14. Di Kejar Bukan Mengejar

100 22 1
                                    

Lihatlah dan perhatikan tingkahku, apa kau masih belum mengerti tentang rasaku padamu?

~Atha~

🌈🌈🌈

Setelah berjalan cukup lama Atha memutuskan untuk mengajak Tata menaiki salah satu wahana disini.

"Bang tiketnya dua," ucap Atha pada penjaga wahana bianglala, dan untuk sekali naik diwajibkan untuk membayar lima ribu saja perorang.

Tiket sudah didapat, tetapi antrian masih agak panjang untuk mereka menaiki wahana itu.

"Duduk aja," perintah Atha.

"Ha? Eh... maksud gue, gue berdiri aja," ucap Tata malu karena tadi ia sempat bertanya maksud Atha, sebelum ia memahami perkataanya.

"Oo, tunggu bentar," ucap Atha dan setelah itu ia melangkahkan kakinya.

Hanya butuh beberapa menit saja Atha pergi untuk membeli sesuatu, dan tanpa sadar tangan kananya langsung memegang bahu Tata.

Tata yang merasa bahunya dipegang reflek menolehkan kepalanya dan mendapatkan Atha yang tengah berdiri dibelakangnya.

"Maaf."

"Maaf buat apa? Lo nglakuin kesalahan?" tanya Tata bingung.

"Pegang bahu lo," cengir Atha.

"Ngga apapa kok," jawab Tata.

"Nih," ucap Atha sambil memberikan lolipop yang tadi ia beli.

"Makasih."

Tata pun membuka bungkusnya dan mulai menjilati lolipop. Saat sedang asik menikmatai rasa lolipop itu yang sangat manis, Tata tak sengaja menolehkan kepalanya ke arah Atha.

Jantung Tata berdegup kencang saat bola mata mereka saling bertemu yang ternyata Atha juga tengah memandangi dirinya,  Atha pun memberikan senyum manisnya yang membuat hati Tata seketika meleleh.

Beberapa detik mereka saling pandang, hingga terdapat suara yang menyadarkan mereka. "Ayo jadi naik ngga?"

Dari kejadian tadi, Tata benar-benar merasa malu, bisa-bisanya ia menatap Atha di tempat yang ramai, apalagi tadi penjaga bianglala menegur mereka hingga seketika menjadi pusat perhatian meskipun dalam waktu singkat karena buru-buru Tata dan Atha masuk.

"Khmm," deheman Atha berhasil membuyarkan lamunan Tata.

"Kenapa?" lanjut Atha.

"Ngga papa kok," jawab Tata.

"Ooh," Tata yang mendengar itu dibuat jengkel, bisa-bisanya tadi ia mau-mau saja jalan dengan orang yang udah mirip dengan es batu, rasanya sungguh membosankan. Tetapi Tata benar-benar bahagia.

"Lo mau?" tanya Atha dengan wajah yang serius.

"Mau apa emangnya," Tata justru malah balik tanya.

"Dengerin gue ok," terang Atha dan mendapatkan anggukan dari Tata.

Sebenarnya Tata pengin banget bilang bahwa saat ini ia sangat bahagia bersama Atha, rasanya ia ingin mengungkapkan perasaanya selama ia menjauhi Atha waktu itu. Tapi egonya berkata lain ia ingin melihat bagaimana Atha perjuang mendapatkanya.

"Maaf..." Atha bingung harus mulai dari mana. "Gue tau, kalau gue salah. Omongan gue waktu itu di caffe ngga bohong Ta, gue bener-bener udah buka hati buat lo, apa perasaan lo ke gue udah hilang?" tanya Atha.

"Mmm Gue...,"

"Ngga papa kok kalau lo ngga bisa jawab sekarang, gue ngerti kalau lo masih kecewa ke gue,"

"Makasih," kini Justru Tata yang berubah menjadi dingin, berbanding terbalik dengan Atha.

Sekarang Atha dan Tata sudah berada dipaling atas, rasa dingin mulai menyerang tubuh Tata, tanganganya pun mulai di gosok-gosokan.

Atha yang melihat itu pun peka, seperti yang dulu pernah ia lakukan ke seseorang yang sekarang entah dimana, ia melepas jaketnya dan menyampirkan di punggung Tata.

"Pakai," ucap Atha.

"Terus lo gimana? Ini dingin."

"Ngga papa buat lo aja, gue kuat."

Bianglala kembali berputar,  dan selama masih berputar Atha menayakan tentang sekolah Tata ataupun kegitan eskulnya hanya untuk berusaha mencairkan suasana. Tetapi Tata Justru menjawab ala kadarnya tidak banyak bicara. Hingga bianglala berhenti dan itu giliran Atha dan Tata yang keluar.

"Ta, main itu yuk," tunjuk Atha pada tempat yang menyediakan game.

"Ayo, tapi lo yang main ya, gue ngga bisa," mohon Tata.

"Oke lah, apa si yang ngga buat lo."

Dalam permain itu diharuskan buat memanah tepat pada sasaran. Mata Atha fokus kedepan, ia tidak mau mengecewakan Tata. Hingga pada hitungan ke tiga Atha melepaskan panahnya.

"YEYYY!" girang Tata karena melihat panah itu tertancap tepat sasaran.

"Wah selamat Mas, jarang-jarang loh, dan sebagai hadiahnya Mas mendapat boneka beruang yang itu warna pink! Dan ini es-krim corneto, eits bukan iklan ya Mas."

Atha mengambil boneka itu dan memberikan pada Tata. "Makasih," ucap Tata dengan senyum tulus.

"Oh iya, ini es-krimnya buat lo."

"Ngga, kan lo yang main masa buat gue juga."

"Gue ngga suka es-krim Ta, buat lo aja ya, dari pada gue buang."

"Yaudah deh dari pada mubasir," Tata pun mengambil es-krim itu dari tangan Atha.

"Eits, entar dulu biar gue yang bukain, " Tata pun menurut saja.

"Nih," Bukanya memberikan pada Tata, Atha justru langsung menyodorkanya di samping mulut Tata, dan saat Tata menoleh es-krim itu malah mengenai wajahnya.

"Duh maaf-maaf biar gue bersihin," Atha pun membersihkanya dengan tanganya.

"Yee itu lo modus namanya," ucap Tata.

"Kalau iya memangnya kenapa?" tanya Atha dengan tatapan tajam.

"Oo jadi gitu, nih rasain pembalasan gue."

"STOP! Ta! Hahah ampun," Tata menggelitik perut Atha rupanya.

Atha yang sudah tidak kuat karena di gelitik, langsung memegang tangan Tata agar ia menyudahi aksinya itu.

"Apa! Mau glitik gue lagi?" tantang Atha.

"Aww," tangan Atha sudah tidak memegang tangan Tata karena Tata secara tiba-tiba menginjak kaki Atha dengan keras.

Karena takut Atha marah, Tata memilih untuk lari saja. Atha yang melihat langsung mengejar Tata dengan. Disitu terjadilah aksi kejar-kejaran seperti Tom and Jerry hee.

Bahagia pastinya yang sekarang di rasakan oleh Tata, ini lah yang ia mau berada diposisi di kejar oleh seseorang yang ia sukai bukan malah dirinya yang mengejar.

....

Maafkan aku karena feelnya kurang dapet ya hee 😂

Terima kasih buat kalian yang udah mau nyempetin baca ceritaku yang abal-abal ini 😚

Jangan lupa vote dan koment, karena dari situ buat aku semangat nulis part selanjutnya 😅☺

ATHATA ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang