Pertengkaran

13 3 1
                                    

Setelah Ara dan Jidan sampai di depan rumah Ara, mereka turun dari mobil Jidan.

"Makasih dan" memasang wajah datarnya.
"Masih gak mau cerita?"
Ara hanya menggelngkan kepala dan langsung membuka pintu gerbang rumahnya.

Sesampianya ia di kamar, ia segera pergi mandi, ganti baju, dan makan siang.
Setelah makan siang, ia kembali lagi ke kamarnya.

Drettt...(ponsel ara bergetar)

Nomor tak dikenal
12.00
Hari ini kau ingkari janjimu
Lihat saja apa yang akan terjadi
Padamu besok.
Read.

Ara kaget dengan ancaman itu. Dia membalas pesan itu.

Ara
12.02
Anda siapa ya? Lalu apa maksut dari kata kata anda barusan? Apa saya mengenal anda?
Read.

Si pengirim pesan hanya membaca pesan dari Ara.

"Siapa itu tadi? Apa jangan jangan dia Sarah?" Gumamnya.
"Kalo emang itu Sarah, kok dia bisa tau ya? Dimana ia mengetahuinya, perasaan anak kelas 11 pulang telat deh"
"Kalo itu bener bener sarah yang ancam gue, gue harus hati hati, dan gue akan ngingetin Yasmin dan Glencia.

Keesokan harinya di sekolah

Saat jam istirahat, Ara dan kawan-kawan pergi ke kantin.
Saat ia kembali ke kelas tiba-tiba, seorang temen kelasnya menanyai hal yang tak masuk akal.

"Ra, gue mau tanya sama lo, lo tau gak uang gue di tas gue" tanya Firly teman kelasnya.
"Uang? Gatau tuh, aku kan ada di kantin, lagian lo sih bawa uang banyak di sekokah"
"Eh lo seneng ya kalo gue kehilangan uang"
"Enggak kok, kan gue cuman bilangin lo aja"
"Kalo lo gak suka sama gue yaudah, gak usah gitu dong, temen lagi kehilangan uang malah digituin" ucap firly dengan nada agak tinggi.
"Kenapa si lo ly? Gue salah apa coba? Perasaan kata kata gue gak kasar"
"Iya ly, kalo mau nanya jangan kaya orang nuduh dong" sahut yasmin.
"Bener tuh, lagian kita gak tau apa apa lo malah nyolot" timpal Glencia.
"Kalian nyerah gue gitu? Kalian nganggep gue yang salah? Oh gue tau pasti elo kan dalangnya ra" tuduh firly dengan nunjuk ara pake jari telunjuknya.

Sementara itu ternyata di depan kelas dan di dalam udah dipenuhi murid murid yang kepo.

"Dalang apa?"
"Elo kan yang nyuri uang gue"
"Lo nuduh gue?"
"Kenyataannya, lo seneng saat gue kehilangan uang, dan temen temen satu sekokah ini sudah gue tanya dan mereka gak ngambil, cuman lo yang belum ra"
"Lo pikir orangtua gue gak bisa biyayain gue hah? Gue kasih tau ke elo ya, gue gak pernah sama sekali nyentuh barang lo, apa lagi buka tas lo dan ngambil uangnya" ara mendorong tubuh firly.
"Lo pikir gue percaya? Gue geledah tas lo"
Firly dengan cepat menuju meja Ara, dan membuka tasnya dan pada akhirnya, firly menemukan uang itu.

"Nah ini apa?" Dengan menggenggam uang 100 ribu 10 lembar.
"Ini pasti uang gue yang ilang, oh hebat ya kamu, bisa nyuri uang di sekolah"
"Gak itu gak mungkin, tapi gue gak pernah ke meja lo ly" menghampiri firly.
"Mana ada sih maling ngaku?"
"Eh jangan asal nuduh dong, kita dari tadi sama Ara kok, dan ara gak ngambil apa apa" sahut Yasmin.
"Kali aja ara punya suruhan, atau kalian berdua suruhannya atau emang udah kerjasama?"
"Jaga omongan lo ya" timpal Glencia.
"Gue tau ini pasti rencana licik Sarah" batinnya dengan meneteskan air mata.

Ara pergi keluar kelas dan ia menabrak jidan.
Ara menatap jidan dengan aliran air mata di pipinya.
"Puaskan lo liat gue sengsara?" Ucapnya dengan meninggalkan jidan.
Ara lari di koridor lantai 3. Jidan mengejarnya dan menghentikan langkah Ara.

"Maksut lo apa ra? Kenapa lo nyalahin gue?"
"Ya kerena ini salah lo dan"
"Lo nyalahin gue? Gue tau lo lagi kesusahan tapi lo gak usah nuduh gue ra, kalo lo butuh uang pinjam aja ke aku, aku bakal kasih kok, gak kek gini"
"Lo percaya gitu sama firly? Lo lebih percaya dia daripada gue? Ini yang dinamakan temen hah?" Ucapnya dengan mendorong tubuh jidan.
"Apasih ra? Gue gak paham apa yang lo omongin"
"Yang jelas gue difitnah sama firly tuh gara gara lo, dan lo gak tau pasti kan kalo gue yang nyuri"
"Kok gue?"
"Ahkkk, gue benci sama lo" meninggalkan jidan.
"Ra, ara tunggu"
Ara tak menghiraukan itu.

Setelah kejadian itu, ara dan orangtuanya dipanggil ke ruang kepsek.

"Ma, Pa, kalian percaya kan kalo Ara gak mungkin melakukan itu" ucap ara dengan menggenggam tangan mamanya.
"Iya mama percaya, mungkin ada orang yang gak suka sama kamu"
"Papa akan cari bukti untuk menuntaskan masalah ini, papa gak mau nama baik kamu tercoret di sekolah ini dan di mana mana" ucap papanya dengan mengelus rambut ara.
"Bener ma, pa aku gak nyuri, dari pagi sampai siang, ara sama yasmin dan glencia terus. Dan hal itu mustahil banget ara lakuin"
"Iya, udah jangan dipikirkan, maka dan papa percaya kamu kok"
Ara mengangguk dan memeluk mamanya.
Lalu jidan datang.

"Halo tante, om" sapanya.
"Eh jidan"
"Ini jidan?" ucap papanya ara
"Iya om"
"Wah om, pangling sama kamu, tambah ganteng ya"
"Gak usah sok manis deh, didepan mama papa gue, mending lo pergi"
"Ara, kok gitu sih ngomongnya, yang sopan dong" ucap mamanya.
"Gak, dia yang buat aku masuk masalah ini, gue gak mau temenan lagi sama lo" ucapnya meninggalkan ortunya dan jidan.

"Maafin ara ya dan, mungkin dia lagi shock karena kejadian itu"
"Iya tan"


Buat readers tercinta
Jangan lupa vote, komen, share ketemen temen kalian untuk baca cerita ini.
Follow ya.
Follback dan voteback? DM aja

Cinta Satu SisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang