6️⃣

3.6K 494 68
                                    

Lisa menatap Jungkook dengan tajam meski manik bambinya sedikit memburam karena air mata yang sudah menggenang di pelupuk matanya.

"Apa maksud Anda, Jungkook-nim?" Lisa mengulang pertanyaannya dengan nada rendah yang pilu.

"Kau masih bertanya juga? Apa kau tidak memahami kata-kataku baru saja?" Jungkook bertanya, nada suara dan wajahnya terlihat meremehkan.

"Bukankah aku sudah pernah mengatakan padamu, jangan pernah berpikir untuk menyukai Namjoon-hyung? Atau jangan-jangan, kau malah berpikir Namjoon-hyung yang menyukaimu?"

Seakan belum puas, Jungkook melanjutkan kalimatnya. "Ingat Lalisa, seseorang sepertimu tidak akan pernah pantas untuk orang-orang seperti kami. Jadi jangan pernah berharap apapun, kau mengerti?"

Lisa terbelalak. Matanya membulat dan bibirnya terbuka. Ia benar-benar tidak menduga Jungkook bisa mengucapkan kalimat seperti itu padanya.

Lalisa terdiam, berusaha mencerna sedikit demi sedikit kalimat Jungkook yang terus menerus berputar di otaknya. Dalam genangan air matanya yang hampir menetes, Lisa tersenyum pilu. Jungkook benar-benar menghancurkan hatinya hingga kepingan terkecil sekarang. Ia terpaku diam di tempatnya tanpa melakukan apapun. Kepalanya tertunduk, dan kedua tangan kurusnya mengepal kuat di samping tubuhnya, dan bahunya terlihat sedikit bergetar

Tatapan Jungkook sedikit demi sedikit melunak. Melihat Lisa yang tertunduk menyedihkan seperti ini sangat menganggu Jungkook. Perasaan bersalah tiba-tiba menyelinap di hatinya. Lagi-lagi, mulutnya mengatakan kalimat-kalimat yang menyakitkan pada Lisa tanpa ia bisa mencegahnya. Kalimat-kalimat yang meluncur begitu saja dari mulutnya tanpa sempat ia pilah.

Jungkook mengurungkan tangannya yang hampir terulur untuk menyentuh bahu Lisa. Ia memilih diam dan menanti apakah yang akan asistennya itu katakan atau lakukan selanjutnya untuk menanggapi seluruh kalimat kejam yang telah ia keluarkan.

"Saya tidak mengerti mengapa Anda menyebut saya dengan sebutan jalang penggoda, Jungkook-nim.." suara Lisa terdengar serak dan rendah.

"... apa yang telah saya lakukan? Kapan saya bersikap seperti seorang wanita jalang? Saya sangat tahu diri dan memahami betul batasan saya. Apakah hal yang membuat Anda memandang diri saya sebagai wanita penggoda adalah soal saya menerima tawaran makan malam dengan Namjoon-ssi?!" Lisa menatap Jungkook dengan mata yang sudah sangat memerah dan berkaca-kaca.

"Saya tegaskan sekali lagi, SSAJANGNIM.." Lisa memberikan tekanan, dan menatap Jungkook semakin nyalang.

"...saya tidak menyukai Namjoon-ssi, tidak pernah sekali pun. Dan soal saya yang menerima tawaran makan malam dengannya, itu semua karena Namjoon-ssi yang bersikeras untuk membalas budi pada saya yang membantunya mencari dompetnya yang hilang tempo hari.." lanjut Lisa. Ia menarik nafas panjang dan berat.

"...jika Anda berpikir bahwa saya adalah seorang jalang yang menyukai Namjoon-ssi dan berusaha menggodanya dengan menerima tawaran makan malamnya, maka Anda sangat keliru! Namjoon-ssi yang mengajak saya, bukan saya yang menjajakan diri saya padanya.."

Jungkook tak dapat berkata-kata. Semua yang diucapkan Lisa benar adanya, dan ia mulai kehilangan muka untuk sekedar menyahuti perkataan asistennya itu.

"Ssajangnim, saya betul-betul tidak mengerti jalan pikiran Anda," Lisa mengusap kasar matanya. Ia menggigit bibir bawahnya kuat-kuat, dan menatap ransel Jungkook sebelum kembali menarik nafas dengan terburu-buru.

"Saya sudah memeriksa jadwal Anda, dan saya pikir Anda tidak membutuhkan saya sampai lusa siang.." Lisa mengangkat ransel Jungkook dan menyerahkannya dengan tidak sabar pada bosnya itu. Setelahnya, ia menutup pintu bagasi belakang mobil Jungkook, menguncinya, dan menyerahkan kunci itu pada Jungkook. Jungkook menerimanya dalam diam, seperti orang linglung.

My Personal Assistant | LIZKOOK [DISCONTINUE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang