Part 4

299 33 3
                                    

"Ya ampun..Kenapa jadi gini sih ? Kalau gini kan canggung gue jadinya ! Semoga aja dia gak tau.."Ucap Sarada sambil menekuk lutut dan memeluknya.

Sementara di waktu yang sama,kedua mata keemasan Mitsuki terbuka perlahan bersamaan dengan senyumnya yang terukir indah.

🐀🐀🐀

Tak usah canggung,karena Mitsuki tampak biasa saja saat bertemu dengannya.Sarada yakin bahwa Mitsuki tidak tahu tentang apa yang terjadi beberapa menit yang lalu.Dengan percaya diri,ia bersikap seperti biasa padanya.

Selain langit,Sarada juga menyukai pantai serta deburan ombaknya.Ia tidak bisa menahan diri untuk tidak mengejar ombak yang menjilati pesisir pantai.

"Yeay ! Cuacanya bagus banget !"Seru Sarada lalu berlari ke pantai.

Sementara itu,Mitsuki hanya menatap diam ke arah Sarada yang tampak riang gembira layaknya anak kecil yang sedang mengumpulkan karang-karang yang terdampar.Sejenak suasana sendu membuat Mitsuki merendahkan tatapannya dan tak lagi memperhatikan Sarada.

"Mitsuki ! Ayo kesini !"Seru Sarada sambil melambai-lambaikan tangannya.

Lamunan Mitsuki terbuyarkan lalu ia mendekati Sarada yang sedang duduk di atas pasir pantai yang lembut.

"Mitsuki,tolong ceritai dong gimana bisa loe terdampar disini ?"Ucap Sarada tanpa memperhatikan lawan bicaranya.

Angin laut meniup diri mereka,menyapu setiap helai rambut Sarada dan Mitsuki.Pemuda itu tak langsung menjawab dan malah ikut memainkan pasir di dekat kakinya.

"Gue dihukum sama ayah."

"Kenapa ?"

Mitsuki tampak menyusun batu karang dan kulit kerang disekitarnya.

"Karena gue gak bisa jadi anak yang dia inginkan.Gue sering ngebantah perintahnya dan sebagai hukuman gue harus nemuin artefak penting yang hilang disini."

Mereka terdiam lagi sejenak.Hanya deburan ombak dan desiran angin yang mengisi kekosongan ini.

"Tapi gue gak lihat UFO atau serpihan pesawat waktu gue nemuin loe."

"Aaah..Itu karena ayah buang gue kesini.Gue nolak waktu disuruh kemari terus ayah nyeret gue ke pesawatnya terus dengan tega dia buang anaknya sendiri di rumput-rumput."

"Hahahahahaha !!! Ya ampun,kok lucu banget sih ?!"Tawa Sarada meledak.

"Kok malah lucu sih ? Gue gak ada niatan buat datang kemari,apalagi sampai ketemu loe..Tapi gimana ya ? Terpaksa !"

Sarada menghentikan tawanya dan tersenyum tulus pada Mitsuki.

"Tapi gue seneng kok,loe ada disini.Udah tiga tahun gue tinggal sendirian,ada loe rasanya suasana rumah kaya hidup lagi."

Lagi-lagi Mitsuki menatap dalam pada Sarada.

"Orang tua loe dimana ?"

"Entah ! Gue tinggal sama nenek dan kakek sejak umur tiga bulan.Gue pernah tanya sama mereka tapi mereka malah gak tau.Katanya orang tua gue hilang tanpa jejak atau kabar."

Mitsuki masih menatap dalam pada Sarada.Lagi-lagi Sarada tidak mengerti mengapa tatapan itu seolah tersirat suatu makna yang sulit dipahami.

"Katanya kakek sempat lapor polisi.Harusnya ilmuan terkenal kaya Papa dan Mama gue gampang dicari tapi sayangnya sampai sekarang..Kakek dan Nenek gue meninggal,tetap aja gak ada kabar."

Tanpa terasa,Sarada hanyut dalam kesedihan yang menghampirinya.Air matanya mulai mengalir namun segera ia menyeka linangan air mata itu.

"Maaf ya,Mitsuki..Gue malah nangis di depan loe.."Ucap Sarada sambil sedikit terisak.

PleiadesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang