58 4 0
                                    

Aku melambaikan tangan kepada Libra yang semakin menjauh lalu masuk ke dalam rumah. Di rumah sepi pasti mamah belum pulang.

Bergegas pergi ke kamar, mandi lalu ganti baju dengan piyama Doraemon yang menjadi favorit ku.
Setelah memakai pakaian tidur aku pergi ke dapur, biasanya setiap pulang sekolah langsung mengerjakan PR. Tapi dikarenakan besok Sabtu dan itu artinya hari libur, maka aku berniat untuk masak makan malam.

Tring, tiba-tiba ada pesan masuk ke ponselku yang aku simpan di atas kulkas.

Mamah❤️
Mamah pulangnya sedikit larut

Me:
Oke, siap ibu negara😘

Setelah pesanku terkirim dan hanya diread saja oleh mamah. Huft...
Helaan nafas keluar dari mulut mungilku.

Telur ceplok yang berada di atas wajan hampir gosong karena aku melamun.
Aku memindahkan nya ke piring,  ditambah kecap dan nasi. Entahlah makan tanpa kecap itu seperti hambar.

Jam sudah menunjukkan 21.00 wib, aku masih menunggu mamah pulang. Memang menjadi rutinitas ku selalu menunggu mamah pulang bahkan sampai sangat larut. Walupun mamah sudah mencegahku namun aku tetap saja mengotot untuk menunggunya. Itu juga menjadi alasan kenapa aku sering tidur di kelas.

Mamah adalah seorang ibu yang penyayang sebenarnya tapi dia tidak bisa menunjukkan rasa kasih sayang itu. Mamah dan papah cerai sejak umurku sepuluh tahun. Dengan hak asuhku dimenangkan oleh mamah saat di pengadilan.

Sebenarnya aku ini anak Broken home, dengan keluarga ku yang hancur hidupku menjadi tidak teratur. Aku memiliki penyakit insomnia, yang selalu memaksaku untuk meminum obat tidur. Mamah tidak tahu itu, dia semakin dingin dengan berjalannya waktu. Entah karena apa, tapi menurutku ia kesepian.

Sewaktu SMP aku sama sekali tidak bisa mengendalikan emosi ku, maka dari itu aku dikucilkan dan tidak punya teman kecuali Anton tetanggaku. Dia tahu tentang penyakit yang aku derita, entahlah aku selalu melukai diriku sendiri pada saat kesal. Hanya Anton yang mampu menyadarkan ku memberiku kekuatan untuk bangkit. Tapi setelah aku masuk SMA penyakit itu dapat sedikit reda, tapi aku malah terkena insomnia.

Mamah tidak pernah tahu! Saat pelipis ku berdarah dan diperban, dia tidak pernah bertanya. Padahal itu aku yang melakukannya dengan membenturkan kepalaku ke kaca kamar mandi sampai pecah. Dia tidak tahu sama sekali.

Walupun begitu aku sangat menyayangi mamah, dia adalah keluargaku satu-satunya. Karena aku tidak mengetahui di mana papah berada.

Malam semakin larut, aku selonjoran di atas karpet Doraemon di depan Tv.

Brak...

Ada yang membuka pintu dengan menggebraknya, padahal sudah aku kunci. Apakah itu mamah? Ku berlari tergesa ke pintu depan dan benar saja itu mamah tengah berjalan sempoyongan.

Dengan memakai jas kerjanya
"Mamah udah pulang?" Aku coba bertanya kepada mamah yang sepertinya setengah sadar.

"Keliatannya apa? Ya iya lah mamah pulang!" Ia berjalan ke ruang tamu.

Apa ini? Bau alkohol? Apakah mamah mabuk?

Aku mencoba membopong mamah,
"Apaan sih lepas!" Sambil menghempaskan tanganku yang mencoba untuk membantunya.

"Astagfirullah, mamah mabuk?"

"Iya, tadi ada klien mamah yang ngajak mamah makan... Eugh,, lalu sekalian ngajak minum... Hah,, mana mungkin bisa nolak..." Mamah berbicara dengan mata terpejam dan sedikit melantur.

"Gemi bawa ke kamar ya mah?"

"Hhmm..." Mamah hanya bergumam

Aku menidurkan mamah dengan hati-hati, mencopoti sepatu, setelan jas mamah dan menggantikan baju. Lalu mengambil air dan handuk untuk mengelap badan mamah. Dengan sigap semua pekerjaan sudah terselesaikan. Kini mamah sudah memakai piyama tidur berwarna biru polos.

Ku pandang wajah mamah yang sangat damai ketika tertidur.

"Mamah, Gemini rindu. Mamah yang dulu yang selalu perhatian sama Gemi... Hiks...hiks..." Entah apa yang terjadi tiba-tiba aku menangisi sambil memegang tangan mamah.

Aku beranjak untuk pergi ke kamar yang berada persis di samping kamar mamah. Sebelum tidur seperti biasa, aku meneguk obat tidur dengan dosis yang sedikit banyak. Aku ingin pergi ke alam mimpi, mungkin saja di sana ada keindahan yang selalu aku inginkan.

♊♊♊

"Gemi!... Bangun!"
"Gemi!... Gemini!"
Sayup-sayup ku dengar orang yang sedang memanggil namaku, ah itu mamah.

Dia mengelus puncak rambutku, dengan halus.
"Gemini, mamah mau berangkat kerja dulu ya." Mamah masih setia mengelus rambutku yang tergerai.

Ingin rasanya aku bangun dan menahan mamah untuk tetap di samping ku. Namun semuanya sudah sekali, bahkan tubuh ini sangat susah aku gerakkan. Apalagi mata ku sulit sekali untuk terbuka, apa ini efek dari obat tidur yang terlalu banyak aku konsumsi?

"Mamah pergi dulu ya," ia mengecup kening ku sebentar lalu pergi.

'Aku mohon jangan pergi! Mamah! Jangan aku mau sama mamah! '

Bodoh! Ada apa dengan tubuh ini?! Aku menangis di dalam relung hati. Semuanya kembali kosong, baru saja aku mendapat kehangatannya.

"Hah, Mamah!" Aku membuka mata dan langsung terduduk. Menangis, hanya itu yang bisa dilakukan. Entahlah sudah seberapa berantakan nya diriku saat ini, pasti mataku sudah sembab karena dari tadi menangis.

Setelah lelah menangis, aku melamun.
'apa yang aku tangisi?' gumamku dalam hati.

Tapi tetap saja seperti ada yang hilang, seperti kau memiliki sesuatu lalu direnggut paksa.

Pusing! Semuanya berputar! Oh, apalagi ini tuhan?! Jangan bilang penyakit sialan itu kambuh lagi.

Kegelapan merenggut ku kembali, namun kali ini aku benar-benar tidak tahu apa yang terjadi. Semoga saja ku tidak mati karena overdosis sebab  terlalu banyak meminum obat tidur.

Oh, ayolah! Se hancur-hancurnya hidupku belum pernah aku mencoba untuk bunuh diri. Come on, aku masih muda masih banyak pengalaman yang ingin didapatkan.

Tapi untuk saat ini biarkan aku untuk istirahat, di dalam kegelapan ini.

♊♊♊♊♊♊♊♊♊♊♊♊

Selamat menunaikan ibadah puasa✨

I NEED VOTE AND COMMENT 👌

#STAYHOME

Libra Gemini♎♊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang