18 | Day Eleven

87 31 6
                                    

"Sometimes I hear a song and it just reminds me of how deeply I love you."

☆☆☆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☆☆☆

Sesuai janjiku dengan Devan kemarin, kini aku menunggunya untuk menjemputku. Tidak lama kemudian Devan datang dan kami langsung berangkat ke kampus.

Suasana di kampus seperti biasanya, sebagaimana kehidupan para mahasiswa di kampus pada umumnya. Ada yang hanya sekedar kupu-kupu (kuliah pulang-kuliah pulang), ada yang suka kura-kura (kuliah rapat-kuliah rapat), dan ada juga yang kunang-kunang (kuliah nangkring-kuliah nangkring).

Aku dapat menkategorikan diriku saat ini sebagai mahasiswa kupu-kupu yang sangat anggun dan elegan, hahaha. Namun tidak tahu akankah aku menyandang status sebagai mahasiswa kura-kura dan kunang-kunang nantinya.

Sesaat setelah kelas berakhir, Devan mengajakku nongki di tempat biasa. Sudah lama kami tidak kemari dan terakhir kalinya aku nongki bersama Devan disini bukanlah hal yang sangat menyenangkan untuk diingat.

Saat ini aku hanya perlu waktu untuk menenangkan pikiranku karena terlalu banyak hal yang terjadi selama Mark berada disini. Aku hanya ingin waktu untuk berada jauh darinya.

Kurang lebih sudah 15 menit kami berada di cafe tempat kami nongki biasanya. Aku menanyakan Devan tentang tugas yang diberikan minggu lalu pada saat aku tidak masuk.

Dia memberitahuku mengenai tugasnya dan ternyata itu tugas berkelompok untuk studi lapangan. Tentu saja Devan memasukanku sebagai anggota kelompoknya yang terdiri dari empat orang.

Di saat-saat seperti ini aku bersyukur memiliki teman seperti Devan yang selalu mengerti akan keadaanku. Meskipun aku baru mengenalnya semenjak menjadi mahasiswa, namun dia cukup bisa diandalkan.

Aku memakan nasi goreng yang aku pesan tadi dengan lahap begitu juga Devan. Kami memesan 2 nasi goreng dan 2 orange juice. Karena ini akhir bulan jadi kami sedang mengalami krisis perekonomian mahasiswa.

•••

Sebuah lagu sedang mengalun keras di pengeras suara. Aku sedang bersantai di ruang tamu sambil membaca buku namun lagu yang sedang aku putar di pengeras suara mempunyai energinya sendiri.

Mungkin kalian pernah mendengar bahwa ketika kalian merasa senang kemudian mendengarkan lagu maka yang kalian dengar hanyalah alunan musiknya namun ketika kalian merasa sedih maka yang kalian dengarkan adalah lirik yang ada di dalam lagu tersebut.

Lagu yang aku putar bukanlah lagu yang untuk pertama kali aku dengan namun ini adalah lagu yang biasanya aku hidupkan ketika merasa bosan.

Namun di situasi seperti ini aku menyadari betapa dalam makna lirik yang ada di dalam lagu ini. Lagu yang aku dengarkan hampir setiap hari namun makna dari liriknya baru aku rasakan sekarang.

Is there a secret?

Is there a code?

Can we make it better?

'Cause I'm losing hope

Kini aku sedang menghayati dan memaknai setiap lirik lagu yang berputar. Setiap lirik lagunya mengingatkan diriku akan Mark, semua tentangnya. Tidak satupun yang terlupakan. Dia terlalu berharga untukku.

Apakah ada sebuah rahasia yang disembunyikannya? Jikapun ada, apakah aku perlu sebuah kode untuk memecahkannya? Jika aku mendapatnya kodenya apakah semuanya akan baik-baik saja? Apakah aku dan Mark akan baik-baik saja nantinya? Karena kini diriku sangatlah kehilangan harapan, kehilangan sebuah arah.

Tell me how to be in this world

Tell me how to breathe in and feel no hurt

Tell me how could I believe in something

I believe in us

Sebuah pertanyaan yang belum mendapatkan jawaban tiba-tiba muncul di benakku. Sebuah pertanyaan yang aku tujukan kepada diriku sendiri. Mencari makna dan arti perasaan apakah yang aku miliki untuk Mark.

Devan berkata bahwa aku tidak akan merasa sakit hati atas apa yang Mark lakukan jika aku tidak mencintainya.

Semesta benar-benar memberiku cara yang keji dan culas dalam membimbingku untuk mencari sebuah jawaban. Namun satu, jauh di dalam lubuk hatiku, aku mempercayai hubunganku dengan Mark, apapun itu. Because I believe in us. Both of us. No matter what.

Aku memejamkan mataku, memutar kembali kejadian-kejadian di masa lalu dalam pikiranku. Kejadian yang sekarang ini sudah menjadi kenangan dan meninggalkan jejaknya dalam sebuah kenangan.

Pikiranku mengarah kepada semua hal yang telah aku lewati bersama. Setiap waktu yang aku habiskan bersama dengan Mark. Mengingat betapa aku sangat takut untuk kehilangannya. Mengingat semua sikap Mark dia kepadaku, meskipun begitu aku tetap ingin berada di dekatnya.

Aku selalu memaafkannya atas apa yang telah dilakukannya. Aku selalu khawatir dengan profesinya sebagai tentara yang memiliki tanggung jawab besar. Aku sekalu khawatir jika dia pergi untuk melakukan tugas luar negerinya.

Setiap kata dan sikapnya, aku selalu memikirkannya. Bagaikan tiada hari tanpa memikirkannya di kepalaku. Namun, seakan keraguan di dalam diriku masih ada untuk menghadang sebuah jawaban yang seharusnya aku temukan dari dulu.

Apa yang harus aku lakukan?

Bersambung...

☆☆☆☆☆

Haii haii haiii..
Bule Hunter new part akhirnyaa updatee lagi setelaah sekiaan lamaa.

I just wanna say thankyou guys for 1K reads huhuhu.

Jan lupa di vote and comment comment yaaa :) Thankyou :)

15 Juni 2020
Big Hug, Tintin.

BULE HUNTER✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang