"Mitsuki..Loe berhak marah karena gue udah berani jatuh cinta sama loe,tapi.."
Mitsuki mendekatinya dan mengecup keningnya sekali lagi.Ia tak menjawab apapun lalu keluar menyisakan tanda tanya.
Udah gue duga.Dia gak suka sama gue.. Batin Sarada.
🐇🐇🐇
Sarada telah berpakaian layaknya pelajar SMA.Pagi ini ia harus sekolah seperti biasa namun ia merasa berat meninggalkan Mitsuki.Dan berdiri mencoba berdiri sejajar dengannya.
Pemuda itu tampak menghadap ke luar jendela sambil sesekali menyentuh dadanya yang agak nyeri
"Mitsuki,gue kayanya gue agak telat deh ! Loe bisa buat gue tiba-tiba ada disekolah kan ?"
"Dasar manja !!"
Tak lama kemudian,latar tempat berubah menjadi lorong menuju ke kelas Sarada.Ruang kamarnya menghilang bersama dengan sosok Mitsuki dan digantikan oleh suasana sekolah yang mulai ramai oleh para warga sekolah.
🦨🦨🦨
Seperti biasa,Sarada pulang melalui gerbang sekolah.Sedari tadi ia tidak bisa memisahkan Mitsuki dari pikirannya.Untungnya saat ini pencapaian hasil belajarnya semakin meningkat dan membuat guru dan teman-temannya terkesima.
"Mitsuki."Gumam Sarada.
Seketika latar pinggir jalan berubah menjadi jalan kecil dengan kedua sisi dipenuhi rumput ilalang yang tinggi.Sarada berlari ke rumahnya namun kali ini ia harus melihat Mitsuki kesakitan.
"Mitsuki ! Loe kenapa ? Loe sakit apa,Mitsuki.."Sarada tak kuasa menahan tangisnya sambil berlutut memeluk tubuh lemah Mitsuki.
"Sarada,maaf..Loe gak seharusnya liat kondisi gue yang kaya gini."
"Ada apa ini ?"
"Sebenarnya gue gak boleh tinggal disini terus.Sebelumnya ayah ngasih gue segel kutukan biar gue tetap nurut sama ayah."
Suara Mitsuki sangat lemah hingga hampir tak terdengar.Hati Sarada terasa sakit dan teriris.Dalam hatinya,ia terus mengutuk orang yang telah memberikan segel kutukan untuk Mitsuki.Dengan mata yang basah dan amarah yang memuncak,Sarada meninggalkan Mitsuki di kamar dan kembali ke luar.
"Siapapun di atas sana,tolong dengerin gue !! Berani-beraninya loe bikin Mitsuki menderita ! Ayah Mitsuki ! Loe gak pantes disebut ayah ! Teganya loe ngutuk anak loe sendiri dan bikin dia kesakitan !!!"
Sarada berteriak sekenanya.Hatinya benar-benar perih sambil berteriak seperti orang kesetanan sambil memandang langit biru di atasnya.Tentu tak ada jawaban dan itu membuat Sarada semakin sakit.
"Pengecut loe pada ! Dasar alien jahat !!!"Teriak Sarada dengan lantang.
Di daerah itu,untung saja tak ada satu pun tetangga yang mendampingi rumahnya,jadi takkan ada yang tau jeritan hatinya selain Mitsuki yang berjalan terhuyung-huyung menghampirinya.
"Sarada,udah cukup !"Ucap Mitsuki sambil menarik mundur tubuh Sarada ke teras.
"Kenapa ?! Biarin gue teriak biar ayah loe dengar ! Sungguh,dia gak pantas di sebut ayah !"
"Sarada !!!"
Bentakan Mitsuki membuat Sarada terhenti.Iris matanya bergetar menatap Mitsuki yang menunduk merasakan sakit.
"Dia ayah gue.Dia berhak memperlakukan gue seperti apapun."Lirih Mitsuki.
"Tapi Mitsuki..Harusnya ayah itu sayang sama anaknya,tapi yang gue lihat sekarang.."
Mitsuki menegakkan tubuhnya dengan susah payah.Dia benar-benar kacau sekarang.Sementara Sarada segera menghampirinya dan menghujam tubuhnya dalam sekali dekapan.Mitsuki menghela napas dalam-dalam lalu merubuhkan tubuhnya bersama Sarada yang masih dalam dekapan.Ia benar-benar lelah saat rasa sakitnya mulai mereda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pleiades
RomanceA new cover is in progress Temporary cover by ibis paint Sudah tiga tahun Sarada tidak pernah merasakan hangatnya dekapan dari orang terkasih.Hidupnya begitu menyedihkan terus dibayangi oleh rasa kesepian yang telah menjadi temannya sejak kecil.Hing...