5 | About Him

162 56 19
                                    

Hari ini adalah hari Sabtu dan syukur aku tidak memiliki kelas pada saat akhir minggu. Aku bangun lebih awal pagi ini, tidurku tidak terlalu nyenyak tadi malam. Aku terbanyang-banyang dengan Mark dan segalanya yang ada sangkut paut dengannya. Aku menggelengkan kepalaku dan melonjak dari tempat tidur, aku tidak mau merusak pagiku yang cerah ini dengan perasaan yang masih belum aku bisa aku pahami sama sekali.

Aku melonjak dari tempat tidurku menuju ke dapur untuk membuat sarapan dan segelas susu. Wahh sejujurnya aku bukan gadis yang pintar masak, hahaha. Sangat terlihat seperti pencitraan ketika aku berada di dapur.

Aku mengambil bahan spageti instan yang ada di kulkas, roti, dan selai. Ini akan menjadi sarapan yang cukup tidak menyehatkan. Aku selalu saja berjanji untuk makan dan hidup sehat tetapi itu semua hanya janji-janji palsu yang terucap dari mulutku untuk diri sendiri.

Beberapa bulan yang lalu aku berkata kepada diriku bahwa jika kuliah nanti aku akan melakukan yoga di waktu luang, pagi dan sore pada hari libur tetapi itu hanya tertanam pada niatku saja, tidak bisa mencapai lebih untuk menjadi kenyataan.

Tetapi lebih baik mendapat janji palsu dari diri sendiri daripada mendapatkannya dari orang lain. Itu akan sangat menyakitkan.

Sambil menunggu spageti yang sedang di rebus, aku membuat roti berisi selai strawberry untuk mengganjal perutku agar tidak kaget saat memakan spageti di pagi hari. Aku meminum segelas susu terlebih dahulu sebelum menikmati roti selaiku.

Setelah menghabiskan roti selai beberapa menit kemudian spageti yang aku masak dengan bumbu spageti instan secukupnya sudah siap untuk dimakan. Ini benar-benar tidak sehat, makan mi dipagi hari dan segalanya serba instan. Meskipun begitu, aku tidak peduli karena ini terlalu enak untuk diabaikan di pagi hari. Selamat tinggal janji-janji sehatku.

Selesai sarapan aku segera membersihkan peralatan yang tadi aku gunakan. Setelah itu, aku mengambil ponselku di kamar dan duduk di ruang tamu menikmati cemilan.

Aku membalas pesan yang masuk dan pada saat melihat pesan dari Mark aku teringat bahwa dia benar-benar akan datang untuk mengunjungiku. Seketika semua seperti, entahlah, bahkan aku saja tidak mengerti.

Di satu sisi, aku senang bahwa dia datang mengunjungiku tetapi di sisi lain ada sebuah rasa yang menjanggal di hatiku.

Dua tahun sudah aku mengenal Mark, sukaduka aku lalui dengannya. Meskipun terlalu banyak rasa sakit yang dia berikan kepadaku dengan sikapnya yang cepat berubah dan tidak mudah di tebak, bahkan dia menghapus kontakku hingga aku tidak bisa mengirimkannya pesan namun dia selalu saja kembali dan bodohnya aku selalu saja memaafkannya.

Aku membalas pesan Mark, dia berkata sedang sibuk mem-packing barang yang akan dibawa, terutama baju. Entah berapa lama dia akan berada disini, aku bahkan tidak sempat untuk menanyakannya kemarin. Jadi aku memutuskan untuk menanyakannya tetapi belum sempat aku mengetik pesanku, tiba-tiba sebuah panggilan masuk dan itu bukanlah Mark melainkan Devan.

Aku mengerutkan kedua alisku penuh tanda tanya karena tiada angin tiada hujan dia menelponku. Aku mengangkan panggilannya.

"Halloo," ucap Devan dari seberang sana.

"Euy, kenapa Van? Tumben tiba-tiba nelpon," jawabku.

"Yukk nongki," ajak Devan. Nongki adalah sebutan imut kami berdua untuk nongkrong.

"Yaelah, masih pagi udah ngajakin nongki aja," sahutku sambil terkikik "Emangnya kamu dirumah nggak ada kerjaan apa?" sambungku.

"Ehh bukan gitu, siapa juga yang mau nongki pagi-pagi buta gini?" balasnya yang membuatku bingung.

BULE HUNTER✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang