CHAPTER 5

60 19 5
                                    

"I want to be a fakboi." Defan hanya bisa menggelengkan kepalanya saat menanggapi sahabatnya yang satu itu.

Plak

"Anjir! Sakit bego!" Kesal William.

"Lo nyanyi lagi gue gampar." Ucap Arkan, yang tadi menjitak sahabatnya yang tengah menyanyi itu.

"Lah emang napa sih? Gue tuh lagi latihan buat bikin TikTok." Ucap William yang masih kesal karena diganggu.

"Anjir. Fiks bukan temen gue." Ucap Arkan meringis. "Ini temen lo pada kan?" Lanjutnya.

"Ogah banget gue punya temen kaya gitu." Jawab Edgar.

"Sama." Balas Alvaro.

"Kalian jahat banget sih, aku gak suka diginiin." Ucap William seraya memegang dadanya seperti orang tersakiti.

Defan menanggapi mereka hanya dengan menggelengkan kepala dan sesekali terkekeh. Sahabatnya memang aneh-aneh, ga ada yang waras.

"Def, lo ga mau apa nolongin gue?" Ujar William.

Defan menaikkan sebelah alisnya. "Apaan emang?"

"Belain gue kek. Daritadi gue dihujat mulu."

"Apa untungnya gue belain lo." Jawab Defan. Sontak hal itu membuat yang lainnya tertawa.

Mereka berlima kini tengah berada di kantin sekolah. Dan hampir seluruh penjuru kantin tengah melihat keberadaan mereka. Barisan cowok yang
terkenal akan ketampanannya, dan jangan ragukan juga akan kekayaannya.

"Jahat ya emang lo pada. Bukannya dukung gue yang mau berkarya, malah dihujat. Not have akhlak emang." Ucap William.

"Berkarya apaan joget-joget sama nyanyi ga jelas gitu." Balas Arkan.

"Gue beda dong. Gue itu lagi latihan buat jadi fakboi." Jelas William tak mau kalah.

"Emang kalo jadi fakboi harus ya maen TikTok?" Tanya Edgar.

"Ya gak gitu juga bambang." Ujar William.

"Nama gue Edgar geblek!" Ucap Edgar tak terima. Alhasil yang lainnya tertawa.

"Udah-udah ribut mulu lo pada. Mending beli makan." Usul Alvin menengahi perdebatan mereka.

"Boleh deh, gue juga udah laper." Ucap Arkan.

"Lo pesenin gih." Titah Edgar

"Siapa? Gue?" Tanya William

"Iya lah siapa lagi."

"Gue mulu yang kena." Ucap William seraya menghela nafas.

"Lumayan dapet pahala." Ujar Arkan menahan tawa.

"Cuman gue emang yang paling baik disini." Ucapnya sambil mengangguk-nganggukan kepalanya. Otomatis yang lain membalas dengan membuat gerakan seperti ingin muntah.

Saat mereka sibuk menyuruh William untuk memesan makanan, hanya Defan yang sejak tadi diam.

Edgar melihat Defan dan mengikuti arah pandangannya yang sedang menatap meja yang berada di ujung kantin.

"Heh! Ni anak daritadi diem diem bae, ngeliatin siapa sih?" Tanya Edgar menyadarkan keterdiaman Defan.

"Ngga." Jawab Defan singkat.

"Alah bohong." Balas Edgar

"Paling lagi liatin si Rere." Sontak ucapan Arkan membuat Defan menolehkan pandangan ke arahnya. "Kok lo tau?"

Arkan menghela nafas sebelum berbicara. "Gimana gue gak tau? Orang lo tiap hari ngejar-ngejar dia."

Defan terkekeh. "Emang keliatan banget ya?"

"Gak perlu dijawab." Ujar Edgar membuat Defan tertawa.

Obrolan mereka terhenti ketika seorang gadis dengan pakaian seragam yang ketat menghampiri mereka. Lebih tepatnya ke arah Defan dan duduk di sebelahnya.

"Hai!" Sapa wanita itu.

"Ngapain disini?" Tanya Defan dengan nada tak suka.

"Emangnya ga boleh ya kalo aku mau ketemu sama pacar aku sendiri." Jawabnya seraya bergelayut manja dan memegang tangan Defan. Refleks Defan yang merasa risih karena disentuh akhirnya menepisnya.

"Kok gitu sih?" Ucap wanita itu kesal.

"Mendingan lo pergi darisini." Usir Defan. "Dan sekarang gue mau kita putus." Lanjutnya.

Sontak kalimat itu membuat mata wanita itu membulat. "Kok jadi gini sih? Kita kan baru 3 hari pacaran." Ucapnya.

"Terserah lo mau bilang apa. Yang jelas kita putus." Jelas Defan.

"Dasar cowok playboy! Brengsek!" Teriak wanita itu tidak terima. Defan hanya tersenyum miring.

Defan mendekatkan tubuhnya ke arah wanita itu seraya menatap sinis. "Lo udah tau kan konsekuensinya dari awal kalo sama gue." Ucap Defan sinis.

"Dan asal lo tau. Gue gak suka sembarangan disentuh apalagi sama cewek kaya lo." Lanjutnya penuh penekanan.

Setelah mengatakan itu Defan meninggalkan kantin diikuti teman-temannya. Mereka berempat hanya diam, karena sudah hafal akan sifat Defan

"Ngapain lo semua liatin gue!" Ucapnya dengan muka yang sudah merah padam karena amarah.

Dengan menahan malu, Teresa pergi dari kantin karena sejak tadi sudah menjadi bahan tontonan. Ada yang menatapnya kasihan, bahkan banyak juga yang menertawakannya.

Mungkin yang orang lain tahu Defan sibuk mendekati wanita dan menjadikannya pacar. Tapi sebenarnya, Defan hanya menerima saja wanita yang mengemis akan cintanya. Dan jika sudah bosan Defan dengan gampang meninggalkannya. Emang dasarnya playboy.

Teresa pergi dari kantin melewati meja yang diduduki Rere. Ia menatap tajam ke arah Rere kemudian meneruskan langkahnya kembali.

"Ngapain coba dia liatin gue kaya gitu?" Tanya Rere kepada sahabatnya. Mereka hanya mengedikkan bahunya.

"Mungkin aja dia udah tau kalo Kak Defan suka ngejar-ngejar lo." Ucap Andara.

"Terus apa hubungannya sama gue?" Tanya Rere tidak mengerti.

"Ya mungkin Kak Tere gak suka Kak Defan deket-deket sama lo." Jelasnya.

"Yang deket-deket kan dia bukan gue. Lagian males juga gue kalo deket-deket sama Kak Defan." Ucap Rere kesal. Andara hanya membalas dengan kekehan.

"Lagian ya, salah dia sendiri sih mau aja pacaran sama Kak Defan yang udah jelas-jelas playboy. Pas ditinggalin malah kesel sendiri dianya." Ucap Fanya setengah berbisik.

Rere dan Andara membulatkan matanya ketika melihat seseorang yang sedang dibicarakan Fanya, sekarang tepat berada di belakangnya.

"Mata kalian kenapa sih melotot gitu? Ngeliat apaan sih?" Tanya Fanya heran. Andara hanya menjawab dengan gerakan dagu menunjuk ke arah belakangnya. Alhasil Fanya pun menengok ke belakang.

"Eh- Kak Defan?" Ucap Fanya meringis, Mampus gue.

"Emang kenapa kalo gue playboy?" Tanya Defan.

"Eh? Gapapa kok Kak hehe." Ucapnya gelagapan. "Dara mending kita pergi yuk! Udah mau jam pelajaran juga." Ajak Fanya, meninggalkan Rere dengan Defan.

"Eh lo berdua mau kemana?!" Rere tidak terima dirinya ditinggal, apalagi bersama Defan. Rere bergidik.

"Lo ikut gue." Ucap Defan yang langsung menarik pergelangan tangan Rere.

~TBC

Hai gaes! Apa kabar?

Semoga ga bosen ya sama ceritanya. Maapin kalo ceritanya gaje :v

Don't forget to VoMent :)
Thank you

And

See you♡

amelia_srz

DefandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang