hyuck sholat dulu, yaa !"

"Iya, Hyuck. Sekalian tuh ajak anak tetangga yang baru pindah itu. Jaemin ajak juga !" Teriak Chitta dari dapur rumahnya.

"Iya, Ma ! Hyuckra pergi dulu, ya. Assalammualaikum !"

"Wa'alaikumsalam !"

Hyuckra, lelaki mungil berumur 17 tahun pergi menuju rumah tetangga barunya. Lalu, ia pun berteriak salam dari luar pagar.

"Assalammualaikum !"

Cklek !

"Wa'alaikumsalam... Eh ? Anaknya Chitta, ya ? Tunggu-tunggu, Tante bukain pagarnya." Setelah itu, wanita yang mungkin adalah Ibu dari seorang anak yang tinggal di rumah itu pun membuka pagar rumahnya.

"Masuk-masuk. Kamu siapa namanya ?" Tanya Tante itu.

"Aku Hyuckra, Tante. Panggil aja Hyuck atau Haechan." Jawab Haechan.

"Ohh... Hyuck panggil Tante, Tante Huang aja. Oh, kamu mau sholat ya ? Ajak anak Tante juga, ya ? Sekalian ajarin dia sholat." Ujar Tante Huang.

"Lho ? Emangnya dia gak bisa sholat ?" Tanya Haechan.

"Kami mualaf, Hyuck. Baru dua hari. Makanya, kami pindah ke sini agar anak Tante bisa bersosialisasi dengan orang-orang muslim di sini. Ya, udah kamu ke atas aja. Kamarnya ada di sebelah tangga." Ujar Tante Huang.

"Oke, Tante."

Haechan menaiki tangga yang ada di rumah itu lalu, setelah ia berada di lantai atas ia langsung membuka pintu berwarna putih tepat di sebelah tangga.

Cklek !

"Misi."

"E-eh ! K-kamu siapa ?" Lelaki mungil pemilik kamar terkejut ketika ada seseorang masuk ke dalam kamarnya begitu saja.

"E-eh... Anu... Aku Hyuckra Haechandriani. Panggil aja Hyuck atau Haechan. Um... Maaf aku gak ketuk pintu." Haechan menunduk. Malu banget dia tuh, masuk kamar orang gak ngetik pintu. Dikira kamar dia kali.

"I-iya gapapa. Aku Renjun Huang Hariri. Panggil Renjun aja." Ujar lelaki itu.

"Hah ? Apaan ? Leon- apa ?"

"Renjun... Hyuck."

"Leochuin ? Eum... Gimana kalo Injun aja ? Hehe." Haechan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Nama aku susah, ya ?" Lirih Renjun.

"E-eh... Maaf..."

"Anjirlah, salah mulu gue..." Batin Haechan.

"Gapapa kok. Ya, udah panggil Injun aja. Eum... Hyuck ada apa ke sini ?"

"Aku mau ajak kamu shalat tarawih." Balas Haechan.

"O-oh... Tapi, Aku belum bisa sholat." Lirih Renjun kembali.

"Nanti aku ajarin deh ! Bareng Nana juga !" Ujar Haechan antusias.

"Nana siapa ?"

"Nanti aku kasih tau. Sekarang kamu ganti baju aja." Kata Haechan.

"Oke, tungguin aku yaa." Renjun beranjak dari ranjangnya lalu, mengambil baju berwarna putih dan celana panjang warna hitam. Ia pun mengganti pakaiannya di kamar mandi.

"Ayo !" Ajak Renjun setelah selesai memakai pakaiannya.

"Oke deh. Kalo gitu langsung aja ke mesjid. Eh tapi ! Jemput Nana dulu." Ujar Haechan.

"Okeyss, ayo Hyuck."

Setelah itu, mereka pun pergi menuju rumah Jaemin untuk mengajaknya shalat tarawih.

TBC

Aneh gak sih ?

Btw, ini kan cerita yang aku buat untuk mengenang puasa tahun lalu. Rata² isi cerita ini kisah nyata cuma dijadiin fiksi.

Jadi, yang punya ide atau pernah ngalamin sesuatu yang anti mainstream waktu bulan puasa tahun sebelumnya. Kalian bisa kasih tau ke aku dan aku bikin ceritanya.

Thanks,

-Qii 💚

PUASA | NCT ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang