~Author POV
"Gue anter lo ke kelas ya?" Dika.
"Ngga usah ka, gue bisa sendiri."
"Ayolah, gue nganterin lo ngga gratis loh," Dika.
Dalam batin Tata. "Siapa coba yang nyuruh dia jemput gue, ngapain minta imbalan."
"Becanda kali, jangan tegang gitu," Dika.
"Hee yaudah ayo."
Tata dan Dika pun berjalan beriringan menuju kelas Tata. banyak gunjingan yang terdengar.
"Kok bisa si dia jalan sama Dika."
"Gak cocok banget."
"Dasar cewe ganjen."
"Tapi ceweknya agak cantik si."
"Gue mau juga dong jalan bareng sama Dika."
Tata tentu saja malu dengan omongan yang tentu itu ditujukan kepadanya.
"Udah ngga usah didengerin, kita cuman teman kan."
Bagi Tata apa coba maksud ka Dika ngomong kaya gitu, ya iyalah teman emang apa lagi coba.
Kini mereka sudah berada didepan kelas Tata.
"Sana masuk," Dika.
"Iya."
"Belajar yang bener," Dika sambil mengacak rambut Tata dan berlalu pergi.
Saat Tata baru saja menaruh tas nya dibangku, Pipit dan Anum menghampirinya dengan tatapan penuh pertanyaan.
"Ta lo tadi sama ka Dika?" Anum.
"Yaampun Tata lo lupa ya? Pipit.
"Ini gimana coba?" Anum.
"Kalau Disa tau bisa salah paham," Pipit.
"Gue mau jawab mana dulu nih"
"Terserah," Pipit dan Anum kompak.
"Oke jadi gini, waktu itu gue mau pulang................................. " Tata menyeritanya dari dia di antar pulang sampai kejadian tadi didepan kelas.
"Oooo jadi gitu, tapi harusnya lo jaga perasaan Disa." Anum.
"Gue udah berusaha nolak, tapi ka Dika terus maksa gue."
"Iya gue ngerti kok, sekarang pasti Disa tau jadi lo harus jelasin ke dia supaya dia ngga salah paham," Pipit.
"Iya gue pasti jelasin kok."
Tett tettt tett
Bunyi bel masuk berbunyi, bersamaan dengan itu disa juga masuk ke dalam kelas.
Jam pertama dan kedua sudah selesai, kini tinggal ganti jam pelajaran bahasa indonesia.
"PERHATIAN GUYS SAAT INI PAK ANTON TIDAK MASUK JADI KITA FREE!" ketua kelas.
YYYYYYYEEEEEE
Sorakan dari seluruh murid IPA 1 begitu keras membuat sang ketua kelas marah.
"HEE KALIAN JANGAN BERISIK NAPA! NANTI GURU KELAS SEBELAH KESINI!"
Semuanya pun mematuh apa yang di ucapkan ketua kelas.
Saat jam seperti ini Tata lebih memilih untuk membaca novel hingga jam istirahat tiba.
"Kuy kantin, laper nih," Pipit.
"Ets brarti hari ini kita dapet traktiran dong," lanjutnya.
"Dalam rangka apa emang?" Tata.
"Tadi Anum cerita ke gue kalau dia tadi malam jadian sama si alien," Pipit.
"Wah selamat Num," Tata.
"Hee iya, kamu engga ya Pit, soalnya tadi kamu ngatain ka Alan"-anum.
"Kok gitu si, gue udah biasa panggil alien," Pipit.
"Cie Anum, iya tau yang lagi cinta-cintaan," Tata.
Sementara itu Disa hanya bisa diam melihat para sahabatnya menggodai Anum. Sebenarnya Disa ingin mengucapkan selamat tapi egonya memilih untuk diam.
Disa udah tau tentang Tata dan Dika, sebenarnya saat kemarin pulang sekolah Disa sudah melihat kalau Tata di bonceng oleh Dika, cowo yang disukainya.
"Hee becanda kali, ayolah kekantin keburu bel," Anum.
"Ayo!"
Mereka pun berjalan menuju kantin, saat sudah dikantin ada Seseorang yang melambaikan tanganya, ya siapa lagi kalau bukan Atha and friends.
Disitu saat mereka sudah duduk, Disa semakin cemburu dengan perlakuan Dika kepada Tata hingga ia terus saja menatap Tata yang duduk disebelah Dika.
Tata yang sadar dengan itu begitu merasa bersalah, ia tidak bermaksud membuat Disa cemburu tetapi Tata tidak bisa menolak.
"Mau pada pesen apa nih," Pipit.
"Terserah sama yang traktir aja," Tata.
"Ok bakso aja ya"
Pesanan mereka pun datang. Tata memasukan sambal sampai tiga sendok, membuat Dika menegurnya.
"Jangan kebanyaken pedes Ta, nanti lo sakit perut," Dika
"Ngga pedes kok kak."
Saat baru Tata baru saja mencicipi kuahnya, ternyata benar ini pedes banget.
"Tuh kan apa gue bilang, nih makan punya gue aja," Dika.
"Cie Dika perhatian amat, babang Pian mau dong di perhatiin," Pian.
"Dih ogah!"
Disa sudah tidak mau lagi barada disitu ia tidak kuat melihat Tata dan Dika hingga tanpa berfikir ia pergi dari situ tanpa sepatah kata.
Tata yang melihat Disa pergi pun segera bangkit dari duduknya dan mengejar Disa.
"Disa tunggu!" Tata sambil berlari mengejar Disa.
Kini Tata dan Disa sedang berada di taman belakang sekolah, mereka sama-sama bungkam tak ada yang berani mengeluarkan suara.
"Dis! Gue bener-bener minta maaf," mohon Tata.
Hmm
"Dis pliss, liat gue"
"Sekarang gue mau jelasin apa yang sebenarnya terjadi........... " Tata menjelaskanya.
"Dan gue ada satu rahasia yang belum gue ceritain sama lo"
"Sebenarnya..."
🌈🌈🌈
Maaf ya jika ini terlalu Pendek🙏
Jangan lupa vote supaya author semangat nulis😅
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHATA ( On Going )
Fiksi RemajaHidup itu perlu warna untuk memaknainya dan membuat hidup terasa lebih berkesan, gimana jika salah satu warna hilang? Apa itu akan terasa berbeda?. Kisah seorang gadis remaja yang membayangkan hidup penuh warna dimasa Putih Abu-Abunya. "Lo suka gue...