Sebagai seorang wakil ketua OSIS dengan sejuta penggemar- oke itu berlebihan- mari kita katakan saja bahwa dia memang punya banyak penggemar, Darren merupakan salah satu dari jajaran pemuda yang digelari sebagai pacar idaman. Mengapa? Sepertinya gue nggak perlu menjelaskan yang satu itu.
Meski wajahnya nampak polos, Darren merupakan orang yang paling sering bergonta-ganti pacar jika dibandingkan dengan saudaranya yang lain, dan itu sudah merupakan rahasia umum dikalangan penggemarnya. Tapi entah bagaimana, antrian gadis yang ingin menjadi pacarnya tidak juga surut.
Hari ini, hari minggu pagi, mungkin karena orang tua mereka yang masih berada diluar negeri, Darren dengan santainya membawa seorang gadis dan mempersilakan gadis itu duduk di ruang tamu.
Nana yang sedang menonton televisi bersama Ken di ruang keluarga mengerjap bingung, tak tau harus berbuat apa. Karena hanya mereka yang sedang berada di rumah saat itu.
Damian sedang mengikuti bimbingan olimpiade di suatu tempat dengan Arga sebagai mentor nya, serta Ryan yang sedang berada di restoran seperti biasa.
"Dek, tolong temenin dia sebentar ya.. Kakak mau ganti baju dulu"
Nana dan Ken mengangguk kaku. Mereka saling berpandangan sejenak, kemudian dengan kompak menoleh pada gadis yang sedang duduk tenang dengan wajah angkuh di ruang tamu begitu punggung Darren tak lagi terlihat.
"Na" bisik Ken pelan
"Hng?" jawab Nana tak peduli. Gadis itu masih memaku pandangannya pada televisi.
"Entah kenapa, firasat gue bilang kalo tu cewek nggak bener deh"
Setelahnya, Nana justru mencubit pinggang pemuda itu hingga siempunya pun mengaduh kencang. "Jangan ngomong sembarangan Ken"
"Aish, maksud gue itu, sifatnya yang nggak bener"
Sepertinya pekikan Ken cukup kencang, karena ketika mereka kembali melihat gadis itu, gadis itu juga balik menatap mereka. Dengan tatapan yang sulit di terka
"Mau uji coba?" bisik Nana tanpa memutus pandangannya pada gadis itu.
Ken mengangguk. "Mau taruhan?"
Nana tersenyum sinis, kali ini ia dan Ken saling menatap. "Siapa takut"
Berikutnya, sebelum mereka sempat melancarkan aksi, Darren keluar dari kamarnya dengan pakaian yang berbeda. Pemuda itu menatap heran pada kedua adiknya yang sedang berbisik mencurigakan.
Seakan mengerti jalan pikir mereka, Darren memberikan isyarat tatapan yang seolah berkata 'jangan macem-macem'. Seketika, balon pikiran mereka yang dipenuhi segala skenario licik pun pecah berkeping-keping.
"Yah.. Kayanya kita perlu nyusun rencana dulu deh Na" gumam Ken yang langsung diangguki oleh Nana, begitu Darren sudah tidak lagi memperhatikan mereka.
***
Jam sudah menunjukkan pukul sebelas. Yang berarti gadis- yang mungkin saja pacarnya Darren itu sudah tiga jam berada dirumah itu. Selama tiga jam itu pula, Nana dan Ken selalu berusaha mencari celah untuk melaksanakan apapun yang sudah mereka rencanakn."Na.. Na.. Itu kak Darren keluar" ucap Ken begitu Darren beranjak keluar rumah sembari membawa kunci sepeda motornya. Entah mau kemana
"Oke. Misi siap dijalankan"
Mereka berdua pun bangkit, kemudian berjalan ke arah yang berbeda. Nana mendekati gadis itu, dan Ken menuju dapur.
Nana sudah berdiri di hadapan gadis itu yang nampaknya tidak akan menunjukkan reaksi apapun, karena ia sibuk memainkan ponselnya. Nana pun berdehem sebelum berucap,
![](https://img.wattpad.com/cover/222473599-288-k998370.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Simple Shimphony : Me and My Bro's
Genç KurguMemiliki lima saudara memang mengesankan. Selain tak akan merasa kesepian, juga bisa digunakan untuk melatih kesabaran. Apalagi jika kelimanya memiliki karakter yang berbeda-beda, Ryan yang care dan meledak-ledak, Arga yang sarkas dan terlalu datar...