20 | Day Thirteen

110 32 10
                                    

"I choose you as my priority but you choose me as your backup plan."

☆☆☆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☆☆☆

Hari ini adalah hari Sabtu dan Devan mengajakku untuk studi lapangan bersama kelompok hari ini. Wahh, baru saja aku akan bersantai ria di rumah namun tugas memang menjadi pengrusak rencanaku hari ini.

Setelah beberapa menit akhirnya Devan datang untuk menjemputku. Kami memutuskan untuk pergi dengan sepeda motor karena Devan berkata bahwa tempat yang akan kami kunjungi untuk observasi tidak mendukung untuk akses mobil. Daripada kami berjalan jauh menuju tempat observasi alangkah baiknya kami membawa sepeda motor saja.

Kami menunggu dua orang teman yang tergabung dalam kelompok dan beberapa menit kemudian mereka datang lantas kami berempat segera berangkat menuju tempat yang akan dituju.

Selama perjalanan dan selama kegiatan berlangsung aku masih memikirkan tentang jawaban yang telah aku pilih untuk perasaanku.

Aku mengingat bahwa sudah hampir empat hari hingga hari ini aku tidak bertemu dengan Mark dan bahkan dia tidak mengirimkanku pesan sama sekali setelah kejadian hari itu.

Inilah sikap Mark yang selalu ada pada dirinya dan inilah aku yang selalu menunggunya untuk kembali mengabariku.

•••

Setelah selesai melakukan observasi kami segera pulang dan Devan mengantarku. Aku melihat seseorang yang sedang bersandar di depan mobilku saat aku tiba di depan rumah. Itu Mark.

Aku terkejut saat dia tiba-tiba datang seperti ini, disaat aku sedang bersama Devan. Aku turun dari sepeda motor dan melepaskan helm yang aku gunakan kemudian mengembalikannya kepada Devan.

Mark maju selangkah dari tempatnya berdiri tadi. Aku menghampirinya dan aku tahu apa yang akan terjadi setelah ini.

"What the hell are you doing with him, Nina?" ucapnya tanpa basa-basi.

"Mark, I can explain this," sahutku berusaha untuk menjelaskannya.

"Explain about what? That you are with him now?" katanya. Dia benar-benar salah telah mengatakan hal seperti itu. Bagaimana bisa aku menjalin hubungan dengan Devan jika aku lebih memilih dirinya dalam keadaan apapun.

"No, ini nggak seperti yang kamu pikirkan, Mark," jawabku berusaha untuk menjelaskan kepada Mark.

"Lalu apa? I choose you as my priority but you choose me as you back up plan. Itu yang kamu maksud?" ucapnya yang nadanya mulai meninggi.

"No, Mark. Aaa..k..u, aa..k," jawabku terbata-bata karena bingung bagaimana harus menjelaskannya kepada Mark.

"Give me your key car," pintanya dan tanpa basa-basi aku langsung mengambil kunci mobilku di tas kemudian memberikannya.

BULE HUNTER✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang