13. Jalan Bareng

100 23 0
                                    

~Tata POV

Begitu banyak pertanyaan yang ingin gue tanya ke kak Atha, kenapa? Kenapa dan kenapa? Disaat gue udah mutusin buat ngejauh dan mencoba untuk membuang perasaan gue padanya, dia justru datang dengan ngasih gue harapan baru.

Apa gue harus ngasih dia kesempatan? Tapi gue takut kalau nantinya dia yang justru akan melakukan kesalahan yang sama lagi.

"Ya ampun Ta! Lo tadi neduh dimana?"  tanya Anum khawatir.

"Ngga ada yang lecet kan?" lanjut Pipit.

"Kita udah berapa kali nelfon lo tapi ngga di angkat juga sama lo," ucap Disa dengan memegang pipi gue.

"Gue ngga apapa kok, tadi gue neduh di caffe sekalian nunggu hujan reda."

"Kirain lo udah basah kuyup terus kedinginan dan akhirnya nanti lo sakit," canda Anum.

"Yee, itu mah lo doain gue sakit dasar!" ucap gue sambil melototin Anum.

Krukk krukk ( Hee bayangin aja itu bunyi perut yang lagi kelaperan, auto kagak tau nulisnya gimana:v )

"Ada yang lagi demo tuh!" ucap Pipit menyindir dengan tatapan menuju Disa.

Hahahahaha

Semuanya tertawa melihat ekspresi Disa yang kelaparan, setelah itu gue dan temen-temen pergi ke belakang rumah buat makan disana.

"Asli Ta, ini kue enak pake banget," ucap Disa sambil mengambil lagi kue yang masih tersisa.

"Jangan malu-maluin ortu deh, kaya ngga pernah makan kue aja," sindir Anum.

"Yee, tapi emang si gue baru makan kue sejenis ini," ucap Disa dengan senyum tanpa rasa malu sedikit pun.

"Habisin dah, gue beli juga buat di makan."

"Oo iya, gue denger dari tetangga katanya bakal ada pasar malem di lapangan deket sekolah, kuy lah kesana," ucap Pipit.

"Dah lama juga gue ngga ke pasar malem kuy lah kesana," ucap gue.

"Ok, berarti besok malem sehabis isya kita kesana," ucap Anum.

🌈🌈🌈

~Author POV

Sesuai rencana kemarin, sekarang Tata dan teman-temanya sudah berada di pasar malam dekat sekolah. Agenda liburan untuk dua minggu kedepan pun sudah tersusun dengan rapi kemarin, tinggal melihat bagaimana mereka menjalaninya saja. Dan untuk hari ini, setelah pulang dari pasar malam sesuai rencana mereka akan pulang ke rumah Pipit.

"Wah, ramai banget," ucap Tata ketika melihat banyak orang yang berlalu lalang.

"Iya lah ramai, namanya juga pasar," sahut Anum.

"Mau naik apa dulu nih?" tanya Pipit.

"Penuh semua, mending kita makan bakso dulu kuy tadi kan kita belum makan," ajak Tata karena perutnya sudah meminta asupan.

"Kuy lah," jawab pipit setuju.

"Hidup makan!" ucap Disa dengan semangat.

Mereka pun berjalan mencari penjual bakso yang agak sepi, soalnya dari beberapa penjual bakso yang mereka lewati sudah penuh semua. Akhirnya mereka menemukan tempatnya dan itu ada dipaling ujung.

Saat membuka tirainya, tak disangka ternyata most wanted SMA PELANGI juga ada disana, siapa lagi kalau bukan Atha dan kawan-kawan.

"Hai, sini gabung sama kita," ucap Alan sambil melambaikan tanganya.

"Kalau jodoh emang ngga bakal kemana ya, pasti bertemu," tutur Pian.

Mereka berempat pun duduk bersama disatu meja yang sama, yang entah kebetulan atau tidak Tata justru duduk berhadap-hadapan dengan Atha dan itu membuat Atha sesekali melirik Tata.

"Mang! Baksonya empat ya!" teriak Pipit.

"Suara lo cempreng amat si," tutur Pian jujur.

"Yee suara-suara gue, kenapa lo yang sewot," balas Pipit tidak terima.

"Udah-udah tuh baksonya udah dateng," ucap Tata menenangkan.

Mereka pun mulai melahap baksonya sesekali bergurau sampai isi didalam mangkok jago sudah habis. Mereka terus saja ngobrol sampai si penjual datang untuk menegur.

"Punten neng, mas baksonya udah abis, bukanya mengusir tapi itu ada yang mau makan disini juga," ucap si penjual bakso.

"Oh iya pak maaf sebelumnya," jawab Atha meminta maaf.

"Num, kita pergi berdua yuk sekalian malmingan," ucap Alan sambil mengedipkan satu matanya.

"Iya ayo," jawab Anum antusias.

"Dan lo Pit, pokoknya harus sama babang Pian yang ganteng ini titik ngga pakai koma oke!"

"Dih ogah gue sama lo," tolak Pipit.

Bukan Pian namanya kalau tidak bisa memaksa Pipit, ia pun menarik tangan Pipit untuk mengikutinya, sementara itu Dika pergi bersama dengan Disa.

Tata dan Atha masih berada diposisi mereka masing-masing dan enggan untuk berbicara karena merasa canggung. Atha tidak suka dengan situasi seperti ini hingga ia memilih untuk memulainya.

"Khmm, mau bareng gue?" tanya Atha sangat gugup, tetapi ia mampu untuk menutupinya hingga Tata tidak melihat kegugupanya itu.

"Mm iya," sebenarnya Tata ingin menolaknya tetapi ia takut jika sendirian, bukanya apa tapi takut dikira orang bilang hee.

"Ayo," ucap Atha.

Betapa terkejutnya Tata, Atha menautkan jari-jarinya di tangan Tata, Tata tidak percaya dengan Atha yang sekarang menggandeng tanganya. "Mimpi! ini mimpi!" teriak Tata dalam hati.

Mereka pun berjalan bersebelahan menuju wahana yang ingin Atha naiki bersama Tata, dengan tautan tangan yang belum juga terlepas sedari mereka keluar dari warung bakso itu.

.....

Maaf banyak typo bertebaran dimana-mana🙏

Dan maaf kalau ceritanya ngebosenin ya hee.

Insaallah next part, sepesial buat Tata dan Atha.

Jangan lupa vote dan komen ya😊 supaya author semangat nulisnya hee.

Follow IG: marieta_zulhyta08

ATHATA ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang