2. Hari Pertama Bersekolah

296 12 0
                                    

Meski memiliki sifat yang berbeda-beda, kelima putra keluarga Nareshwara memiliki kekompakan dalam satu hal, yaitu menjaga Nana apapun yang terjadi. Ketika mereka sudah mulai terkenal di kalangan sekolah maupun luar sekolah, mereka sepakat untuk merahasiakan identitas Nana sebagai adik bungsu mereka. Tentu saja hal tersebut bertujuan untuk menjaga gadis itu. Mereka berpikir bahwa dunia maya yang merupakan tempat dimana jutaan hingga milyaran orang berkumpul bukanlah sesuatu yang baik bagi adik bungsu mereka, dan meski enggan mengakui, mereka menyadari bahwa Nana memiliki wajah yang rupawan yang dapat dengan mudah menarik mangsa dimana saja. Itu merupakan salah satu alasan.

Begitu mobil hitam yang tak lagi asing memasuki pekarangan sekolah, perhatian seluruh siswi yang kebetulan berada di dekat sana pun teralihkan. Bagaimana tidak, mereka mengenali itu adalah mobil yang biasa dipakai oleh tiga idola mereka. Apalagi dengan adanya desas desus yang menyebar, bahwa adik dari mereka bertiga tadi akan masuk sekolah tahun ini.

Pekikan samar yang mulanya terdengar kala Damian, Darren, Arga dan Ken turun dari mobil seketika terhenti kala sosok mungil Nana turun dan bersembunyi di balik punggung Arga.

'Eh, itu adiknya Arga ganteng banget dah. Tapi siapa cewek itu?'

'Itu cewek siapa sih? Enak banget bisa bareng mereka. Tapi cantik sih'

'Halo neng.. Kenalan dong'

Oke, untuk bisikan yang terakhir itu sontak saja mendapat delikan tajam dari keempat kakak Nana. Membuat pelaku pembuat suara meringis kecil dan perlahan menjauh.

Bagi keempat remaja itu, mendapat sambutan heboh bukanlah hal yang tabu. Lain halnya dengan Nana. Ia yang tak terbiasa hanya diam menunduk dengan tangan kanan di genggaman Arga, berusaha mencari perlindungan

"Santai aja dek. Mereka cuma nggak tau kalo lo itu adek kita" ucap Damian menenangkan

Ken yang pada dasarnya memiliki sifat jutek pada orang lain, menatap tajam siapapun orang yang berani menatap kembarannya. Entah itu perempuan atau laki-laki. Ketika ia sudah dalam mode posesif, ia tak akan peduli siapa yang ia lawan. Seperti saat ini, padahal status nya disini sebagai murid baru, namun ia berani menatap sinis para kakak kelas

Hari ini, adalah hari pertama ajaran baru. Semua siswa baru di haruskan untuk berkumpul di aula untuk melaksanakan kegiatan mos. Karena itu, Arga dan Damian berinisiatif untuk mengantar kedua adiknya hingga aula. Sedangkan Darren harus segera ke ruang osis karena ada briefing.

Ngomong-ngomong, para siswa yang mengikuti mos hari ini masih menggunakan seragam asal sekolah mereka. Namun, karena Nana sebelumnya mengikuti homeschooling, ia sudah memakai seragam osis SMA yang telah disiapkan oleh mamanya tadi malam.

"Nggak usah takut. Ada Ken yang bakal jagain nanti. Oke?" ucap Arga pada Nana yang masih saja menunduk. Kini mereka sudah berada di depan pintu aula. Dengan ratusan pasang mata yang menatap mereka.

Nana mengangguk. "Tapi kata kak Ren cewek sama cowok duduk nya dipisah" rengeknya

"Nggak papa. Lo harus berusaha berbaur. Namanya juga sekolah" sahut Dimi dengan tangan kanan terulur untuk mengacak rambut adiknya itu.

"Udah.. Ayo Na, kita masuk" Ken langsung menarik tangan Nana begitu saja tanpa mengucapkan apapun pada kedua kakaknya. Hal itu disebabkan karena banyaknya mata yang menatap interaksi mereka. Apalagi ia sempat melihat banyak cewek yang menatap kembarannya dengan sinis kala Damian mengacak rambut gadis itu.

"Untung adek gue" dengus Damian kesal.

Begitu masuk, Ken mengucapkan beberapa kata pada Nana sebelum akhirnya membaur dengan barisan khusus laki-laki. Sedangkan Nana juga menuju arah berlawanan di mana banyak para gadis yang berkumpul.

Simple Shimphony : Me and My Bro'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang