Duapuluh satu

47 4 0
                                    

Warning!
Aku saranin sih buat kalian yg berpuasa bacanya pas uda buka puasa oke.
Karena part ini membuat kalian berimajinasi tinggi.
Dosa di tanggung sendiri wkwk.
Peace.😗

____

Hari hari berlalu tanpa terasa, hari ini juga hari keberangkatan Vano ke Paris. Oliv sempat bt, tetapi mama Vano datang dan memberikan nasehat kepada Oliv, untungnya gadis itu bisa mengerti dan mengijinkan Vano.

"Uda semuanya kan? gaada yg ketinggalan?." tanya Oliv yg sedang mengecek barang barang Vano, namun sementara itu Vano asik sendiri dengan iPad nya.

"Ish kebiasaan kalo uda pegang iPad lupa sama semuanya." gumam Oliv sambil berjalan ke arah Vano.

Oliv merebut secara paksa iPad yg ada di genggaman Vano. "Aku tuh lagi ngomong ya daritadi sama kamu, tapi kamu malah asik sendiri kesel tau." amukan Oliv malah buat Vano jadi gemas sendiri bukanya merasa bersalah untuk meminta maaf Vano malah menarik Oliv ke dalam pangkuannya.

"Uda marah marahnya hm?." kata Vano sambil menenggelamkan wajahnya di celuk leher Oliv.

"Aku bt ya sama kamu." kata Oliv sambil memalingkan wajahnya.

Namun Vano malah membalikan badan Oliv dan mereka menjadi berhadapan, entah setan apa yg merasuki Vano ia menarik tengkuk Oliv menautkan bibirnya dan bibir Oliv.

Vano melumat bibir Oliv perlahan dan Oliv pun membalas nya dan membuat mereka terlarut dalam ciuman itu.

_____

Saat ini Vano, Oliv, Papa, dan Mama sedang berada di bandara menunggu keberangkatan Vano. Tak henti hentinya Vano mengecup Oliv, bahkan sejak berangkat dari rumah Vano tak melepaskan genggaman tangannya dengan Oliv.

Papa dan mamanya sedari tadi hanya memperhatikan tingkah anak laki lakinya itu yg protektif terhadap Oliv dan seperti akan berpisah lama hal itu membuat sang papa menggelengkan kepala.

Tak terasa keberangkatan Vano tinggal sebentar lagi dan hal itu mengharuskan Oliv dan Vano berpisah, Sudah daritadi Oliv memeluk Vano dengan erat bahkan sampai menangis.

"Hiks.. j-jangan p-pergi dong Van." kata Oliv sambil sesenggukan.

"Uda jangan nangis aku janji bakal pulang cepet." kata kata itu terus terulang dari bibir Vano yg berharap Oliv akan tenang, namun bukannya tenang tangis Oliv malah semakin menjadi.

Mama yg melihat itupun tak tega hingga langsung menarik Oliv dan memeluknya dengan erat, sama halnya dengan Oliv mama juga tak tega membiarkan Vano pergi tapi mau bagaimana lagi ia harus membiarkan Vano pergi karena hal itu untuk Vano nanti.

"Uda anak cantik gaboleh nangis, Vano cuman pergi sebentar gk akan lama kok, di sini juga kan masih ada mama, papa, ayah, bunda sama temen temen kamu." mama berusaha memberikan pengertian kepada Oliv.

Oliv melepaskan pelukan mama nya dan berhambur ke pelukan Vano dan memeluknya dengan sangat erat. "Kamu di sana jangan lupa sholat, jangan sampe telat makan, pokoknya sesibuk apapun kamu nanti makan harus di utamain sama kabarin aku terus jangan sampe engga, hiks."

"Iya iya sayang aku gk bakal lupa." Vano membalas pelukan Oliv tak kalah eratnya, Vano terus mengelus punggung Oliv dan mengecup puncak kepalanya berkali kali.

"Oliv sayang uda yuk, Vano harus berangkat." kata papa sambil mengusap kepala Oliv

Oliv dan Vano pun melepaskan pelukannya, Vano mengusap bekas jejak air mata Oliv "Kamu di rumah baik baik, kalo ada apa apa kabarin aku, jangan lupa makan, kalo kamu kesepian telpon aja bunda atau mama, atau ajak aja temen temen kamu nginep di rumah, oke." Oliv hanya mengangguk sambil memeluk Vano kembali tetapi pelukan itu tidak lama.

"Ma, pa Vano berangkat, Vano titip Oliv."

"Iya sayang jangan khawatir Oliv pasti mama jagain."

"Papa percaya kamu bisa membereskan masalah ini, good luck." kata papa sambil menepuk pundak Vano.

Sebelum berangkat Vano kembali menghadap Oliv dan menciumnya terlebih dahulu. "Aku berangkat, i love you." untuk yg terakhir kalinya Vano mengecup puncak kepala Oliv. Setelah itu Vano berjalan dengan menyeret koper nya.

"VANO." Langkah Vano terhenti dan dia kembali membalikan badan menatap heran ke arah istrinya itu, teriakan Oliv tentu saja menjadikan pusat perhatian tetapi Oliv tidak memikirkannya.

"I LOVE YOU MORE" Vano yg mendengar itu pun lantas tersenyum sambil melambaikan tangannya dan kembali melanjutkan langkahnya.

"Jaga diri baik-baik Van." -Oliv
"Aku akan merindukannya." -Vano








Selamat menunaikan ibadah puasa guys.
lupyu❤️
Tbc.

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang