#5. Rindu yang Tertahan

1K 138 1
                                    

Perihal rindu memang seringkali menuntut temu. Seperti aku yang merindukanmu tanpa jeda di setiap detik. Berkali-kali ku tahan kerinduan ini. Apalah dayaku yang hanya penikmat rindu?

{Chanyeol Dirgantara}

###

Pria bertubuh kekar yang menggunakan jas hitam berdasi merah maroon itu berjalan dengan angkuhnya melewati karyawan yang berjajar menyambut kedatangannya. Sesekali pria itu tersenyum membalas senyuman karyawannya. Sepertinya, Chanyeol mulai gila hari ini. Pasalnya, kemarin setelah mengantar Baekhyun, dia langsung meminta nomor Luhan kepada Sehun. Tentu Sehun tidak semudah itu memberikan nomor juniornya. Sebagai syaratnya, ia meminta Chanyeol untuk berjanji tidak akan mengganggu Luhan. Dan Chanyeol pun menyetujui syarat itu.

Pria muslim berdarah Indo-Korea itu belum mengetahui jika sahabatnya telah semakin dekat dengan orang yang disukainya. Pasalnya, Chanyeol belum menceritakan kejadian tempo hari saat ia mengantar Baekhyun. Jika diceritakan, kira-kira akan seperti apa ya reaksi Sehun?

Saat ini Chanyeol sudah memasuki ruangannya. Sebelum masuk ke ruangan direktur, ia bertemu Sehun yang sudah berada di ruangannya. Sehun tampak terlihat bingung dengan ekspresi CEO nya yang sedikit gila hari ini.

"Woy, Yeol! Lo kenapa sih dari tadi senyum-senyum mulu? Lo nggak ada kelainan kan?" tanya Sehun menggoda Chanyeol.

"Ah elah, Hun. Hari gini siapa sih yang mau sakit? Tenang aja, Gue masih normal kok!" jawab Chanyeol santai kemudian membuka pintu ruangan direktur. Sehun segera menahan pintu itu.

"Lo lagi jatuh cinta ya?" tanya Sehun tiba-tiba. "Sama Luhan?" lanjut Sehun sambil menatap pupil mata Chanyeol mengecek kejujuran sahabatnya itu.

"Iya, Hun! Gue jatuh cinta!" jawab Chanyeol kegirangan seperti anak kecil yang mendapat es krim kesukaannya.

"Eh Astaghfirullahal'adzim, biasa aja kali ekspresinya. Lagian Gue juga nggak berniat ngerebut Luhan dari Lo," Sehun mengelus dada.

"Bukan Luhan yang Gue suka."

"Terus siapa? Jangan bilang Lo suka sama..."

"Mbak Baekhyun" / "Baekhyun" ucap mereka bersamaan.

"What!? Lo suka sama Baekhyun?"

Chanyeol cengengesan sambil menganggukkan kepala lalu menunduk seperti anak kecil yang dimarahin ibunya.

"Kok bisa sih, Yeol? Kenapa kita harus menyukai orang yang sama? Terus Gue harus gimana coba?" batin Sehun. Matanya menatap sendu sahabatnya yang sedang tersenyum lebar.

"Lo kenapa, Hun?"

"Nggak papa, tadi Gue agak pusing aja."

"Yaudah Lo pulang aja gih! Mumpung Gue baik nih, Lo boleh pulang pagi."

"Pulang pagi pala Lo peang!? Nih jadwal Lo hari ini baru aja dimulai. Emang Lo mau ketemuan sama kolega-kolega Lo itu tanpa Gue? Lo bisa hendel semua itu?" Sehun kembali uring-uringan. Sedangkan Chanyeol malah cengengesan sambil menggaruk tengkuk kepalanya yang tidak gatal.

Hari yang berat pun kini menyelimuti hari-hari indah Chanyeol. Meskipun musim semi di hatinya belum mau gugur, tapi tetap saja Chanyeol merasa lelah dengan pekerjaannya. Sudah seminggu lamanya ia tidak bertemu pujaan hatinya. Ia rindu. Sangat rindu. Akan tetapi, kedisiplinan asistennya membuatnya tak berkutik untuk kabur dari pekerjaannya. Sungguh hari yang berat. Chanyeol tidak tahu saja jika Sehun sengaja membuatnya tidak bisa berkutik di kantor karena ia tidak ingin Chanyeol kembali menemui Baekhyun. Kalo ia tidak bisa menemui orang yg disukainya, Chanyeol pun juga tidak boleh menemui pujaan hatinya, begitu pikirnya. Cemburu. Mungkin itu satu kata yang cocok untuk menggambarkan perasaan Sehun saat ini.

The Perfect Muslimah (Chanbaek GS versi Islam)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang