16 | Bᴇʀᴘᴇɴᴄᴀʀ

13 6 0
                                    

Malam itu di Apartemen Central Cherry,

"Eh, rek! Mendingan di antara kita ada yang nginap di mansion, deh! Soalnya Mysterious Mask bisa nyerang kapan aja di mana aja," Syifa mengusulkan.

"Iya juga, sih! Kita pencar, yuk!" Lady setuju.

"Oke! Kalo gitu, kita pencar!" sahut Nasya.

Mereka berunding sejenak untuk menentukan tempat yang akan mereka awasi. Hasil keputusannya adalah Dinda tinggal di Kampung Blue Mountain, Lady kembali ke Dangerous Girl's Mansion, Nasya tinggal di gubuknya yang ada di hutan cemara, dan Syifa mentetap di apartemen.

"Aku bolak-balik, dong!? Barusan pulang dari mansion, trus ke mansion lagi," keluh Lady.

"Yaa, udahlah! Ayo berangkat!" ajak Dinda.

Maka, mereka berangkat ke tempat yang sudah ditentukan.

*Keesokannya*

*Tiga menit sebelum serangan*

Mereka sudah bersiap-siap di tempatnya masing-masing. Mereka mulai berkomunikasi menggunakan earphone canggih dari Grandma DG.

"Kondisi di sana aman?" tanya Nasya melalui earphone.

"Aman," jawab Dinda, Lady, dan Syifa bersamaan.

"Aku punya firasat buruk. Kayaknya Myst-"

'BUMM'

Perkataan Nasya terpotong saat mendengar suara dentuman keras.

"Aku hubungi kalian nanti," kata mereka berempat secara bersamaan.

Kemudian, mereka menonaktifkan earphone mereka dan mulai mendekati sumber suara.

Pendek dulu, ya! Hehe😁😅

Oiya, makasih yaa buat 100+ orang yang udah baca buku ini! Mudah-mudahan bisa menghibur kalian di masa karantina ini.

Sekali lagi, makaseeeh!! 😊😃😄

215 words, including author's note.

Dangerous Girl 1 : The Beginning, the HardestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang