Lisa duduk di sudut kafetaria, menunggu iced americano pesanan Jungkook yang sedang dibuat. Kepalanya tertunduk memandangi ubin di bawah sepatunya. Pikiran tentang Jungkook kembali terlintas, dan hatinya berdenyut nyeri."Lisa?"
Lisa terhenyak dan mengangkat wajahnya. Sosok jangkung Namjoon terlihat di hadapannya, lengkap dengan senyum dimple manis dan mata yang menyipit bagai bulan sabit.
"N-namjoon-ssi?" Lisa berdiri dan memberikan salam pada pemuda Kim itu.
"Oppa saja," tandas Namjoon cepat. "Aku akan lebih senang jika kau memanggilku 'oppa', dibanding Namjoon-ssi," pinta Namjoon dengan sorot mata penuh harap.
"Ah..kurasa aku tidak seharusnya memanggilmu begitu," Lisa mengusap rambutnya dan tersenyum gugup.
"Aku memaksa," Namjoon mendudukkan dirinya di samping Lisa. "Ah ya, apa yang sedang kau lakukan di sini? Kau sendirian?"
"Ani..aku mengantar Jungkook-nim menjenguk Euha-ssi,"
"Menjenguk Eunbi? Apa dia sakit?" tanya Namjoon.
Lisa mengangguk pelan. "Jungkook-nim bilang jika Eunha-ssi overdosis obat tidur,"
"Astaga! Overdosis obat tidur?!"
"Ne, itu yang kudengar,"
Wajah Namjoon berubah menjadi sedikit khawatir dan Lisa tersenyum kecil begitu ia menyadari bahwa orang-orang di sekitar Eunha sangat menyayangi dan peduli pada gadis itu, bahkan Jungkook menyuruhnya mengebut saat berangkat ke Rumah Sakit tadi.
"Beruntungnya," batin Lisa.
"Lalu, bagaimana denganmu?" tanya Lisa hati-hati, khawatir apabila pertanyaannya terkesan sok akrab.
"Aku? Ah, Aku baru menjenguk temanku yang melakukan operasi usus buntu," jawab Namjoon. "..aku melewatkan sarapan dan makan siangku, jadi aku membeli roti sebelum pulang untuk mengganjal perutku," Namjoon mengangkat kantong plastik di tangannya. Lisa mengangguk kecil.
Tak lama kemudian, nama Lisa dipanggil setelah pesanan iced americanonya sudah siap. Lisa beranjak dan berpamitan pada Namjoon, namun pemuda itu menahannya.
"Aku akan menjenguk Eunha juga,"
"Ne,"
Keduanya berjalan beriringan menuju ruang perawatan Eunha. Lisa tak mengatakan apapun, ia berjalan dengan sedikit menunduk karena pikirannya kembali tertuju pada Jungkook dan Eunha. Sebersit rasa cemburu menghampiri hati Lisa, namun gadis itu buru-buru menepisnya dan menyadarkan dirinya tentang perbedaan status sosial di antara mereka.
"Kau akan menjatuhkannya, Lisa,"
"A-apa?" Lisa mendongak dan menoleh pada Namjoon.
"Mahkotamu," ujar Namjoon. "..kau menjatuhkan mahkotamu jika kau berjalan dengan menunduk seperti itu," lanjutnya.
Lisa diam karena tak tahu harus menjawab apa, dan Namjoon terlihat malu setelah mengucapkan kalimat yang terdengar sedikit cringe itu.
"M-maksudku..kau bisa menabrak jika terus berjalan seperti itu," Namjoon telihat panik, berusaha mencari kata-kata yang tepat untuk menjelaskan maksudnya pada Lisa. Kedua sudut bibir Lisa terangkat perlahan.
"Maaf, kau pasti mengira aku freak dan semacamnya," Namjoon mengusap tengkuknya dengan wajah yang terlihat sedikit memerah.
Lisa terkikik geli. "Tidak kok, aku hanya sedikit terkejut karena kau tiba-tiba mengatakan sesuatu seperti itu, Namjoon-ssi,"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Personal Assistant | LIZKOOK [DISCONTINUE]
FanfictionCerita tentang Lalisa Park, gadis cantik yang 'terpaksa' menjadi Personal Assistant dari seorang member idol group paling fenomenal - Jeon Jungkook, si Golden Maknae BTS, untuk membayar seluruh hutang orang tuanya pada ayah Jungkook, Tuan Besar Jeon...