Yaallah susah banget ya tinggal pencet bintang pojok bawah. Kalau kek gini hiatus nih lama-lama.
Tentang kebenaran perusahaan Jungkook bangkrut sudah tersebar, banyak yang menggosipkan perusahaan Jungkook. Sementara itu Jungkook benar-benar pusing, perusahannya bangkrut dia butuh seorang di sampingnya dia butuh Taehyung. Dia rindu Taehyung. Butuh Taehyung Jungkook rasa-rasanya ingin mati saja jika begini.
Sementara itu Jisoo mencoba mengajak adiknya bicara perihal Jungkook, namun Taehyung cuek saja.
"Tae kau tidak kasihan, perusahaan Jungkook bangkrut dia sering menghubungiku menanyakan bagaimana kabarmu, dia butuh kamu Tae hanya kamu. Nona mohon kembali ke Jungkook."Taehyung menggeleng tidak setuju, biar saja Jungkook bangkrut biar mati saja sana sekalian.
"Kalau Jungkook membutuhkanku kenapa dia tidak meneleponku." Jisoo tersenyum kecil ternyata Taehyung mempunyai otak sempit."Karena Jungkook tau kau tidak akan pernah mengangkat telponnya walaupun ribuan kali." Jisoo tau Taehyung masih belum bisa memaafkan Jungkook, walaupun begitu tidak baik karena Taehyung masih istri Jungkook.
"Coba pikirkan betapa frustasinya dia, keluarganya tidak bisa membantu Tae. Kau mau tau Jungkook di serang secara bersamaan, perusahaannya bangkrut Mama dan Papa Jungkook baru saja meninggal kalau kau mau tau." Taehyung terkejut mertuanya meninggal artinya Jungkook sendiri menghadapi ini semua. Dan bodohnya dia baru tahu kalau mertuanya telah meninggal. Memang sudah hampir 7 bulan Taehyung dirumah jadi dia tidak tau keadaan Jungkook dan keluarganya, Eomma dan Appa Taehyung juga tidak tau masalah ini. Karena Eomma dan Appa Taehyung tinggal di luar korea.Tapi dia tidak perduli biar saja, biar dia merasakan menjadi Taehyung.
"Jungkook kehilangan orang berharga di hidupnya Tae, dia sedang butuh sandaran, butuh tempat curhat, dia benar-benar hancur sekarang kau tidak kasihan.... aku mendengar kabar dari Namjoon dia sedang demam tidak ada yang mengurusnya sekarang."Entah kenapa Taehyung jadi sedih beberapa air mata mulai membasahi pipinya, sehancur itukah Jungkook.
"Nona tidak memaksamu untuk kembali bersama Jungkook, tapi jika benar kau siap kehilangan Jungkook ya..." Jisoo tidak meneruskan ucapannya yang pasti dia bisa melihat pundak Taehyung mulai bergetar adiknya menangis."Kau tidak ingin menjenguknya." Sekali lagi Jisoo mencoba membujuk Taehyung, awalnya Jisoo juga bodo amat dengan keadaan Jungkook, tapi setelah mendengar berita tentang Jungkook dari Yoongi maupun Namjoon dia jadi kasihan.
"Tidak aku tidak mau menjenguknya, biar...hiks...biar saja dia mati!!"Demam Jungkook benar-benar tinggi, tidak ada orang dirumahnya, orang tuanya pergi meninggalkan dirinya bertepatan saat perusahaannya bangkrut sungguh Jungkook hancur.
"Karma tidak pernah salah alamat, memang jika ini balasan sikapku pada Taehyung aku terima Tuhan, Jika kau mengambil nyawaku sekarang juga aku tidak masalah. Aku menyerah tidak ada orang yang perduli lagi padaku.... bahkan istriku sendiri."Jungkook menangis ingin sekali dia bersama Taehyung dalam masa-masa seperti ini, tapi mengingat Taehyung begitu benci padanya niatnya jadi urung untuk bersama kembali dengan Taehyung. Jika memang dia di takdirkan mati hari ini bolehkah dia bertemu Taehyung dan bayi yang di kandung Taehyung terakhir kali. Hanya sebagai salam perpisahan saja, Jungkook berharap anaknya tidak menyesal mempunyai ayah se jahat dia.
Jungkook mengambil jaket dan kunci mobil berjalan pelan menahan pusing.
Jungkook sudah sampai di rumah Taehyung dengan wajah pucatnya cuaca sedikit mendung anginnya juga kencang huh badan Jungkook malah tambah tidak enak, tapi ia harus menemui Taehyung dan anak yang sedang di kandung Taehyung untuk terakhir kalinya dia tidak tau jika memang hari ini dia di ambil Tuhan setidaknya dia tidak sedih karena melihat Taehyung. Walaupun belum bertemu dengan anaknya nanti.
Tok
Tok
Tok
Pas sekali Taehyung yang membuka pintunya, Jungkook tersenyum senang sekali walaupun wajahnya pucat.
"Ta-Taehyung." Lihat bahkan nada bicaranya lemah sekali kelihatan sekali Jungkook sakit.
"Jung aku..," Jungkook tersenyum pada Taehyung. Taehyung ingin menutup pintu kembali sebelum Jungkook mencegahnya."Tae jangan masuk dulu, ijinkan aku memelukmu untuk terakhir kalinya, kumohon aku janji setelah ini aku tidak akan mengganggumu lagi." Ada yang aneh kenapa Jungkook bicara seperti itu seakan dia akan pergi jauh.
"Kumohon Tae sebentar saja, aku juga ingin menyapa Jungyung aku rindu." Taehyung bingung Jungyung siapa Jungyung emanga ada."Jungyung itu nama anak kita kelak tolong pakai nama itu ya." Ah jadi nama anaknya Jungyung boleh juga, baiklah Taehyung mengiyakan permintaan Jungkook jika boleh jujur dia juga rindu Jungkook. Dengan semangat Jungkook memeluk tubuh Taehyung sedikit terhalang perut bulat Taehyung.
"Terimakasih setelah ini aku janji tidak akan mengganggumu lagi, aku menyerah... jika kau tidak memaafkanku aku tidak masalah, tapi aku mohon ya jangan ceraikan aku.... ini permintaan kecilku semoga kau menurutinya Tae, jika memang kau ingin bercerai denganku aku tidak masalah." Jungkook mengelus perut Taehyung pelan.
"Hay jagoan apa kabar, ini ayah... katanya kamu laki-laki ya...makanya ayah siapkan nama Jungyung untukmu, rindu tidak dengan ayah. Terakhir kita bertemu saat kau masih sekecil kepalan tangan, semoga sehat terus ya.... jika nanti sudah besar jangan benci ayah, ayah sayang Jungyung.... semisalkan nanti ayah gak bisa main dengan Jungyung tidak usah sedih pasti bunda sudah menemukan kebahagiaannya sendiri ayah baru buat Jungyung... sudah ya mainnya ayah mau pulang." Jungkook mengecup pelan perut Taehyung tanpa sadar Jungkook maupun Taehyung menangis.
Dug!
Jungkook bahagia anaknya menendeng pelan tangannya yang masih mengusap pelan perut Taehyung.
"Kau menendang...hiks aku senang sekali bisa bermain bersamamu walaupun hanya sebentar, yasudah ayah pamit pulang dulu ya." Jungkook bangkit dari jongkoknya."Tae aku pulang ya semoga kau bahagia." Sebelum benar-benar pergi Jungkook mengecup pelan dahinya mereka menangis bersamaan. Taehyung sadar Jungkook akan pergi jauh darinya kedua tangan Taehyung memeluk tubuh Jungkook.
"Jung...hiks maaf jangan pergi." Jungkook tersenyum dalam tangisnya Taehyung menangis dan bicara lembut padanya rasanya lama sekali tidak mendengar suara Taehyunh selembut ini."Aku tidak pergi aku tetap disini." Jungkook menunjuk dada kiri Taehyung sambil tersenyum.
"Aku tetap di sini jika kau rindu pegang ini." Jungkook mengeluarkan sebuah kalung cantik sekali lalu menyerahkan kalungnya pada Taehyung."Ini jika kau rindu boleh peluk ini semoga bisa mengobati rasa rindumu.... aku pergi dulu ya." Taehyung menggeleng menangis sejadi jadinya Jisoo bahkan ikut menangis di belakang Taehyung. Iya Jisoo mengikuti Taehyung dari tadi, awalnya Taehyung ingin menjenguk Jungkook tapi tau-tau Jungkook sudah datang duluan.
"Kau bilang kau mau berjuang...hiks mana kenapa kau malah ingin pergi...hiks." Jungkook tersenyum.
"Aku sudah berjuang semampuku Tae, nyatanya takdir tidak berpihak pada kita.""Aku mau kembali bersamamu...hiks ayo kita pulang..." Jungkook bahagia sungguh Taehyung mau kembali bersamanya adalah impian Jungkook.
Bruk
Jungkook tidak sadarkan diri di depan Taehyung, Taehyung langsung menangis histeris memanggil Jisoo.
"Nona...hiks tolong telpon Seokjin hyung...hiks." Jisoo mengangguk dengan segera menelepon Seokjin agar kerumah."Jungkook jangan pergi, ayo berjuang bersama dari nol bersama ku... kumohon hiks.. ja-jangan pergi."
Tbc.
Ini aku yang lebay atau gimana aku hampir nangis ngetiknya di tambah dengerin lagu this love.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr Dingin 2 《KOOKV》
Short StoryJadi ini ver 2 nya Mr Dingin, sama kok kayak cerita awal bedanya cuma perbaikan penulisan. Kim Taehyung terpaksa menerima perjodohannya, dia di jodohkan oleh Jeon Jungkook si Mr Dingin. Mereka terpaksa menikah karena paksaan kedua orang tuanya. lalu...