Perpisahan

9 2 2
                                    

Hari ini kelulusan anak kelas XII.

Semua siswa berkumpul di gedung yang telah di tentukan.

Acara demi acara sudah terlaksana.
Kini para siswa lulus berswafoto dengan keluarga.

Ara, bu bunga, pak roy dan kak rendy berjejer dan berfoto bersama.
Kemudian giliran Ara, Glencia dan Yasmin.

"Ra, kamu yakin akan ke jakarta?" Tanya yasmin.

Ara ngangguk.

"Aku pikir kita akan bareng bareng di Unair atau Unbraw" ucap glencia.

"Mau gimana lagi, aku juga harus nurut kata papa dan mama"

"Kita bakalan dukung lo ra, tapi janji saat kita libur, kita ketemu oke?" Ucap yasmin

"Oke" ucap ara dan glencia

Mereka bertiga pelukan.

Ara pov.....
Saat gue dan temen temen enak enakkan pelukan,
Lalu datanglah jidan.

"Ara"

Sontak gue noleh dong ke Jidan.

Gue sama jidan bicara empat mata, berdua doang. Si glencia lagi foto foto sama reyhan, yasmin lagi foto foto sama keluarganya.

"Ada apa dan?"

"Ra, sebelumnya gue minta maaf atas apa kesalahan gue, tapi gue mohon jangan pergi dari sini, dulu kamu bilang kita akan bareng bareng hingga kuliah"

"Maaf dan gue gak bisa nolak perintah orangtua gue, dan gue suka kok dengan tempat kuliah gue nantinya"

"Emang lo mau kuliah dimana?"

"Lo gak harus tau, yang penting gue gak akan ganggu lo dan sarah"

"Tapi ra"

"Selamat ya, akhirnya kita bisa lulus bersama" ucap gue yang motong pembicaraan jidan.

Kita foto bareng sebagai tanda sahabatan kita.

Saat gue hendak pergi, jidan meluk gue dari belakang.

Harusnya sih gue seneng ya, tapi yang gue rasakan saat itu kecewa, sedih, campur aduklah.
Gue sampe hampir nangis, karna jarang banget liat jidan nangis di pelukan gue.

Gue melepas pelukan itu dan kembali menatap jidan.

"Dan, lo masih sahabat gue kok, masalah omonganku kemarin lusa, gue minta maaf, karna aku lagi emosi"

"Tapi gue pengen lo nganggep gue sebagai laki laki di hati lo, lo jadi perempuan di hati gue"

"Dan, hubungan kita hanya sebatas sahabat, dengan begitu kita gak ada yang namanya putus, dan kau janji akan selalu ada di saat sahabatku ini butuh kan?"

Jidan hanya ngangguk dengan menundukkan kepalanya.

Gue gak sanggup liat jidan kek gini. Tapi gue seneng, akhirnya gue mampu melawan obsesiku terhadapnya. Yang dulunya aku benar benar mencintainya, kini aku harus berakhir dengannya dengan hubungan sahabat.

Gue meluk jidan dan dia balas pelukan gue.

"Seberapa jauh jarak kita nantinya, lo akan tetap jadi sahabat gue, lo akan selalu ada di hati gue"

Gue melepas pelukan itu. Dia memberikan sebuah kotak cantik berisi kalung. Dia memberikan liontin berhuruf J ke gue,sementara punya dia berhuruf A

"Ini gue anggep kalung persahabatan kita" ucap jidan

"Kenapa punya gue J? Kan inisial nama gue A"

"Yang lo pake J, berarti Jidan. Yang gue pake A, berarti Ara. Jadi kita saling mengingat saja"

Gue tersenyum.

"Makasih dan"

"Oh ya, gue juga punya hadiah untuk lo, semoga suka ya"

Gue ngasih jam tangan cowok ke jidan.

Gue ngasih jam tangan cowok ke jidan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Makasih ra"

Gue ngangguk.

Trus gue foto sama ciwi ciwi kelas gue kecuali firly.

Trus gue foto sama ciwi ciwi kelas gue kecuali firly

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Eksis bat mank wkwk.

Gue bincang bincang sama keluarga gue dan keluarga Yasmin dan Glencia.

Cinta Satu SisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang