Part 1

641 41 0
                                    

Waktu menunjukkan pukul 10 malam.Ini adalah saat yang tepat untuk memandang hamparan bintang-bintang di langit seperti yang dilakukan oleh seorang gadis sebatang kara bernama Sarada yang sedari tadi hanya menatap keindahan di langit dari teras rumahnya.

"Mama..Papa..Kalian dimana ? Sara kangen sama kalian.."Lirih gadis itu dengan linangan air mata.

Ini sudah saatnya untuk tidur.Dengan segera Sarada bangkit dari tempatnya duduk namun ia melihat sesuatu yang aneh di langit.Bintang jatuh ? Bukan,mirip sebuah komet namun tidak melesat kembali ke langit.Sebuah cahaya yang melesat sangat cepat seolah menghujam ke tanah.

"Tadi itu apa ya ? Efek ngantuk kayanya.."Gumam Sarada sambil berjalan masuk ke rumahnya.

Sarada sudah tidak mempedulikan hal tadi.Ia hanya berpikir bagaimana caranya bangun lebih pagi agar tidak terlambat ke sekolah lagi.Dia benar-benar lelah pada apa yang terjadi akhir-akhir ini.Dan tanpa Sarada sadari,cahaya misterius tadi kembali melesat ke langit tanpa menyisakan sedikit asap pun layaknya pesawat jet dan hilang ditelah kegelapan malam.

🐸🐸🐸

Suasana pagi ala sekolah menengah atas langsung terasa saat memasuki salah satu SMA terbaik di Tokyo dimana Sarada menimba ilmu ditempat itu.Beberapa siswa atau siswi tampak berkelompok membuat koloni mereka sendiri.Dan tampaknya Sarada tidak ada di antara mereka karena Sarada sedang terfokus pada mimpinya saat ia terlelap dengan posisi duduk dan kepala diletakkan di atas meja berbantal dua tumpuk buku yang agak tebal.

"Eeh..Itu cewek molor lagi kerjaannya ?"Tanya Tsubaki,salah satu teman sekelas Sarada.

"Iya..udah datang terlambat,pake tidur lagi disini ! Gak guna banget jadi orang.."Cibir Tsuru.

Sarada sedikit membuka matanya.Itu hal biasa yang ia dengar hampir setiap hari.Tampaknya ia mulai kebal pada segala cibiran dan tertawaan teman-temannya.

"Hmm.."Gumam Sarada sambil menegakkan tubuhnya.

Di sekolah,Sarada mengambil jurusan IPS di kelasnya.Kini gadis itu berada di kelas XII IPS 3 namun nampaknya ia salah jurusan sejak awal karena ia tidak terlalu menyukai pelajaran di kelasnya dan lebih condong menyukai hal-hal berbau Astronomi.Sarada selalu antusias membaca dan mengatahui semua hal tentang bidang itu,karena dulu ayahnya bekerja sebagai ilmuan yang mempelajari segala hal tentang luar angkasa termasuk kehidupan asing di luar sana.

"Emang,alien itu beneran ada ya ?"Gumam Sarada sambil menatap setiap lembar halaman bukunya.

🐗🐗🐗

Sekitar pukul 1 siang,Sarada berjalan pulang dengan tatapan lesu sama seperti cara jalannya yang juga lesu dengan hati dongkol.Bagaimana bisa ia lupa membuat PR matematika hingga untuk kesekian kalinya itu membuatnya di hukum membersihkan kamar mandi ditambah bully-an teman-temannya yang semakin menjadi.

"Kenapa jadi gini sih ? Mama Papa gue orang pintar,kok punya anak oon gini,sih ?!"Gerutu Sarada sambil menendang batu kerikil di pinggir jalan.

Seperti biasa,Sarada berjalan menyusuri jalanan kecil dengan sisi kiri dan kanannya yang banyak ditumbuhi rumpun ilalang.Sarada tidak ingin memikirkan apa-apa saat ini,namun satu hal yang membuatnya merinding membuatnya menghentikan langkahnya.

"A..Apa ? Gu.Gue harap gue cuma salah liat aja."Ucap Sarada dengan tubuh bergidik.

Sarada sangat takut namun rasa penasaran yang tinggi membuat lehernya yang terasa kaku memaksanya untuk menoleh ke belakang,tepatnya di dekat kakinya.

"Ah..Hmmmpzz...!!"Seru Sarada sambil mendekap mulutnya.

Sarada mengedarkan tatapannya ke segala arah saat melihat objek mengerikan itu.Matanya tampak membulat sempurna saat ia menatapnya lagi.Ya,Sarada menemukan sebuah tangan pucat di antara tumbuhan ilalang di sisi kiri jalan.

"Ta..Ta..Tangan mayat ?"Gumam Sarada dengan keringat dingin membasahi seluruh tubuhnya.

Sebenarnya ia benar-benar takut,namun sisi kemanusiaannya memaksanya untuk memeriksa tangan pucat itu sambil menyodok-nyodokkan sebuah kayu ke tangan itu.Ia juga mencoba membuka rerimbunan ilalang dan mendapati bahwa tangan itu masih tersambung dengan pemiliknya.Iya,Sarada mengira awalnya itu tangan hasil mutilasi seseorang.

Sarada beberapa kali menarik napas guna meredakan rasa takutnya.Ia segera mendekati sosok pucat itu yang tak lain adalah seorang pemuda yang cukup tampan dalam balutan pakaian yang serba berwarna silver.Saat Sarada memeriksanya,ternyata pemuda itu masih bernapas,artinya ia bukanlah sesosok mayat. 


Yosh ! Story baru Mitsusara udah dimulai ! Gimana tanggapannya nih,Minna-san ?

Jangan lupa tinggalkan jejak ya..

Arigatou !!! 

PleiadesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang