13 | Day Six

95 37 13
                                    

"Everything is nothing until you have someone to show it to and to share it with."

☆☆☆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☆☆☆

Aku sedang membaca buku yang sudah aku beli beberapa hari lalu dengan Mark. Namun seketika aku mendengar seseorang mengetuk pintu rumahku dan dengan segera aku melihat siapa yang datang. Itu Mark.

Aku mengerutkan keningku dan dia hanya menyandang tampang sok kerennya.

"Kamu belum siap-siap?" tanyanya sambil melirikku dari bawah sampai atas. Ya, dia menanyaiku tentang bersiap-siap untuk pergi.

Setelah beradu argumen antara otak dan hatiku kemarin, yang mana pikiranku berkata untuk tidak pergi dengannya sedangkan perasaanku berkata sebaliknya. Akhirnya hatiku memenangkan argumen dan aku menerima tawaran untuk pergi menonton dengan Mark.

Aku melirik jam di dinding yang baru menunjukan pukul sepuluh pagi sedangkan kita nonton jam empat sore. Masih 5 jam lagi menuju jam empat dan Mark sudah datang ke rumahku bahkan menanyaiku tentang bersiap-siap.

"Loh, bukannya kita janjian jam empat?" balasku sambil menolehnya.

"Hmm, iyaa sih," jawabnya bergumam.

"Lah terus kamu ngapain kesini pagi-pagi?" tanyaku sambil mengerutkan kening.

Dia berjalan dan mendekatkan wajahnya di telingaku, "I miss you," bisiknya dan seketika jantungku mulai berdebar.

Aku memalingkan wajahku agar tidak bertatap mata dengannya dan berjalan menuju dapur. Wah entah mengapa juga aku pergi ke dapur, mungkin secara otomatis aku mengikuti kebiasaan Mark yang setiap datang kesini hal pertama yang dia lakukan adalah pergi ke dapur.

Aku mengambil segelas air dan meminumnya berusaha agar diriku tidak terlihat salah tingkah atas apa yang dia ucapkan tadi. Mark menghampiriku ke dapur.

"Kamu siap-siap sana," ucapnya.

"Aduh, masih ada 5 jam lagi dan aku males kalo lama-lama di luar," jawabku.

"Terus sekarang mau ngapain?" tanyanya.

"Aku masih mau lanjut baca buku, kalo kamu sih terserah," jawabku sambil mengangkat bahu menandakan seolah-olah tidak peduli dengan apa yang akan dilakukannya.

Aku berjalan ke kamar dan duduk di kasur untuk melanjutkan membaca buku. Mark mengikutiku ke kamar namun aku tidak mempedulikannya dan tetap fokus terhadap buku yang sedang aku baca.

Dia menarik buku yang sedang aku baca dari genggamanku dengan tiba-tiba dan aku membelalakan mataku geram dengan ulahnya.

"Give it back, Mark," kataku sambil berusaha mengambil bukuku di tangannya. Namun dia malah mengangkat tinggi tangannya dan tersenyum menyeringai tanpa kata.

BULE HUNTER✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang