Bahagia pastinya yang sekarang di rasakan oleh Tata, ini lah yang ia mau berada diposisi di kejar oleh seseorang yang ia sukai bukan malah dirinya yang mengejar.
....
Masih ada lima hari kedepan, untuk para murid menikmati libur sekolah. Libur lama sekolah, memang waktu yang di tunggu Tata untuk bisa menginap, jalan-jalan, atau apapun itu yang bisa di lakukan bersama dengan teman-temanya.
Tetapi, libur lama juga membuat mereka yang hanya berdiam diri di rumah membuat mereka merasa jenuh, setiap harinya hanya membantu pekerjaan rumah, makan, main handphone, nonton tv, ngedrakor, tidur, makan lagi begitu aja terus, hehe kok malah curhat:v maafin ya. Oke, balik ke topik.
Kini ruang keluarga di kediaman Pipit sungguh ramai, di penuhi oleh para mahluk yang tidak tau malu membuat ruang keluarga menjadi seperti kapal pecah.
"Ok, ngga papa kali ini gue yang kalah, tapi tenang gue bakal buktiin berikutnya kalau gue yang menang," ucap Tata percaya diri.
"Tapi, sebelum itu, sesuai kesepakatan kalau lo harus di hukum," tutur Anum.
Sebenarnya mereka saat ini sedang bermain ludo, dimana yang kalah harus di hukum. Hukumanya adalah bernyanyi dan setelah itu dia yang kalah wajahnya akan di oles coklat kemudian di beri taburan mesis.
"Cepet nyanyi woyy!" ucap Pipit.
"Bentar-bentar gue lagi mikir ini." Tata dengan wajah bingung.
"Sambil nunggu lo mikir gue siapin coklatnya," tutur Disa.
"Dan gue siapin mesis," sambung Anum.
"Kalian niat amat si, hukum gue," protes Tata.
"Iyalah, liat temen kesusahan kan bikin bahagia," ucap Pipit dengan cengiran.
Tata yang mendengar itu segera mengambil bantal dan melemparkanya. "Yes, tepat sasaran," girang Tata melihat bantal itu terkena kepala Pipit.
Setelah kejadian itu aksi lempar-melempar bantal pun terjadi.
"STOP!!!!" teriak Anum.
"Tata! Cepetan nyanyi," sambung Disa.
"Ok, khmm... " sebelum Tata mengeluarkan suaranya, suara dari arah pintu membuat Tata menghentikan aksinya.
"Asalamualaikim, babang Pian and friends datang!" ucap Pian dengan suara agak tinggi.
"Wih rame amat, ngga nyesel gue ajak mereka ke rumah," kata Alan.
Suasana pun bertambah ramai setelah kedatangan cowo-cowo ganteng itu. Untung saja ibu dan ayah Pipit sedang berada di luar kota, dan kalau mereka melihat keadaan rumahnya, pasti akan kaget dan menhabisi mereka semua.
"Ehh, itu makanan gue," protes Anum saat Alan mengambil salah satu snack di meja.
"Sama pacar sendiri juga." Alan membela dirinya.
"Yee, kalau mau, beli sendiri," ucap Anum dengan wajah di tekuk.
Alan pun mendekati Anum utuk mengembalikan snack yang tadi di ambil.
"Jangan ngambek dong sayang, kalau perlu gue beliin yang banyak ya," terang Alan agar Anum tidak marah lagi.
"Duh ini tuh bukan tempat buat pacaran," tegur Tata.
"Yee sirik aja lo Ta, dasar jomblo." ledek Alan.
"Emang gue jomblo kali."
"Kode neng," goda Dika.
"Ada yang pengin rubah status nih kayaknya," lanjut Disa meledek.
"Sabar ya." singkat dan padat, itulah kata yang keluar dari mulut Atha.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHATA ( On Going )
Ficção AdolescenteHidup itu perlu warna untuk memaknainya dan membuat hidup terasa lebih berkesan, gimana jika salah satu warna hilang? Apa itu akan terasa berbeda?. Kisah seorang gadis remaja yang membayangkan hidup penuh warna dimasa Putih Abu-Abunya. "Lo suka gue...