Tigapuluh Satu

32 2 0
                                    






- Selamat membaca -












Kehamilan Oliv saat ini sudah menginjak 9 bulan, dan tinggal menunggu hari Oliv akan melahirkan.

Vano dan Oliv sengaja tidak ingin mengetahui jenis kelamin sang buah hati agar menjadi surprise katanya.

Sore ini Vano mengajak Oliv untuk berjalan jalan keliling komplek, karena menurut buku yang ia baca ibu hamil yang akan melahirkan harus banyak bergerak.

"Kaki aku pegel."

"Yaudah sini duduk dulu." Vano menuntun Oliv ke kursi yang ada di taman.

Selama hamil Oliv menjadi lebih manja dan sensitif, seperti saat Oliv dan Vano  menonton film di rumah disaat ada adegan anak kecil yang membeli permen dan permen itu jatuh anak kecil itu menangis Oliv yang sedang duduk anteng dengan cemilan dipangkuannya ikut menangis kejer.

Kadang Vano juga kewalahan sendiri karena dia belum berpengalaman, wajarlah inikan  first time bagi Vano.

"Gak kerasa bentar lagi dia lahir ke bumi."

"Iya, rasanya baru kemarin kamu selalu ngerengek minta yang aneh aneh."

"Aku gak sabar deh Van ngeliat dia tumbuh besar."

"Kamu mau dia cewe apa cowo?"

"Apa aja si, yang penting dia sehat."

"Sejak hamil kamu jadi dewasa banget ya."

"Iyalah aku kan bakalan jadi Mami."

"Iya deh iya Mami Olivia, sekarang kita pulang yu udah mau magrib."

"Mau gendong." kan manjanya kumat namun apalah daya Vano yang tak ingin membuat sang ibu hamil itu marah, alhasil dia harus menggendong Oliv dari taman sampai rumah.






"Makan malam mau sama apa?" kata Vano keluar dari kamar mandi dengan rambut setengah basah

"Delivery aja aku hari ini mau makan ayam bakar yang di depan."

"Yaudah bentar aku pesenin."

Setelah menunggu sekitar setengah jam akhirnya pesanan mereka pun sampai.

"Ayo makan." ajak Vano namun Oliv hanya menatap makannya enggan menyentuh.

"Kenapa?"

"Aku gamau makan ayam."

"Kan tadi kamu yang mau."

"Sekarang udah gamau."

Vano menghela nafas berat.

"Yaudah sekarang mau makan apa?"

Oliv menimang nimang apa yang akan dia makan.

"Aku mau mie ayam."

"Yaudah bentar."

Saat Vano sedang memesan makanan tiba tiba Oliv merasa perutnya mulas tapi bukan mulas seperti biasanya ini lebih dari mulas saat datang bulan.

"shhh...aww..V-van..."

Vano seketika langsung menghampiri Oliv.

"Kamu kenapa?"

"M-mules Van..."

"Yaudah sekarang kita ke rumah sakit ya."

Tanpa menunggu persetujuan Oliv Vano langsung membopong Oliv berjalan keluar rumah, untung saja tadi Vano sempat mengeluarkan mobil jadi tidak terlalu repot.

Vano memilih rumah sakit terdekat dari rumah nya karena tidak mungkin juga dia membawa Oliv ke rumah sakit Om nya, terlalu jauh.

Karena ini persalinan jadi Vano di ijinkan untuk mendampingi Oliv di dalam.

Vano terus menggenggam tangan Oliv melihat Oliv menahan rasa sakit dan terus mengeluarkan air mata.

"Tahan ya sayang."

"S-sakit Van."

"Kamu pasti kuat, tahan ya."





Diluar ruangan sudah banyak sodara, orang tua Oliv dan Vano dan teman temannya.

Saat persalinan berlangsung Vano sempat keluar dan digantikan oleh Mama nya dan Mertuanya.

Beberapa waktu sudah berlalu.

Oakk...oak...

"Anak gue?"











Nanti dilanjut lagi ya...

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang