VII : Challenge

130 9 3
                                    

Seperti biasa Shreya nampak berdiri di balkon kamar nya sembari menghirup aroma coklat panas kesukaan nya. Ia pun mulai menulis di buku harian nya.

"Dia dulu pernah menjadi cinta dalam kehidupan seseorang dan dia juga pernah menjadi tantangan dalam kehidupan orang yang lainnya. Dia telah memulai tantangan. Dan, sekarang saatnya untuk cinta. Mari kita lihat siapa yang menang dalam pertempuran ini dan siapa yang kalah. Tantangan ataukah Cinta?"

Setelah nya ia pun menutup buku harian nya. Melirik ke arah patung Dewi Durga yang ada di hadapan nya.

***

Jaisingh Mansion. 08:00.

Keesokan harinya, seperti biasa sarapan di kediaman keluarga Jaisingh selalu nampak hangat. Nampak Payal dan Naina tengah menyiapkan sarapan. Harsh sudah duduk di kursi meja makan sambil membaca koran dan meminum kopi nya. Nampak Abhimanyu dan Ananya masuk bersama ke ruang makan kediaman tersebut.

"Selamat pagi ma, selamat pagi pa, selamat pagi kak Naina"Sapa Ananya.

"Selamat pagi paman, bibi, Naina"sapa Abhimanyu.

"Selamat pagi..."sahut ketiga nya.

"Selamat pagi. Ayo Ananya Abhi duduk. Oh ya mana Aarav?"tanya Harsh.

"Uhm... Kak Aarav? Tadi kamar nya kosong Ananya fikir kak Aarav udah disini"jawab Ananya.

"Loh... Loh... Pergi kemana Aarav pagi - pagi begini?"Naina nampak terlihat khawatir.

"Pasti dia pergi jogging sebentar lagi juga pulang. Yaudah ayo ayo kita sarapan dulu"perintah Harsh.

***

Aarav nampak memarkirkan mobilnya tepat di alamat yang di tunjukkan oleh Shreya. Sebuah bangunan 'under construction' atau sebuah bangunan yang belum selesai di bangun dan pembangunan nya ditunda. Aarav nampak terkejut melihat tempat tersebut. Ia pun mulai berjalan memasuki area tersebut nampak Shreya tengah berdiri di salah satu area bangunan tersebut, ia tampak begitu bold, misterius dan cantik dengan tanktop berwarna hitam dan celana jeans yang ia kenakan.

"Selamat datang tuan Aarav Jaisingh"Shreya menghampiri Aarav yang nampak begitu simple dengan kaos dan celana jeans yang dikenakannya.

"Apa tujuan mu menyuruh ku kemari?"tanya Aarav. Dengan angkuh ia berdiri di hadapan Shreya.

"Uhm itu... Begini ya kau menyusahkan banyak orang hanya agar aku menandatangani kontrak dengan perusahaan mu. Kau menyuruh nona Naina, bahkan kau sampai melibatkan adikmu Ananya. Itu tidak adil Aarav. Kau menginginkan ku menjadi bagian dari perusahaan mu tapi kau malah menyuruh orang lain untuk itu. Kenapa? Apa ada masalah? Apa masalah mu dengan ku? Kenapa kau nampak seperti menghindar dari ku sampai - sampai kau merepotkan banyak orang seperti itu?"

"Ti---

"Tunggu sebentar, hold on"Shreya nampak mengarahkan telapak tangannya dengan angkuh ke arah Aarav. "Hanya dengan menjelaskan nya apa kau fikir aku langsung akan menerima kontrak mu begitu saja? Tidak. Aku ingin melihat kesungguhan mu, menjadikan ku bagian dari perusahaan mu. I wanna see your efforts and I challenge you for that"Shreya nampak menatap mata Aarav dengan tajam dan angkuh. Aarav pun tak mau kalah membalas tatapan Shreya itu.

"Apa yang kau inginkan?"tanya Aarav.

"Kau harus tiba di lantai paling atas lebih dulu dari ku"Shreya melirik ke arah bangunan berlantai enam tersebut.

"Uhm... Lebih baik kau menyerah sekarang nona Shreya"sahut Aarav.

"Oh wow aku kagum kepercayaan diri mu tinggi juga ya"Shreya membalas sahutan Aarav.

My Sweet Revenge Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang