VIII : The Real Enemy

198 8 1
                                    

Rayna's Company

Naina masuk kembali ke dalam ruangan nya. Menghampiri Shreya yang masih berdiri di tempat nya.

"Aku benar - benar minta maaf atas perlakuan Aarav pada mu, dia---

"Tidak masalah Naina, aku sudah terbiasa. Terima kasih sudah menjadikan ku bagian dari perusahaan ini"Shreya nampak melemparkan senyum manis nya kepada Naina.

"Baiklah, lima belas menit lagi para investor akan tiba. Sebelum itu aku ingin mengajak kau berkeliling Rayna"ajak Naina. Keduanya pun nampak keluar dari ruangan tersebut. Nampak Aarav berdiri di balik pintu ruangan tersebut. Shreya melirik ke arah nya, tapi Aarav mengalihkan pandangannya ke tempat lain.

"Ini adalah ruangan sampel dimana kami biasa mengumpulkan semua sampel warna produk kami disini, lalu mendiskusikan nya kepada para pengrajin di pabrik"

"Wow, this is amazing"Shreya nampak tersenyum saat ia masuk ke dalam ruangan tersebut. Aarav diam - diam melirik kearah Shreya, senyuman Shreya membuat Aarav semakin teringat pada Shayra.

Lima belas menit kemudian para investor Rayna Company pun datang. Mereka nampak senang karena Rayna Company memilih Shreya sebagai brand ambassador mereka.

"Terima kasih, nona Shreya"ujar Aarav. Sesaat sebelum Shreya akan pergi meninggalkan Rayna Company. "Dan, Selamat datang di Rayna Company"Aarav melemparkan senyum manis nya kepada Shreya, dan menawarkan telapak tangannya.

"Biarkan hubungan kita membaik terlebih dahulu. Lalu, kita lihat nanti akan seperti apa hubungan kita kedepannya. Aku permisi, Aarav Jaisingh"Shreya pun meninggalkan Aarav disana, tanpa menyentuh secenti pun telapak tangan Aarav. Dari belakang Aarav menatap punggung Shreya yang berlalu, sementara Shreya ia hanya bisa tersenyum miring.

***

Mumbai University

Suara tepuk tangan terdengar bergemuruh di studio seni Mumbai university, kali ini Ananya dan Ruhaan diminta oleh Miss Pooja untuk menampilkan tarian mereka di depan para senior mereka. Yang tahun lalu mewakili Mumbai university dalam kompetisi tersebut.

"Wow Ruhaan Ananya, itu tadi luar biasa"puji salah satu senior mereka.

"Terima kasih kak Ishita"sahut Ananya.

Ananya nampak keluar dari studio tari tersebut. Tampak Ruhaan menghampiri nya, ia duduk di atas motor yang di kendarainya.

"Elo mau langsung pulang, Ananya?"tanya Ruhaan.

"Uhm, iya. Lagian gua enggak ada kelas lagi. Kenapa?"tanya Ananya.

"Gimana...

"Gimana?"

"Gimana kalau kita makan siang bareng? Gua yang traktir"ujar Ruhaan.

"Uhm, elo lagi gak ngajak gua buat kencan, kan?"tanya Ananya.

"Apa sih? Eng... Enggak kok, gua cuman ngajak makan siang sebagai temen. Iya, gitu"

"Santai aja dong jawab nya ga usah pake gagap gitu"Ananya nampak tertawa melihat tingkah Ruhaan. "Gua tau kok, gua cuman bercanda, lu keliatan aneh banget akhir - akhir ini, ada apa Ruhaan?"tanya Ananya.

"Enggak ada apa - apa kok"jawab Ruhaan.

"Okay, fine"sahut Ananya.

"Yaudah jadi mau makan siang enggak nih?"tanya Ruhaan. Ananya pun naik ke atas motor Ruhaan.

"Ayo"Ruhaan pun langsung menancap gas motor nya.

***

Mehrotra's House

My Sweet Revenge Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang