2) Main ke Mall

569 70 0
                                    

Minggu malam, hari di mana Han dan Lino siap untuk menyambut hiruk pikuk hari Senin besok. Tapi daripada beristirahat, mereka malah sering keluar jika Minggu malam seperti ini karena Sabtu malam lebih digunakan untuk istirahat, quality time dengan tersayang di rumah saja.

Kalau kata Lino, "Waktu pacaran kita udah terlalu sering ber-Sabtu malam bersama, pas udah nikah ganti suasana hari dong."

Jadi malam ini mereka berdua sedang kencan keluar. Pasangan sibuk itu memanfaatkan kesempatan malam seperti ini untuk berkencan di mall ala-ala anak hitz biar tak suntuk di rumah.

"Kak, ayo main itu. Lagi pengen main!!" Ingatkan jika tahun ini saudara Handik akan memasuki usia dua puluh delapan tahun.

Mereka berdua memutuskan untuk bermain di timezone, segala macam permainan mereka coba.

Dan di sinilah mereka saat ini, bermain claw machine untuk menangkap satu di antara banyak boneka di sana.

"Kak, itu yang ungu kayaknya mudah ditangkep." Han mengintruksi Lino sambil menunjuk boneka mini dinosaurus ungu.

Lino mendengarkan intruksi Han dan memilih menargetkan boneka itu...

Dan

Strike!!!!

Dapat!!!

"Yeayy! Dapet!!"

"Lino!!!! CUWIT CUWITTT," terdengar dari bawah bisikan-bisikan -sebenarnya teriakan tapi karena teriakannya dari lantai bawah jadi di atas cuma terdengar teriakan-

Ya ampun, mereka harus ingat jika sekarang sedang berada di mall.

"Kak, itu di bawah manggil kamu itu." Han menunjuk gerombolan orang yang sedang melambai-lambai ke arah mereka.

"Siapa, by?" Tanya Lino mendekat ke arah Han. Mata Lino menyipit untuk melihat siapa gerangan yang sedang melakukan hal memalukan di bawah sana.

"Loh!! Adek-adeknya Kak Ihan itu!" Jawab Lino kaget.

"Kakak ipar?" Tanya Han lagi.

Lino mengangguk.

"Lucu by, ada yang masih kecil ternyata," Han menatap satu di antara adik dari istri abangnya Lino, Kak Jihan itu.

Adik-adik kecil Jihan mulai berlari untuk naik ke lantai atas, ingin menemui Lino dan Han mungkin. Tak berselang lama, ada teriakan Jihan yang menyuruh mereka semua untuk berjalan pelan saja.

Han tertawa melihat tingkah laku mereka semua.

"Adeknya Kak Ihan berapa sih, kak?" Tanya Han dengan wajah penasarannya.

"Dua, mereka tiga bersaudara," Jawab Lino singkat.

Han tertawa renyah, "Sumpah banyak banget adeknya!!! Aku berdua sama Ayen aja riweh banget, apalagi tiga."

"Nahh makanya, mana masih anak-anak semua," balas Lino lagi.

"Ini aku harus jaim apa nggak sama mereka ?" Tanya Han berbisik lagi kepada Lino, entah kenapa.

"Kayak biasanya aja, by. Kan cuma sama Kak Ihan, dia juga sering main ke rumah," Lino menoleh ke Han karena tadi fokusnya ke arah adik-adik Jihan dan si kecil yang sedang digendong sang ibu itu.

"Bang Lais ternyata juga ikut," Han berucap lagi.

Lino menoleh ke bawah lagi dan memang benar, dia menemukan kakaknya berada di bawah sana, sedang memandang mereka berdua. Lino tersenyum kemudian menunduk berniat menyapa begitu juga dengan Han.

"PAK JARIS!!" Seorang anak perempuan berumur 9 tahunan menyapa Lino. Han terkikik geli mendengar panggilan anak itu ke Lino. Lalu anak itu menarik-narik coat krem milik Lino.

"Ada apa, Rae?" Tanya balik Lino ke anak perempuan itu lembut.

"Di sini ngapain, Pak?" Kali ini berganti seorang anak perempuan sekitar lima tahunan yang bertanya.

"Biasa, bersenang-senang!"

Dua anak kecil beda usia itu saling pandang dan menatap adik dari suami kakaknya itu heran.

"Ya udah, nikmati waktu kalian. Aku mau nemenin anak-anak kecil ini main," Jihan pamit kemudian menepuk pundak Lino kemudian tersenyum lembut kepada Han.

Han dan Lino main lagi, mereka memilih melanjutkan permainan claw machine untuk mendapatkan boneka lebih banyak.

"Kak, itu bonekanya kasih aja ke adeknya kak Ihan."

"Gak papa kah ? Itukan buat kamu."

"Nggak papa ih dia gemesin."

Akhirnya Lino mengiyakan dan menghampiri adik Jihan yang paling kecil dan memberikan boneka-boneka kecil hasil kerja kerasnya tadi.

"Loh, kok kamu kasih ke adekku?" Tanya Jihan bingung.

"Gak papa, biar seneng dia," Jawab Lino kemudian kembali menemui Han.

"Makasih Pak Jaris!!" Rae berucap dengan suara cemprengnya.

***

"Udah?"

Lino mengangguk menanggapi pertanyaan Han.

"Mau ke mana setelah ini?" Tanya Lino.

"Makan yuk di food court." Jawab Han.

"Okay."

Lino menggandeng tangan Han kemudian berjalan keluar dari timezone dengan melewati Jihan dan adik-adiknya. Bang Lais sepertinya tidak menyusul ke lantai atas dan memilih meninggalkan istrinya mengurus sang anak dan adik-adiknya sendiri.

Dasar abang!

"Duluan, Kak," Lino berucap kemudian melambaikan tangan ke arah gerombolan itu.

Jihan menatap mereka berdua, "Hati-hati kalian."

Han membungkuk kepada Jihan sedikit sambil tersenyum dan tentu saja dibalas seperti itu juga oleh Jihan.

"Udah ah ayo, keburu lapar."

Lino menggandeng tangan Han lagi dan menuju food court.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Inget kan Jihan? Istrinya Lais, abangnya Lino😊😊

Diedit sambil ngantuk-ngantuk huhu

Minggu Malam | minsung✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang