"Asal lo tau, lo itu cuma terobsesi sama gue dan sampai kapanpun gue bakal setia sama Tata NGERTI?!" ucap Atha dengan nada yang semakin meninggi.
.....
Tak terasa minggu depan ulangan kenaikan kelas akan dilaksanakan dan sampai saat ini juga Tata masih belum juga kembali, bahkan masih belum ada kabar darinya.
Rindu.
Jelas! Itu yang dirasakan Atha setiap saat. Dan selama hampir dua minggu Tata tidak disamping Atha, membuat mereka berfikir bahwa Atha dan Tata sudah tidak berhubungan lagi, membuat para cewe-cewe kini berani mendekati sang most wanted sekolah.
Dari mulai mengirim surat, kasih coklat, bunga, makanan, dan ada juga yang mengungkapkanya secara langsung. Tapi tidak dengan Tasya.
Entah kenapa sejak kejadian di cafe waktu itu, sifat Tasya berubah menjadi sedikit pendiam, tapi Tasya masih saja mengikuti kemanapun Atha pergi.
Flashback on.
Seperti biasanya, suasana kantin sungguh ramai dipenuhi para mahluk yang ingin mengisi perutnya. Begitu pula dengan Atha and the gengs, tapi karena mereka begitu disegani di sekolah ini mereka tak perlu antri lama untuk bisa mendapatkan makanan, meja yang biasa mereka gunakanpun seakan milik mereka sendiri tidak ada yang berani untuk menempati meja itu.
"Lo ngapain si gabung sama kita?“ tanya Pian sinis.
" Gue gabung sama Atha bukan lo," ucap Tasya tak peduli.
"Lagian nih yee gue bilangin lagi, kalau Atha itu ngga sudi deket-deket sama nenek lampir kaya lo," lanjut Pian seolah mengatakan apa yang ingin Atha katakan.
"Bodo amat," jawab Tasya acuh.
"Lo tuh ya susah banget si dibilangin!“ kesal Pian.
" Terus kalau gue gabung kenapa? Masalah buat lo?"
"Ya iyalah masalah, secara lo bukan siapa-siapa kita, " jawab Pian yang membuat Tasya terdiam.
"Bisa ngga si ngga usah ribut." Alan.
"Lo juga, silakan pergi dari sini," sambung Dika.
"Ok kalau gue bukan siapa-siapa kalian, gue mau dong jadi temen kalian." Tasya.
"Yee ngga segampang itu, dan lo pasti punya rencana kan," tebak Pian karena tidak percaya.
"Iya gue emang punya rencana yaitu jadi temen Atha, ya kalau Atha ngga bisa jadi pacar gue seenggaknya gue bisa jadi temenya gitu aja kok," jawab Tasya yang terlihat tulus.
"Jangan bohong," kini Atha yang angkat bicara.
"Pengakuan cinta lo sama Tata kemarin udah bikin gue sadar kalau hati lo cuma buat cewe itu, jadi pliss boleh ya gue jadi temen kalian," ucap Tasya dengan wajah yang memelas.
"Kalau kita ngga mau?“ Alan.
" Ya terserah, gue akan tetep ngikutin kalian, karena kan disini gue siswa baru dan cuma sama kalian gue selama ini." Tasya.
"Ada syaratnya," ucap Atha tiba-tiba.
"Apa?" Tasya.
"Ubah sifat lo."
Flashback off
Dan dari situlah, Tasya yang cerewet kini menjadi sedikit pendiam. Iya si sedikit pendiam tapi itu cuma kalau ada Atha, jika Atha tidak ada Tasya akan kembali ke sifat aslinya yang cerewet.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHATA ( On Going )
Teen FictionHidup itu perlu warna untuk memaknainya dan membuat hidup terasa lebih berkesan, gimana jika salah satu warna hilang? Apa itu akan terasa berbeda?. Kisah seorang gadis remaja yang membayangkan hidup penuh warna dimasa Putih Abu-Abunya. "Lo suka gue...