0.2 kantin sekolah

74 15 8
                                    

Sasa pov

"hai sasa, salam kenal" kata seorang cewek berambut panjang. Kemudian dia duduk di bangku sebelahku

Ternyata cwek itu adalah Angela armita frederika. Panggil dia Mita.Dia anak kelas sepuluh, sama sepertiku. Dia anak kelas sebelah, tentu saja aku tak mengenalnya. Kami berkenalan dan jadi sahabat karna kami nyambung satu sama lain

Dan yang sedang beli bakso di warung pak mamat itu namanya Puella Pulchra Silvia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan yang sedang beli bakso di warung pak mamat itu namanya Puella Pulchra Silvia. Panggil Dia Ella. Dia sahabat Mita dari kecil. Hari itu kami makan betiga.  Setelah beberapa hari mengenal mereka, kami bersahabat

Mita memang anaknya agak cerewet, tapi kecerewetan nya membuat ia lebih dewasa. Dia lebih pengertian pada sahabat"nya. Dia punya hobi yang sama denganku, ya masih berhubungan dengan seni lah. Dia suka bernyanyi dan melukis. Bahkan ia sering ikut pameran pameran lukisan.

Kalau ella, dia sangat ambisius, dia periang. Tapi kadang kadang ia cepat merasa bosan dengan suatu hal. Apalagi menunggu mita menyelesaikan lukisannya.

Mita memang sering melukis di rumah ella. Karna orang tuanya menentang mita untuk melukis. Karna menurutnya, melukis itu membuang buang uang, dan tidak ada hasilnya.

Mita bercerita padaku tentang itu

*Flashback on

"Ma, pa, mita mau coba cari hobi, siapa tau mita bisa temukan passion yang cocok untuk Mita"

"Ah, boleh, kamu mau fasilitas apa?" tanya wanita setengah baya yang tak lain adalah mama mita. Namanya maryam

"aku pengen cat, kuas, dan kanvas. Boleh tidak ma?" Mita berkata seperti itu walaupun ia tau org tuanya tidak mungkin memberinya.

"Ah, untuk apa itu? Kamu buang waktumu dengan semua itu? Ngapain sih, buang duit aja buat gituan, memangnya menghasilkan?" kata pria berumur 50tahun, yang tak lain adalah aryo, Papa mita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ah, untuk apa itu? Kamu buang waktumu dengan semua itu? Ngapain sih, buang duit aja buat gituan, memangnya menghasilkan?" kata pria berumur 50tahun, yang tak lain adalah aryo, Papa mita.

Mama mita tak ingin putrinya dikekang, ia ingin putrinya bebas melakukan apa yang ia suka. Jadi, saat ada pameran lukisan, mama memberi tau mita dan memberikan uang jajan tambahan untuk membeli kanvas, cat dan kuas.

Memang mama mita harus berbohong pada Aryo, suaminya. Namun, itu yang bisa ia lakukan

*Flashback off

Aku pun hanya ber Oh-ria mendengar cerita Mita tentang orang tuanya

"makanya gw sekarang kalau melukis tak pernah di rumah, gw ke rumah ella" jelas Mita.

"dan dia selalu minta gw nemenin, padahal dia tau gw bosen banget nungguin dia gak kelar kelar, dia bisa berjam jam sama kuasnya" sambung Ella  protes.

Aku dan Mita hanya tertawa cengengesan

***

#omongan author

Hehehe maaf ya kalo ceritanya pendek" aku sengaja, biar ga lama bacanya dan ga capek nulisnya😂❤️

Jgn lupa vote dan komen ya
Boleh kok ksih saran tentang tema cerita 😁❤️

Oh ya, share ke temen temen kamu juga ya❤️❤️❤️

Titipan Berharga Seseorang  [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang